" pelit lu Jay, timbang Snack juga" keluh siswi perempuan itu
" Yeee...Esi, lagian aneh gua kan ga bilang ga boleh" balas Jay lagi dengan nada biasa
" Mana tisu gua Jay?" Sela Noni saat keduannya berdebat
" Nih" Jay menyerahkan tisu kepada Noni
" Ok makasih Jay, btw boleh kali minta jajanannya" kata Noni lagi
" Boleh kok lah kalo buat Noni mah, jawab Jay sambil tersenyum
Setelah memisahkan, bakpao, batagor, dan mengambil sedikit Snack kemudian Jay membagikan hal tersebut kepada Noni
" Nih buat Lu Non" kata Jay menyerahkan kantong makanan yang berisi beberapa Snack
" Nah gitu dong dari tadi" kata Esi dengan senang segera mengambil snacknya, menyambar dari Noni, dan Noni yang melihat hal ini hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya tentang seberapa tak tahu malunya Esi
" Sabar kali Esi" kata teman siswi lain, yang berperawakan kurus dan putih dengan wajah yang cukup cantik
" Ketawan lu mah malu-malu Devi" balas Esi kepada Devi
" Nah aku mau yang ini" berkata lagi seorang siswi manis dengan tubuh yang mirip Noni bernama Mega
Melihat keempatnya yang kini tengah sibuk makan snack yang diberikan olehnya, jay disisilain dengan santai memakan bakpaonya, memilih rasa coklat sebagai rasa kesukaannya Jay menghabiskan dua bakpao besar yang dia beli, sebelum kemudian dia melanjutkan makan siang ya dengan memakan batagor.
Melihat Jay yang melahap makanan yang dia beli, keempat teman wanitanya tersebut kini yang sudah selesai memakan snack, hanya melihat Jay dengan tatapannya sedikit iri, setelah merasa ditatap kemudian Jay mengalihkan perhatiannya ke arah mereka dan berkata " mau?" tanya Jay
Kemudian dibalas angkutan oleh mereka berempat secara bersamaan, Jay yang melihat hal tersebut hanya tertawa dan kemudian berkata " beliii...hehehe" balas Jay dengan senang hati.
Melihat ejekan dari Jay, kempatnya hanya mencibir seraya melanjutkan makan siang yang mereka bawa.
Ya ke empatnya membawa bekal makanan, dan bisa dibilang hampir sebagian kelasnya juga membawa bekal makanan tersebut, tetapi dari kebanyakan mereka yang membawa bekal makanan lebih banyak didominasi oleh siswi perempuan, sedangkan untuk siswa laki-laki jelas mereka yang membawa bekal, terkecuali anak yang hemat, mereka adalah Anak Yang kurang bergaul, sedangkan bagi siswa lelaki pada umumnya mereka jarang membawa makanan, selain tentunya faktor gengsi dan juga faktor lainnya, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk lebih banyak makan siang dengan membeli makanan dari kantin ataupun jajanan di luar sekolah.
Melihat mereka melanjutkan makan siang mereka, di sisi lain Jay yang telah menyelesaikan makan siangnya, kini merasa kenyang sambil menepuk perut kecilnya yang mulai membuncit, Jay kemudian entah kenapa merasa sangat nyaman.
Hal tersebut mungkin didasari fakta bahwasanya, ketika kembali lagi pada Tahun 2022 dirinya sudah bekerja secara mapan, namun kemudian suasananya berbeda, dia yang sudah dewasa harus berpikir lebih matang, dalam hal ini tindakan dan juga perilakunya, berbeda halnya kemudian ketika seperti saat ini.
Di mana dirinya yang masih remaja yang berusia 14 tahun masih bisa dimaklumi, atau bahkan bisa dikatakan hal yang biasa menyangkut ketidak dewasaan seorang siswa tersebut, maklum saja bukan tanpa sebab hal tersebut terjadi, karena selain faktor lingkungan di mana memang hal tersebut diperbolehkan.
Dan hal yang lain adalah fakta bahwa mereka masih remaja, dan remaja zaman dahulu yaitu remaja yang ada di sekitar jay terutama pada tahun 2005, bisa dikatakan sebagai remaja yang masih cukup baik dengan sopan santun kepada mereka yang lebih tua, berbeda dengan remaja pada masanya yaitu ketika beranjak pada tahun 2020 ke atas.
Di mana remaja sudah dapat mengakses berbagai hal secara mudah, dan hal tersebut tentu saja mempengaruhi pola pergaulan mereka, belum lagi tontonan yang semakin kurang mendidik, dan juga berbagai reality show yang tidak jelas, yang bisa dikatakan secara perlahan membentuk kepribadian remaja Indonesia secara umum.
Namun kemudian hal ini tentunya tidak bisa dianggap secara keseluruhan, karena tentunya pasti tetap ada remaja-remaja baik di luar sana, hanya saja hal ini berdasarkan pengalaman yang Jay rasakan sendiri ketika dirinya beranjak dewasa, dan membandingkan masa remajanya dengan masa remaja ketika dia telah dewasa dan mapan.
Menatap wajah-wajah muda dari teman-temannya yang ada di kelas, Jay kemudian baru mulai memahami bahwa betapa bodohnya dia ketika dia SMP, mengingat beberapa kenangan yang ada dia mengetahui bahwa dirinya masih terlalu polos untuk menjadi seorang lelaki kecil saat itu, banyak teman perempuan di kelasnya yang cantik dan juga manis tertarik kepada dirinya.
Namun dikarenakan kupernya pergaulan yang dia miliki dan juga pikiran yang masih polos, pada dasarnya Jay menolak hal itu semua, padahal ketika dirinya dewasa nanti dan melihat kembali kepada teman perempuan di SMP banyak, yang telah berubah menjadi sosok yang cantik dan juga menawan, untuk beberapa alasan dia menyesal.
Dan kali ini ketika dirinya diberi kesempatan, tentu saja dia harus bisa membuat perubahan yang berbeda, bisa dikatakan dia ingin mewujudkan cinta monyet yang tidak pernah dialami, ya meski Jay bisa dikatakan sebagai pria yang cukup menawan ketika dirinya dewasa, hal tersebut tentunya didukung fakta bahwa semenjak dirinya kecil dia sudah menjadi sosok yang manis dan cukup tampan.
Hanya saja ketika dia lulus SMP kemudian dia melanjutkan sekolahnya bukan di SMA melainkan di sekolah SMK, terlebih lagi sekolah SMK tersebut berisikan seluruhnya siswa lelaki, jadi kemudian bisa dikatakan dia melewatkan momen-momen bahagia tersebut, dan hanya merasakan cinta ketika dirinya berada di waktu kuliah.
Jadi saat ini dirinya yang ingin merasakan hal tersebut, tentu saja akan mewujudkan apa yang dia inginkan. Hanya saja ketika dia sedang melamun seseorang mengganggunya, " woyyy...ngapain bengong lu jay" sapa seorang teman lelaki satu kelasnya, dengan perawakan kurus dan memiliki wajah yang menyebalkan
" Ahhh lu ngagetin aja dewa, ada apa?" Kata Jay dengan nada kesal, merasa terganggu dengan sikap dewa yang mengusiknya
" Selow aja brooooo...." Kata dewa membalas dengan nada biasa tanpa ada permintaan maaf nyata
" Udah buru ada perlu apa?" Kata Jay lagi mendesak
" Ga....gua liat lu makan banyak hari ini, jadi boleh kali bagi dikit duit jajan lu" balas dewa
Sekejap ketika mendengar alasan dewa mengganggunya, tak lain adalah meminta uang jajannya, Jay tentu saja merasa sangat tidak senang, apalagi kini jiwanya sudah berbeda, dan dihadapkan dengan seorang siswa SMP yang ingin memalaknya.
Tentu saja jay merasa tidak senang, jadi kemudian dia berkata " ga ada, beli sendiri Sono" kata Jay lagi
Merasa Jay tidak memberikan wajah dia menjadi kesal jadi dia kemudian sedikit mengancam Jay, " yakin lu ga mau ngasih!!!!, 500 aja " balas dewa dengan nada yang sudah sedikit meningkat
" Iya ga ada, males gua ngasih Luh, dah Sono pergi!!!" Kata Jay dengan nada ketusnya
" Ok, kalo gitu, liat aja nanti pulang sekolah" kata dewa membalas
" Liat apa?" Tanya Jay saat menahan dewa ingin pergi
" Liattt" jawab dewa bingung tak menyangka dengan reaksi Jay, karena menahannya dan bertanya
" Iya liat apa?" Tanya Jay lagi dengan nada acuh tak acuh sambil menahan tangan dewa
Di sisi lain dewa yang ditahan oleh Jay, ingin melepaskan diri namun entah kenapa dia merasa tangannya seperti dicengkram oleh tangan yang begitu kuat hingga pada dasarnya dia tidak bisa bergerak. Melihat hal tersebut kemudian dewa merasa sedikit berbulu di dalam hatinya, saat melihat Jay, dan jay yang melihat reaksi dari dewa cukup puas saat ini di dalam hatinya karena menggertak balik dewa.
[ Terdeteksi misi untuk Tuan muda, beri pelajaran kepada Dewa di depan kelas]
[ Hadiah, kecakapan bahasa Inggris tingkat Universitas]
" ughhhh...ada misi, hadiahnya lumayan ok lah kalo gitu" kata Jay dengan senang hati saat sistem memberikan dirinya misi.