Reno menatap wanita di sebelahnya. Ya, kini sang gadis telah berubah menjadi wanita setelah ia ambil kesuciannya. Risna masih bersembunyi di balik selimut dengan tubuh yang masih polos. Reno masih mengingat dengan jelas bagaimana tubuh itu terasa pas di dalam pelukannya. Ia juga masih mengingat bagaimana kedua aset istrinya yang membusung saat tubuhnya melengkung kala mencapai klimaks. S***, kenapa gue masih menginginkan dia. Apakah kenikmatan ini akan menjadi candu?. Tapi gue nggak cinta dia. Cinta gue hanya untuk Sandra.
"Risna," panggil Reno dengan suara parau menahan gairah.
Risna yang menangis di balik selimut tersentak saat mendengar panggilan Reno. Ya tuhan, kenapa dia memanggil gue seperti itu. Walaupun ini pengalaman pertamanya, namun Risna bisa mengetahui kalau sang suami kembali bergairah. Risna tak menjawab. Bahkan ia berusaha menahan isakannya agar Reno mengira dirinya tertidur. Bagian inti tubuhnya masih terasa sakit karena Reno tak melakukan foreplay yang cukup sebelum menyerangnya.
Kenapa dia tak menjawab? Apakah dia tertidur karena lelah? Lalu bagaimana dengan senjata gue? Masa gue harus tersiksa karena tidak mendapatkan pelepasan, batin Reno. Pengalaman bersetubuh tadi sebenarnya merupakan pengalaman pertama bagi Reno. Sebelum menikah dengan Risna, biasanya ia dan Sandra hanya bercumbu biasa saja. Namun gara-gara pernikahannya, Sandra menjadi lebih agresif. Entah apa tujuannya.
Reno bukanlah pria suci yang tak pernah menonton film-film dewasa, ia tahu semua teori s**s berdasarkan apa yang ditontonnya. Dan sebagai pelepasan tentu saja ia melakukannya sendiri. Namun ternyata kepuasan yang didapat berbeda dengan kepuasan yang diperoleh dari hubungan yang nyata. Apalagi saat merasakan bagaimana efek saat seorang wanita mencapai puncak kenikmatan. Benar-benar tak bisa tergantikan. Reno berusaha men-sugesti dirinya sendiri agar senjatanya kembali rileks, namun gagal. Lagi-lagi tubuhnya menagih untuk dipuaskan oleh Risna. Akhirnya tanpa pikir panjang, Reno ikut masuk ke dalam selimut dan memeluk Risna dari belakang. Kalau gue memaksanya melayani, apakah gue akan dianggap memperkosa? Atau haruskah gue meminta maaf dan merayunya untuk melayani lagi? Reno sibuk dengan pikirannya namun ia bisa merasakan tubuh Risna yang menegang di dalam pelukannya. Reno tersenyum sinis, ternyata dia hanya pura-pura tertidur.
Tubuh Risna tersentak saat Reno ikut masuk ke dalam selimut dan tubuhnya menegang ketika lengan kekar Reno memeluk tubuh polosnya. Apalagi saat Reno semakin merapatkan tubuhnya. Ia bisa merasakan senjata Reno yang sepertinya telah kembali siaga. Ya tuhan, apakah gue harus kembali melayaninya? Tubuh bagian bawah gue masih terasa sakit dan ngilu. Tolong gue tuhan, tolong redakan gairahnya supaya gue nggak perlu lagi melayaninya pagi ini.
Di saat keduanya sibuk dengan pikiran dan doanya, tiba-tiba ponsel Reno berbunyi. Dari deringnya Reno tahu kalau sang mommy yang menelpon. Ada apa sih mommy menelpon jam segini, tanya Reno dalam hati. Mengganggu saja. Tapi kalau nggak diangkat jangan-jangan mommy ngegerebek kamar ini. Akhirnya dengan ogah-ogahan Reno mengambil ponselnya dan menekan icon hijau.
"Assalaamu'alaykum. Yes mom, ada apa?"
"Wa'alaykumussalaam. Kalian sudah sarapan belum? Tadi mommy menyuruh bi Tini ke sana tapi katanya paviliun masih terkunci. Kalian baru bangun? Memangnya kalian tidur lagi setelah shalat subuh?" Anggita mencecar dengan serentetan pertanyaan. "Risna jadi ke rumah opa Steven kan hari ini? Kamu nanti ikut antar ya."
"Mom, interogasinya nanti saja ya."
"Kok gitu? Mana anak mommy? Mommy mau ngomong sama Risna."
"Please mom nanti aja ya."
"Kamu kenapa sih? Kalian lagi sibuk ngapain?"
"Lagi sibuk bikin cucu buat kalian!" Reno langsung memutus pembicaraan.
Baru saja hendak menaruh ponsel, tiba-tiba ponsel Risna yang berbunyi. Reno segera mengambil ponsel itu lalu mematikannya. Kembali ponsel Reno berbunyi.
"Kenapa Risna nggak jawab panggilan mommy? Dia baik-baik saja kan? Kamu beneran sudah unboxing istrimu?" Tanya Anggita tanpa basa basi. "Pelan-pelan, Ren. Jangan sampai dia pingsan lagi. Awas ya kalau kamu bikin anak mommy kesakitan! Mommy potong senjatamu!"
"Mommy mau lihat kami naked?! Reno pindah ke video call ya?" Tantang Reno. Kali ini Anggita yang memutus pembicaraan.
Sementara itu Risna yang pura-pura tertidur merasa kupingnya panas saat mendengar pembicaraan Reno dengan Anggita. Ya ampun, ibu mertua gue ternyata absurd banget. Risna sekuat tenaga menahan tawanya. Ia hanya bisa mendengus kasar.
Kali ini Reno benar-benar tak bisa menahan gairahnya. Ia mematikan ponselnya. Kali ini ia mengubah strategi untuk menaklukan musuh. Tangannya kembali memeluk tubuh polos Risna yang memunggunginya dan mulai bergerak liar menjamah sana sini. Kini ia berusaha bermain lebih lembut dari sebelumnya. Bibirnya mencium punggung telanjang Risna dan meninggalkan kissmark di lehernya. Sementara itu Risna sekuat tenaga menahan desahan akibat permainan tangan Reno di kedua asetnya. Reno menarik tubuh Risna agar tak memunggunginya. Kini mulutnya mulai menciumi tubuh sang istri dan meninggalkan kissmark di sana sini. Saat mulutnya berhadapan dengan aset kembar Risna, ia tak bisa menahan diri untuk melahapnya seperti bayi yang kehausan. Mulut dan jemari Reno bermain kompak di tubuh sang istri. Risna memejamkan matanya erat-erat dan mengatupkan kedua bibirnya rapat agar tak keluar desahan sedikitpun. Tubuhnya menggelenyar nikmat merasakan sensasi permainan mulut, lidah dan tangan Reno.
Tubuhnya kembali menegang saat tangan nakal Reno bermain di bagian bawah, sementara tubuh bagian atasnya terus dipermainkan oleh mulut dan lidah Reno. Tangan yang tadinya hanya mengelus perut rata Risna, perlahan mulai turun dan bermain di area kewanitaannya. Risna hampir gila menahan gairahnya yang mulai membuncah akibat perbuatan suaminya. Apalagi saat jemari Reno mulai memasuki dirinya. Ada rasa sakit sekaligus nikmat saat Reno melakukan hal itu. Nggak, gue nggak boleh kalah! Tanpa sadar Risna menggelengkan kepalanya. Ia melakukan itu untuk melawan gairahnya namun di saat bersamaan tubuhnya berkhianat dan mengirimkan gelombang kenikmatan. Gelombang kenikmatan itu terus mendera tubuhnya dan akhirnya meledak ketika dirinya mencapai kenikmatan. SHIT, KENAPA SEMUDAH ITU GUE KALAH!
Reno tak mempedulikan bagaimana reaksi Risna. Ia hanya memikirkan kesejahteraan senjata pamungkasnya. Ia ingin mencicipi lagi tubuh sang istri. Ia tak melepaskan mulutnya dari kedua aset kembar sang istri saat ia merasakan Risna kembali mengalami orgasme. Kali ini ia ingin melakukannya dengan benar. Maka ketika ia merasa Risna sudah mencapai kepuasan pertamanya, Reno memposisikan dirinya di atas tubuh Risna dan tanpa aba-aba ia kembali memasuki tubuh Risna.
"Aakh...." Erangan itu akhirnya lolos dari mulut Risna. Erangan kesakitan bercampur kenikmatan. Air mata kembali membasahi pipinya saat ia merasa bagian bawah dirinya terasa penuh dengan senjata pamungkas milik Reno. Kali ini Reno melakukan permainan yang berbeda. Bila di permainan pertama ia cenderung kasar, kali ini ia memilih bermain lebih lembut dan sangat menikmati setiap gerakan. Ia tak ingin buru-buru mencapai puncak. Dan kali ini ia membuka matanya untuk melihat wajah Risna yang masih terus memejamkan mata dan mengatupkan bibirnya dengan rapat.
"Jangan kamu tahan. Berteriaklah sesukamu bila memang kamu ingin berteriak. Jangan harap aku akan membungkammu dengan bibirku," bisik Reno sambil terus bergerak lembut. "Satu hal yang kuijinkan, kamu boleh mencengkeram punggungku. Namun apabila meninggalkan luka, maka aku akan menghukummu."
Risna merinding mendengar ancaman Reno. Ia lebih memilih mencengkeram sprei daripada dihukum. Reno tersenyum sinis saat melihat bagaimana tangan Risna mencengkeram erat sprei di bawahnya sambil matanya terus terpejam. Dari sudut kedua matanya tampak air mata mengalir. Rambutnya terlihat berantakan dan membingkai wajah cantik Risna. Dan sialnya ekspresi Risna yang seperti itu malah menimbulkan gelombang gairah pada diri Reno. Permainan yang awalnya lembut semakin cepat kala senjatanya menuntut pelepasan. Akhirnya setelah beberapa saat keduanya mencapai puncak kepuasan secara bersamaan. Lagi-lagi Reno menyemaikan benihnya di rahim Risna. Setelah selesai Reno tak langsung mencabut senjatanya.
"Buka matamu dan tatap aku!" Perintah Reno. Dengan takut-takut Risna membuka mata. "Jangan pernah menutup matamu saat kita melakukan ini. Kalau kamu melakukan itu, maka aku akan menghukummu. Mengerti!"
Barulah Reno melepaskan senjatanya dan merebahkan dirinya di ranjang. Hmm.. olahraga pagi yang sangat nikmat. Dengan senyum, Reno tertidur. Sementara Risna terbujur lemas di sampingnya. Berbagai perasaan berkecamuk di pikirannya. Bagaimana mungkin gue menikmati hubungan ini? Gue nggak cinta dia, gue benci dia tapi tubuh gue selalu berkhianat karena sentuhannya.
⭐⭐⭐⭐