Chereads / TERPAKSA MENCINTAIMU / Chapter 29 - PERTAMA KALINYA

Chapter 29 - PERTAMA KALINYA

Dia milik gue dan gue berhak atas tubuhnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

Risna dan Reno mendadak kaku saat handuk itu terlepas. Risna berusaha melepaskan diri, namun Reno menahannya.

"Kamu tahu apa yang sudah kamu lakukan? Ini kali kedua kamu menggodaku," bisik Reno dengan suara parau menahan hasrat.

"Maaf mas, aku nggak bermaksud...." Reno menutup mulut Risna dengan telapak tangannya.

"Kamu harus bertanggung jawab."

"Maksudnya?"

"Kamu harus membantuku. Aku nggak mau tersiksa terus menerus akibat ulahmu. Lagipula kamu adalah istriku. Tubuhmu milikku." Reno memeluk erat tubuh Risna sehingga senjatanya yang telah terkokang menempel pada tubuh Risna.

"Mas, kamu nggak mencintaiku. Jadi sebaiknya kita jangan melakukan 'itu'," cicit Risna perlahan. Ia merasa ada gelenyar aneh yang disertai rasa takut saat merasakan senjata sang suami menempel di tubuhnya.

"Apakah perlu cinta di antara dua orang dewasa untuk melakukan hubungan s***? Kamu istriku, tugasmu memenuhi kebutuhan biologisku, ada atau tidak ada cinta di antara kita."

"Mas, itu sama saja aku seperti pelacur."

"Ho-ho.. tentu berbeda sayang. Pelacur melayani banyak pria demi uang. Kamu hanya boleh melayaniku saat aku meminta. Tenang saja, aku akan memberikan jaminan financial untukmu bila itu yang kau inginkan. Hubungan kita simbiosis mutualisme. Kamu menjalani kewajibanmu melayaniku di ranjang, dan aku menjalankan kewajibanku memberi nafkah kepadamu. Terserah kalau kamu menyamakan dirimu dengan pelacur. Bagaimana?"

Gue ingin melakukan itu dengan seseorang yang mencintaiku, bisik hati Risna. Bukan hanya sekedar menjadi tubuh pemuas nafsu tanpa perasaan. Ia mencoba menahan rasa pedih di hatinya akibat ucapan Reno.

Reno yang matanya sudah dibutakan oleh gairah, tak lagi menunggu jawaban Risna. Ia angkat tubuh sang istri ke atas ranjang. Lalu ia mulai mencumbu sang istri. Risna menahan tangisnya saat bibir Reno mulai mengecup lehernya dan tangannya mulai bergerilya di kedua asetnya. Reno melakukan semuanya itu seolah sudah terbiasa bercumbu. Mungkinkah ia telah terbiasa melakukan ini dengan wanita itu, pikir Risna sambil menahan tangisnya. Tak ada kelembutan pada sikap Reno saat mencumbunya. Tak ada ucapan cinta keluar dari bibirnya. Reno sibuk mencumbu dan menelanjangi sang istri. Bahkan bisa dikatakan sikap Reno sedikit kasar. Hati Risna sakit mendapat perlakuan seperti itu. Ia ingin memberontak namun ia sadar salah satu kewajibannya adalah melayani hasrat sang suami. Akhirnya Risna hanya bisa pasrah dengan perlakuan Reno terhadap dirinya.

Risna hanya diam saat bibir Reno semakin turun ke bawah. Namun bibir itu berhenti. Risna yang sedari tadi menahan desahan, tanpa sadar menghembuskan nafas lega. Perasaannya tak karuan, takut, ingin tahu, dan bergairah. Tak dipungkiri, dirinya hanya wanita normal yang bisa bergairah akibat perlakuan Reno.

Rupanya Reno menyadari itu. Ia mengangkat wajahnya dari bawah dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Risna. Matanya yang dipenuhi kabut gairah menatap bibir merah muda Risna.

"Apakah kamu berharap aku memuaskanmu dengan mulutku? Apakah kamu mengharapkan ciuman lembut di bibirmu? Jangan harap nona, bibirku hanya untuk Sandra. Bersiaplah menyerahkan dirimu seutuhnya kepadaku," ucap Reno yang gairahnya sudah di ubun-ubun. Reno mempersiapkan senjatanya yang sudah tegak di depan kewanitaan Risna. Tanpa banyak kata Reno memasukkan senjatanya ke dalam liang milik Risna. Namun rupanya tak semudah itu menaklukkan daerah lawan yang masih tertutup rapat.

Risna memekik pelan saat senjata Reno mencoba menembus benteng pertahanannya. S***, dia masih perawan, batin Reno dengan sedikit perasaan bersalah. Apakah gue hentikan saja serangan ini? Sepertinya gadis ini masih benar-benar polos. Bagaimana kalau gue menyakitinya? Aah persetan dengan semua itu. Senjata gue sudah menemukan pasangannya dan gue nggak bisa lagi menahan hasrat ini. Batin Reno sibuk berdebat namun akhirnya gairahnya yang menang.

Gue akan coba pelan-pelan agar gadis ini tak terlalu kesakitan, pikirnya. Pelan-pelan Reno menggerakkan pinggulnya maju mundur agar jalur lawan lebih mudah ditembus dan akhirnya setelah beberapa saat ia mendorong masuk senjatanya menembus benteng pertahanan sang istri. Kali ini Risna tak bisa lagi menahan jeritannya saat benteng pertahanannya jebol. Air matanya mengalir keluar. Ia hanya mampu mencengkeram sprei dengan kuat untuk membantunya menahan sakit di bagian intinya yang telah ditembus oleh senjata milik Reno. Ia merasa penuh di bawah sana. Entah sebesar apa senjata milik sang suami.

Sementara itu Reno mengatur nafasnya saat senjatanya sudah nyaman berada di dalam sarang musuh. Gosh, apakah seperti ini yang namanya kenikmatan hubungan s***? Terasa sempit dan mencengkeram, pikir Reno. Ia sengaja tak memandang wajah Risna. Ia tahu gadis itu menangis kesakitan akibat ulahnya. Kenikmatan ini terlalu sayang untuk kuhentikan. Lalu kembali Reno menggerakkan pinggulnya. Awalnya ia bergerak pelan dan lembut. Sesekali ia mendengar desahan bercampur isakan yang keluar dari mulut Risna. Ia terus bergerak hingga ia merasa senjatanya semakin dicengkeram dan tubuh istrinya bergetar. Ia merasa ada cairan yang keluar. Apakah ini yang dinamakan or***** seorang wanita? Gairahnya semakin memuncak, gerakan yang awalnya pelan menjadi lebih intens. Setelah beberapa lama, Reno mencabut senjatanya dan membalik tubuh Risna, lalu ia kembali menyerang dari belakang. Tanpa dapat dikontrol, Risna kembali hendak mencapai puncaknya, namun kali ini Reno tak mengijinkan istrinya mencapai kepuasan lebih dulu. Ia menghentikan gerakannya dengan tiba-tiba.

"Tak semudah itu kamu mendapatkan kembali kepuasan itu!" Ucap Reno dengan suara dingin. Risna yang kesakitan tak menjawab apapun meski tubuhnya menuntut lebih. Ia hanya mampu mendesah lemah. Namun rupanya desahan yang keluar dari bibir Risna kembali menggugah gairah Reno. "Aaah persetan dengan semuanya. Kamu memang sengaja menggodaku! Kuturuti keinginanmu, bi**h!"

Reno kembali bergerak hingga akhirnya keduanya sama-sama mencapai kepuasan. Reno menggeram nikmat saat senjatanya semakin dicengkeram saat Risna juga mencapai puncak kenikmatan. Reno menyiramkan benihnya ke dalam tubuh Risna.

Tak ada pelukan hangat ataupun kecupan sayang dari Reno. Setelah ia mengeluarkan semua amunisinya, Reno mencabut senjatanya dan terkapar di ranjang. Sementara itu Risna juga merasa tubuhnya lemas. Fisik dan hatinya sakit akibat persetubuhan dengan sang suami. Ia menyembunyikan tubuhnya di dalam selimut. Kembali ia menangis. Ya tuhan, kenapa nasibku seperti ini. Reno yang mengetahui Risna menangis tak melakukan apapun. Ia malah mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Ia melihat banyak notifikasi panggilan masuk. Ia tahu dari siapa. Tapi kali ini ia tak mempedulikan panggilan tersebut. Tubuhnya masih lelah dan kenikmatan yang ia peroleh dari tubuh istrinya masih terasa. Bahkan senjatanya belum sepenuhnya tertidur.

S***, kenapa tubuhnya sangat nikmat. Apakah rasanya akan lebih nikmat bila kulakukan hal ini dengan Sandra? pikir Reno. Kenapa tubuhku tak bereaksi secepat ini saat bersama Sandra. Atau mungkin karena aku hanya bercumbu dengannya. Bahkan saat melihat tubuh Sandra setengah telanjang, reaksi juniornya tidak seperti saat bersama Risna. Tak ia pungkiri ia bergairah saat bercumbu dengan Sandra namun gairah itu tak mendesak untuk dipuaskan. Bahkan bila mereka selesai bercumbu, juniornya pun kembali tertidur. Namun beda rasanya dengan saat ia bersama dengan sang istri. Hanya melihat paha atau belahan dadanya sudah sanggup membuat senjatanya terkokang dan butuh pelepasan segera agar bisa tertidur kembali. Kenapa tubuh wanita ini mampu memberikan efek sedemikian dahsyat untukku? Ah pasti ini karena aku tahu kalau aku bisa menikmati tubuhnya kapanpun aku mau. Memikirkan hal tersebut ternyata mampu membangunkan kembali senjatanya yang masih dalam kondisi siaga. Aah, haruskah aku melakukannya lagi? Tapi bagaimana kalau dia masih kesakitan.

⭐⭐⭐⭐