[ Tuan muda perlu memicu keadaan kusus untuk dapat membuat misi ] jawab sistem
" Ehhh...keadaan kusus apa?" Tanya Jay lagi
[ Tuan muda tolong jelajahi sendiri] jawab sistem kembali membuat Jay kecewa
" Yahhh....susah kalo begitu, terus apa ada hukuman kalo misi yang dikasih gagal dilaksanakan?" Tanya Jay kembali
[ Bisa iya... bisa ga] kembali sistem menjawab singkat
" Diplomasi banget jawaban kamu sistemmmmmm" kata Jay kesal
######
Tanpa terasa kemudian waktu pelajaran pun berakhir, saat bunyi bel sekolah " tetttt.....tettttt" berbunyi dua kali menandakan waktu istirahat
" Ok, kerjakan PR yang Bapak kasih" kata pak Lukman memberi tugas sebelum pergi keluar kelas
" Baik pak" jawab serentak para siswa yang ada
" Akhirnya kelar juga nih mata pelajaran" kata Ferdi dengan senang membereskan buku dan peralatannya, dan memasukannya ke dalam kolong meja.
" Jay...ayo keluar jajan" kata Ferdi kepada Jay
Jay masih merasa butuh penyesuaian, menolak Ferdi dengan halus dan berkata bahwa nanti dia akan pergi tetapi tidak sekarang.
" Duluan aja, gua nanti Fer" jawab Jay
" Ahhh lu Jay, ga asik!!!" Suara ketus dari belakang Jay yang berasal dari seorang teman berperawakan cukup tinggi dan tampan
" Udah lu duluan aja bareng Ferdi, Fandi !!! " kata Jay lagi
" Jangan dipaksa tar laper juga dia makan" kata seorang teman lain, yang memiliki tanda di jidatnya
" Nah dengerin bagus tuh, dia tau" jawab Jay lagi
Jadi kemudian ketiganya meninggalkan Jay, di sisi lain jay yang ditinggalkan oleh temannya untuk membeli makanan. Kini masih mencoba untuk mendalami sistem yang dia miliki, sampai kemudian suara menyenangkan terdengar dari sebelah kanannya.
" Jay....Jay....minta tolong dong " suara menyenangkan yang berasal dari seorang teman wanita terdengar di telinga Jay
Mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah kanan, Jay melihat sosok seorang siswi cantik dengan wajah putih dan rambutnya yang panjang, dengan tubuhnya yang sedikit gemuk dia nampak manis dan juga cukup cantik.
" Ehhhh...ada apa non?" Kata Jay membalas
" Gua mau nitip dong kalo lu jajan ke bawah" kata Noni kepada Jay
" Nitip apa?" Tanya Jay lagi
" Nitip beliin gua tisu, nih duitnya " kata Noni kepada Jay
" Ok" balas Jay, kemudian melanjutkan penjelajahan sistemnya, sampai setelah beberapa saat melihat fungsi sistem yang ada, dan Jay merasa tidak ada yang baru, barulah kemudian ia berdiri, untuk pergi ke luar kelas mengisi perutnya yang mulai lapar.
berjalan keluar kelas, Jay kemudian segera pergi menuju ke area luar sekolah di mana terdapat banyak jajanan yang tersedia, meski di gedung sekolah yang terdapat dua kantin yang disediakan sekolah untuk para siswa, namun dikarenakan kantin yang tidak begitu luas sehingga pada dasarnya ketika jam istirahat tiba, akan banyak para siswa yang mengantri untuk membeli makanan, dan Jay tidak ingin mengantri untuk saat ini sehingga kemudian pilihannya untuk pergi keluar area sekolah.
Apalagi kemudian Sekolah swastanya memiliki kebijakan yang tidak melarang para muridnya untuk jajan keluar, hal ini dilakukan karena pada dasarnya sekolah tersebut berada di daerah lingkungan pemukiman warga.
Di bagian luar dari sekolahnya, di mana terdapat banyak jajanan, seperti cilok, mie keriting, mie rebus, kue pancong, tukang sate kulit, batagor, somay, bakso, mie ayam, bubur, nasi uduk, cincau, cakwe, serta lainnya.
Yang kesemuanya kembali mengingatkan Jay, akan kenangannya. Setelah berpikir pada dasarnya Jay kemudian memutuskan untuk membeli beberapa makanan, hal pertama yang dia beli adalah batagor, mengingat dari ingatan yang dia miliki harga batagor masih terbilang cukup murah berkisar 500 sampai Rp1.000, Jay kemudian juga ingat di tahun 2022, nilai nominal yang harus dikeluarkan untuk seporsi kecil batagor jalanan minimal seharga 5000.
Yang berarti beberapa kali lipat dari harga sebelumnya, Jay memikirkan bahwa saat ini adalah tahun 2005, dan di sisi lain hal tersebut berjarak sekitar 15 sampai 17 tahun, jadi bisa dikatakan sangatlah wajar.
Setelah membeli batagor dengan nominal 1000, Jay yang memiliki uang saku rp3.000 dan cukup untuk anak SMP di daerahnya, yang berangkat dan pulang dijemput oleh bapaknya jadi menghabiskan uang senilai rp3.000 tersebut untuk jajan bisa dikatakan cukup.
Terkecuali dirinya tidak diantar dan dijemput oleh Bapaknya dia akan menerima uang jajan 5000 Rupiah, dengan catatan Rp 1000 untuk membayar angkot pulang pergi, yang akan mengantarkannya ke gang depan rumah yang memiliki jarak sekitar 2 KM dari sekolahnya.
Tak berselang lama kemudian, uang yang dibekalkan kepada dirinya yang senilai rp3.000, kini sudah hilang, dan di sisi lain jay sudah memegang beberapa kantong plastik yang berisi, bakpao, batagor, dan beberapa cemilan kecil dari warung, tak lupa ia membeli tisu pesanan dari Noni.
Setelah menyadari bahwa duitnya telah habis, Jay kemudian berpikir bahwa dirinya memiliki dana senilai 100.000 di dalam ruang sistemnya, jadi kemudian dalam pikirannya Dia meminta sistem untuk mengeluarkan pecahan rp10.000 sebanyak 1 lembar ke dalam kantongnya, merasakan lebaran 10.000 di dalam kantongnya, Jay merasa sangat senang karena pada dasarnya dia tidak akan lagi kekurangan uang untuk jajan.
meski dirinya memiliki jiwa yang dewasa namun tetap saja Jay memiliki fisik remaja berusia 14 tahun, dan dalam hal ini nafsunya untuk menghabiskan uang demi berbagai hal yang dia inginkan tentu saja meningkat, apalagi jika Jay mengingat dengan jelas, ketika dirinya berada di SMP dia juga memiliki banyak keinginan tidak bisa terwujud.
hal ini didasari oleh kekuatan finansial keluarganya yang terbilang biasa, meski kedua orang tuanya bekerja namun sebagai orang daerah yang merantau ke kota besar, kedua orang tuanya selalu memiliki pertimbangan untuk menabung lebih banyak dan menghabiskan uang lebih sedikit, apalagi kemudian jika dirasa apa yang diinginkan oleh Jay adalah sesuatu hal yang udah habis atau tidak bermanfaat untuk jangka waktu yang lama.
maka kemudian tentu saja orang tuanya dalam hal ini tidak akan memberikan apa yang diinginkan oleh Jay, dan Jay sebagai seorang remaja yang masih berusia 14 tahun pada kala itu hanya bisa bersedih dan menerima nasibnya bawa dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
jadi ketika kini sistem memberikannya uang senilai 100.000 setiap harinya, Jay tiba-tiba saja merasakan kebebasan finansial di usianya yang baru saja merancang 14 tahun, dan ini adalah salah satu hal yang sangat membuatnya senang.
Jadi setelah tahu bahwa dia menerima uang nyata di kantongnya, Jay kemudian segera kembali menuju ke kelas, Karena pada dasarnya waktu istirahat di sekolahnya hanya berlangsung sekitar 45 menit. Kembali ke dalam kelas, semula ruangan yang sepi di tinggal oleh teman-temannya, kini mendadak sudah banyak diisi kembali oleh mereka yang telah selesai jajan diluar.
ja yang kembali ke kelas dengan membawa banyak makanan tentu saja menarik perhatian teman-temannya, dan kali ini salah satu teman yang memiliki keberanian lebih berkata. " Boleh kali, makanannya Jay..." Kata seorang siswi wanita yang berambut pendek dengan wajah cukup manis.
" Boleh, tapi tunggu gua makan dulu" jawab Jay dengan santai