Hari lain pun berlalu, kini Jay bersama dengan teman-teman sekelas lainnya sedang sibuk berganti pakaian di ruang ganti, untuk mengikuti pelajaran olahraga di mana olahraga kali ini jika melihat persiapan yang ada, dengan dua gawang yang didirikan di lapangan basket, pada dasarnya pasti berhubungan dengan sepak bola ataupun futsal.
Dan jay yang mengingat kemampuan baru yang diterima dari sistem yaitu keterampilan sepak bola menengah, kini sudah gatal untuk mencoba di lapangan. " Yahhhh.....boxer lu Spongebob Gus" teriak Ferdi mengejek bagus saat melihat celana pendek bagus saat berganti pakaian olahraga
" Iya kenapa?? Gua suka Spongebob, nah lu Doraemon, malu kali!! " Bales bagus kepada Ferdi
" Ye doraemon mah lucu nah lu, Spongebob apaan? Kartun ga jelas" teriak Ferdi membalas
" Udah ga usah banyak debat Luh, liat punya gua Naruto....ninja, pria sejati" kata Fandi menyela keduannya
Melihat temannya berdebat jay merasa malu, dan segera berganti pakaiannya, apalagi saat dirinya melihat kepada boxer yang ia kenakan, barulah wajahnya berubah menjadi merah, karena motif yang ada di boxernya bergambar Sinchan
" Ayo lah....lama lu pada" kata Jay menegur ketiga temannya yang masih sibuk berganti pakaian
" Sabar kali Jay, belum puas gua ngejek Spongebob " kata Ferdi
" Alah, kucing jadi-jadian aja belagu lu" balas bagus
" Kecewa gua semuannya selera bocah" kata Fandi kecewa tapi jelas ada perasaan bangga
" Kaya gitu aja pada debat lu!!! Udah ayo ah" kata Jay memimpin keluar ruang ganti
" Ehhh tunggu Jay" susul Fandi cepat
" Heheh untung gua udah kelar" kata bagus
" Tunggu gua, gua belum selesai nih " kata Ferdi
" Nah lu liat kan, ketularan leletnya lu kaya doraemon" kata bagus menyindir
####
" Ok hari ini kita akan mulai senam buat pemanasan dan kemudian dilanjut dengan lari keliling sekolah 2 puteran, inget jangan ada yang curang, ketawan naik angkot , bapak akan kasih hukuman" kata pak oyo guru olahraga
" Baik pak!" Jawab serentak
" Anak perempuan lari duluan, tar disusul anak laki-laki" kata pak oyo kembali
Dan tak lama kemudian terdengar suara langkah berlari dari anak-anak perempuan yang meninggalkan lapangan untuk segera berlari mengelilingi sekolahan mereka, atau lebih tepatnya wilayah sekolah mereka, di mana jika harus diukur maka akan ada kisaran 1 sampai 2 km, belum lagi kemudian harus dilakukan dalam dua kali putaran, yang jelas bukan sesuatu yang mudah.
Namun Jay bisa dikatakan beruntung Karena pada dasarnya pelajaran olahraga di kelasnya adalah jam pertama, dan melihat waktu jam 08.30 pagi yang masih bisa dikatakan cuaca masih cukup bersahabat dengan tidak terlalu menyengatnya matahari, sehingga pada dasarnya kemudian mereka yang berlari mengelilingi sekolahan tidak akan terlalu lelah akibat terkena pancaran sinar matahari yang panas, karena waktu pagi yang ada.
Dan di sisi lain terdapat jarak sekitar 5 menit antara anak perempuan yang berlari terlebih dahulu dengan anak laki-laki yang akan menyusul mereka berlari, hal ini dilakukan oleh Pak Oyo sebagai guru olahraga untuk membuat jarak yang cukup sehingga pada dasarnya ketika anak laki-laki berlari melewati anak perempuan maka kemudian jarak di antara mereka tidak akan terlalu berjauhan.
Karena yang sudah diketahui adalah bahwa pada dasarnya anak laki-laki akan cenderung lebih cepat menyelesaikan lari tersebut dibandingkan dengan anak perempuan, namun jelas hal tersebut tidak terjadi pada beberapa anak laki-laki yang memiliki keadaan khusus seperti mereka yang memiliki badan gemuk.
" Iyaelah lari apa jalan lu Fahri" kata bagus menegur seorang teman dikelas mereka yang berbadan gemuk
" Hu.....lu ga liat apa Gus, gua lari" kata Fahri masih berusaha berlari namun jelas terlihat seperti jalan cepat
" Udah tinggalin aja bro" kata Fandi melewati keduannya
" Iya jangan sampe kelewatan sama gengnya dewa" kata Ferdi menyela lagi
" Ok selow aja sih, yang penting selesai " kata Jay menyela
" Nah itu bener kata Jay" tambah Fahri yang mulai disalip oleh anak-anak lain
" Tapi ga lambat juga kayak lu Fahri, besok-besok kurangin lah makan lu" kata Jay menggelengkan kepala
Melihat Fahri yang memiliki tinggi tubuh 150 cm dan berat 80 kg yang jelas terlihat bundar untuk anak remaja berusia 14 tahun
" Iya gua tahu Jay, tapi susah" keluh Fahri namun jelas tak begitu berminat menurunkan berat badan
" Nah gua ga bisa maksa, kalo gitu gua duluan yah" kata Jay lagi sambil menyusul lainnya
Di pagi hari pada jam 8.30, di jalan raya dekat sekolah Jay kini nampak deretan anak SMP berseragam hitam dan orange yang merupakan seragam khas olahraga SMP Jay, tengah berlari di sepanjang jalan tersebut, melihat hal ini penduduk sekitar yang ada sudah memahami bahwa saat ini mereka murid-murid tersebut sedang melakukan pelajaran olahraga.
Di sisi lain Jay dan juga teman-temannya, saat ini sudah menyelesaikan hampir separuh lari mereka, namun kemudian pemandangan di depan mereka menarik perhatian, di mana saat ini anak perempuan yang telah berlari duluan tengah sibuk jajan minuman di sebuah warung " coba itu pada jajan asik yah" kata Fandi menyapa anak perempuan yang sedang membeli minuman
" Iya asik aus minum lah" jawab salah satu dari mereka
"Kenapa mau lu? Beli lah" jawab yang lain ketus merasa kesal diledek
" Wah wah ada yang pengen dilaporin nih" sela Ferdi kemudian
" Kaya anak kecil mainnya lapor-laporan" jawab salah satu anak perempuan menyindir
" Lah lu pada kan jajan jelas salah" jawab bagus menyela
" Kata siapa salah?? Emang pak oyo bilang kalo ga boleh minum selama lari???" Balas mereka lagi
" Nah itu kan termasuk jajan kaliiiii" balas Fandi lagi
" Bedalah minum mah ga jajan, kalo jajan beli batagor, beli siomay baru jajan ya ga" balas anak perempuan lain lagi
" Iya betul, lagian lu cowo pada bawel amat" balas lagi yang lain
Jay yang melihat hal tersebut hanya tersenyum dan melewati mereka sambil berkata, " udah ga usah diurusin ayo lanjut" kata Jay
" Tapi???" Kata Ferdi
Kata Jay menggelengkan kepalanya Seraya terus berlari, Jay sangat hafal dengan sifat teman-teman perempuannya jika mereka terus berdebat pada dasarnya bukan soal menang dan kalah tetapi malu yang lebih diperhatikan oleh Jay, karena sudah jelas apapun alasan yang berdebat dengan wanita menang atau kalah mereka tetap akan menjadi pihak yang diremehkan, dan Jay yang sudah mengalami hal tersebut di kehidupan dewasanya tahu akan hal itu.
Belum lagi wanita sangat tidak ingin dibantah ketika mereka berdebat, jadi lebih baik biarkan saja dan seperti kata Raditya Dika kalau berantem dengan pacar lebih baik pura-pura mati karena semakin kita menjawab maka akan semakin salah.
#####
buat yang punya pacar atau istri pasti paham, yg jomblo ya gimana yah.....wkwkwk