Dalam seruan gugup dari seluruh siswa yang ada di dalam kelas, Bu rini kemudian dengan sesuai absen mulai memanggil satu persatu nama siswa yang ada di dalam kelas untuk maju ke depan mejanya untuk melihat seberapa jauh hafalan yang telah mereka bisa buat, sontak saja hal ini membuat mereka segera menjadi panik ketika mereka yang memiliki nama di awal menjadi orang yang pertama yang akan dipanggil.
Sedangkan bagi mereka yang memiliki nama belakang yang jarang dan juga berada di absensi terakhir kini seolah-olah telah menerima keuntungan yang besar di mana mereka bisa dikatakan bernafas lega, kamu sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh seluruh siswa di dalam kelas adalah bahwa Bu Rini memanggil mereka yang membuat hafalan bukan dari absensi depan tetapi justru dimulai dari absensi belakang
Sebentar saja hal ini membuat mereka yang memiliki nama di absensi belakang yang semulanya santai kini harus takut karena pada dasarnya mereka yang akan menjadi orang pertama untuk melakukan hafalan, setiap siswa dari belakang dipanggil sekejap konfirmasi yang telah ada di dalam pikiran mereka terwujud
Segera setelah mereka mengetahui hal itu para siswa kemudian merasa santai Karena pada dasarnya mereka kini tahu kapan giliran untuk mereka maju, tak berselang lama kemudian sekitar kurang dari 5 menit siswa pertama yang dipanggil kembali dengan Raut wajah Yang kecewa, hal ini terjadi dikarenakan dirinya hanya mampu untuk menghafal kurang dari separuh materi yang diminta
Dan kemudian ketika siswa berikutnya akan bersiap untuk maju, perubahan kembali terjadi di mana ternyata Bu Rini tidak melanjutkan rutinitasnya akan tetapi memanggil siswa dimulai dari absensi depan, dan hal ini kembali lagi membuat mereka menjadi panik bagi para siswa yang semula bersantai karena pada dasarnya mereka mencoba untuk memahami bahwa Bu Rini memanggil mereka sesuai dengan urutan belakang dan depan.
Dan kembali kurang dari 5 menit kemudian siswa kedua yang maju ke depan meja Bu Rini bisa dikatakan kembali dengan kekecewaan, dan nampak dari wajahnya jelas di dalam suasana hati yang lebih buruk dibandingkan dengan yang pertama hal ini mungkin terjadi karena ketidaksiapan yang dia miliki, saat dirinya merasa lolos dari panggilan maka kemudian Bu Rini segera memanggilnya kembali yang tentu saja ini memecah konsentrasi yang dia miliki.
Perlahan namun pasti satu persatu murid yang ada di dalam kelas maju ke ke depan meja Bu Rini, akan tetapi kali ini seluruh kelas nampak serius menggunakan sisa waktu yang mereka miliki untuk mencoba sebisa mungkin apa yang mereka bisa hafalkan, karena Bu Rini selalu mengajak urutan panggilan dari siswa yang ada tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan hal ini tentunya membuat mereka harus selalu siap ketika dipanggil.
Namun kejadian kontras terjadi di mana satu sosok ini nampak bersantai dan tidak ada raut wajah kecemasan dibandingkan dengan teman-temannya, dan sosok itu masih bisa tertawa di atas mejanya membaca sebuah buku, dan jika dicermati ternyata buku yang dibaca oleh sosok tersebut bukanlah buku pelajaran biologi akan tetapi sebuah buku pelajaran bahasa Indonesia tugas sebuah cerita di dalamnya yang tengah dibaca
" Sial lu jay, sempet- sempet ya baca cerita" keluh Ferdi saat melihat Jay yang asik membaca cerita di buku pelajaran bahasa Indonesia
" Lah kenapa emang? Ada larangan, ga kan!" Jawab Jay masih dengan santai
" Iya ga ada, tapi ga sekarang juga kali" balas lagi Ferdi
" Selow aja sih, gua udah apal" kata Jay percaya diri membalas Ferdi
" Iya lu hafal gua belum" kata Ferdi kesal merasa Jay terlalu tak setia kawan, dimana saat semua orang sedang sibuk menghafal justru dia asik membaca cerita, ini jelas sebuah kemewahan di tengah kesulitan
Dan Ferdi yang melihat hal tersebut jelas iri dengan apa yang dilakukan Jay, namun ke irian itu segera berubah menjadi kesenangan saat nama Jay dipanggil " nah rasain lu...liat nama lu dipanggil kan" kata Ferdi senang saat nama Jay disebut
" Yaelah maju doang"kata Jay meremehkan dan maju kedepan, kali ini tidak seperti siswa-siswa sebelumnya Di mana rata-rata mereka menghabiskan kurang dari 5 menit untuk berada di depan Bu Rini dan kembali ke bangku mereka, karena kali ini Jay bisa dikatakan sudah hampir 10 menit namun dirinya masih tetap berada di depan meja Bu Rini yang menandakan bahwa hafalan yang dimiliki oleh Jay sangatlah bagus
Dan hal ini tentu saja menarik perhatian dari teman-teman sekelasnya, yang melihat bahwa Jay saat ini masih duduk di depan Bu Rini dan berbicara tanpa ada hambatan apapun, di satu sisi mereka kagum tapi di sisi lain mereka juga merasa iri karena pada dasarnya tidak bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Jay, dan dari sekian banyak yang iri bisa dikatakan Dewa dan kelompoknya adalah salah satu yang paling kesal melihat jay dalam keadaan baik seperti saat ini
" Kenapa dia lama banget?" Keluh Angga diantara ketiganya
" Gua juga bingung" kata Ari membalas
" Alah...paling juga dia lagi dikasih materi tambahan sama Bu Rini" jawab dewa iri
" Paling begitu" kata Angga setuju
Namun jelas meski apa yang dikatakan mereka adalah sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dimiliki oleh hati mereka, karena mereka tidak terlalu bodoh untuk bisa membedakan di mana Jay saat ini dengan sangat jelas berhasil melakukan hafalan dengan baik, dan berselang tak lama kemudian Jay Kembali ke tempat duduknya, kali ini dia disambut oleh tatapan bertanya oleh Ferdi
" Lu kenapa liat gua begitu, gua tau gua manis tapi ga usah berlebihan" kata Jay narsis
" Iya lu manis kayak biang gula, ga alami bikin diabetes" jawab Ferdi kesal
" Yeee....bilang broooo sirik tanda tak mampu" kata Jay meremehkan
" Huuuu" kata Ferdi mendengus mengabaikan Jay
Dan di saat Jay masih merasa puas dengan ejekannya terhadap Ferdi, suara halus dan lembut yang berasal dari Noni di sampingnya berbisik kepada Jay " Jay....kok lu lama banget?" Tanya Noni penasaran
" Kenapa lu ga tahan emang non ?" Tanya balik Jay
" Ga tahan apa? " Kata noni bingung dan bertanya kembali
" Ga tahan gua pergi terlalu lama" balas Jay kembali menggombali Noni
" Yeee...lu ditanya serius juga, apaan sih!!" Kata Noni malu dengan jawaban Jay
" Nah itu kalo lu tahan tapi ko, muka lu merah lagi" goda Jay kembali
" Mana????....gua lagi kepanasan doang" berdalih Noni
" Ok..ok..mau tanya apa?" Jawab Jay lagi
" Itu kenapa lu lama?" Tanya Noni kembali
" Ohh...lama soalnya hafalan gua bagus, makannya lama " jawab Jay dengan mudah
" Oh gitu" balas Noni datar dan kemudian berbalik
adi yang melihat hal tersebut menjadi jelas merasa lucu dengan apa yang dilakukan oleh Noni, karena dirinya tahu apa yang ditanyakan oleh Noni hanyalah alasan untuk dirinya penasaran dan juga peduli dengan apa yang telah dilakukan oleh Jay.
##
jangan lupa komen dan tambahin di rakbukunya bro/ sis