Chereads / Peony di Antara Duri / Chapter 15 - Pertemuan Keluarga

Chapter 15 - Pertemuan Keluarga

Tan Xiuying meminta Cai Ying dan Shao Liu membantunya merias wajah. Masih dengan penampilan seperti biasanya yang dia inginkan, tetapi riasan wajahnya tidak lagi tebal dan pipinya tidak lagi kemerahan.

Sesaat kemudian dia berdiri perlahan. Akhirnya waktunya telah tiba, dan drama akan dimulai sekarang juga.

Dia perlahan merapikan pakaiannya sebelum melanjutkan berjalan keluar rumah menuju halaman bersama dengan Cai Ying dan Shao Liu.

Sesampainya di halaman menuju aula tengah, Tan Xiuying melihat Tan Wenling dan kedua pelayannya sedang menunggu di luar.

"Wenling, kenapa tidak pergi dahulu? Tunggu apa lagi?" tegur Tan Xiuying.

"Kamu lambat sekali, Kak. Mereka sudah menunggumu lama sekali. Tidak sopan membuat orang lain menunggu!" Tan Wenling memandang Tan Xiuying yang keluar dari lorong, matanya menatap dengan terpukau.

Tan Xiuying memang sangat cantik dan menonjol. Mereka tidak menyadari ini sebelumnya, tetapi hari ini dia sangat berbeda. Sekilas, dia tidak terlihat luar biasa. Baju hanfu warna merah tua yang dikenakannya hari ini tampak biasa saja. Lagi pula, hiasan rambutnya tidak cocok dengan riasan tipisnya. Namun jika dilihat dengan cermat, mereka akan menyadari kecantikan alaminya yang lain dari biasanya.

Nyonya Marquis, Li Jiayi, tampaknya selalu menyayangi dan memedulikan Tan Xiuying. Dia bahkan kerap memanjakan Tan Xiuying dan mengabulkan apa pun permintaannya. Semua orang akan memuji-mujinya karena sikapnya yang begitu baik hati dan tidak ada yang meragukan perhatian dan kasih sayangnya kepada putri tirinya.

Padahal kenyataannya, Tan Xiuying yang asli sangat malang. Namanya akan makin buruk di mata orang lain, sementara wanita licik itu akan menerima pujian karena kebaikan hatinya yang palsu. Li Jiayi sengaja merusak citra Tan Xiuying secara halus dengan membentuk opini publik. Benar-benar rubah betina yang licik!

Tan Xiuying seharusnya menjadi anak yang sangat bahagia. Ibunya, Li Huiqing, adalah istri pertama ayahnya. Ayahnya juga sangat menyayanginya. Dia punya dua orang kakak laki-laki, Tan Guoliang dan Tan Xiaodan, yang sedang belajar di akademi kekaisaran. Selama ini, Tan Xiuying yang asli telah tumbuh besar di bawah perlindungan mereka. Orang tua dan kedua kakak laki-lakinya menyayangi dia.

Sayangnya, masa-masa bahagia itu tidak berlangsung lama. Ketika dia berusia dua tahun, ibunya meninggal karena sakit parah. Peristiwa itu sangat mendadak dan tak terduga. Setelah kematian Nyonya Marquis Pertama, adik sepupu Li Huiqing, Li Jiayi, yang dulunya hanya menumpang di rumah itu, derajatnya meningkat dengan menjadi istri kedua Tuan Marquis.

Jauh sebelum Li Huiqing meninggal, Li Jiayi memiliki hubungan yang sangat baik dengan Li Huiqing. Mereka saling berkeluh kesah dan menceritakan segala sesuatu. Mereka tidak pernah bertengkar satu sama lain karena persaingan demi mendapatkan perhatian ayahnya.

Li Huiqing sangat memercayai Li Jiayi. Bahkan sebelum Li Huiqing meninggal karena sakit, dia meminta Marquis Jiujiang menjaga Li Jiayi dengan baik. Dan ayahnya, demi mengabulkan permintaan terakhir istri tercintanya, menjadikan Li Jiayi sebagai istri keduanya tepat satu tahun setelah kematian istri pertamanya.

Tanpa dinyana, ini seperti mengundang serigala berbulu domba ke dalam rumah. Jika seseorang berpura-pura baik, dia pasti mengejar sesuatu yang lain.

Sesampainya Tan Xiuying di depan aula tengah, beberapa orang di dalam ruangan terdengar sedang terlibat dalam diskusi yang tampaknya sengit.

"Apakah Kak Xiuying benar-benar pergi mencari pria bajingan itu lagi?" Berkat ingatan pemilik asli tubuhnya, dia bisa mengenali bahwa ini adalah suara adik tirinya, Tan Meixiu.

"Tutup mulutmu, Meixiu! Hati-hati kalau bicara tentang keluarga kerajaan. Lantai dan dinding punya telinga," sahut Liu Meifeng, neneknya.

"Tak kusangka gadis muda ini bisa berperilaku begitu tak senonoh! Huhhh, semestinya aku tidak memberinya kesempatan untuk menggunakan kebebasannya dengan membiarkannya pergi sendirian. Sekarang dia telah melakukan tindakan memalukan dan mencoreng nama baik keluarga!" Terdengar samar-samar suara getir seorang wanita. Itulah Nyonya Marquis yang sekarang.

"Semua belum pasti dan masih belum ada bukti. Seharusnya kita tidak menebak-nebak begitu saja. Sebaiknya kita tanyakan langsung padanya." Suara lemah lembut ini milik kakak keduanya, Tan Xiaodan.

"Aku tidak percaya kalau Xiuying seperti itu! Dia biasanya sangat taat hukum." Suara ini terdengar cukup tenang dan bijaksana. Ini adalah suara kakak pertamanya, Tan Guoliang.

"Kita mungkin tidak tahu, tetapi beberapa orang dilahirkan dengan bakat untuk menyamarkan sifat mereka yang sebenarnya. Xiuying biasanya tampak manis, tetapi siapa yang tahu apa yang sebenarnya ada di pikirannya? Jangan lupa kalau dia tega mengabaikan nama baik keluarga dan kabur demi ... " sahut Nyonya Marquis lagi.

"Diam! Buka pintunya!" Suara nyaring terdengar. Itu suara Marquis Jiujiang, ayah Tan Xiuying, yang berhati dingin dan jarang dia jumpai.

Tak lama kemudian, pintu besar aula tengah dibuka dengan pelan oleh seorang pelayan berpakaian hanfu cokelat muda.

Bagus, semua orang ada di sini hari ini. Sepertinya orang yang menjebak dia memang berniat ingin menghancurkannya, pikir Tan Xiuying.

"Kak, mereka sedang membicarakanmu," bisik Tan Wenling yang berdiri di belakangnya.

Tan Xiuying hanya mengangguk dengan acuh tak acuh.

Aula tengah itu hanya punya dua pintu biasa yang mudah dibuka. Hanya dalam sekejap sudah ada beberapa orang yang di dalamnya, dan seketika ruangan menjadi penuh dan sesak.

Orang-orang ini datang dengan gusar, tetapi mereka semua tertegun sejenak ketika melihat gadis itu berdiri di ambang pintu. Ekspresi semua orang berubah, terutama Nyonya Marquis dan putrinya, Tan Meixiu. Bahkan raut wajah Marquis Jiujiang, pun sedikit berubah.

Tan Xiuying melangkah masuk dengan anggun, diikuti oleh Tan Wenling di belakangnya.

Di bagian tengah ruangan aula, Tan Xiuying berdiri di sana dengan membungkuk hormat. Dengan cepat dia melirik semua orang dan akhirnya menatap ayahnya. "Marquis Jiujiang, aku adalah putri bungsumu yang tercinta. Salam untukmu, Nyonya Marquis, Nenek, dan semuanya," sapanya seraya membungkuk dengan hormat.

Walaupun Tan Xiuying yang asli biasanya kasar, banyak tingkah, angkuh, dan sembrono, sebenarnya dia memiliki suara yang terdengar merdu. Bahkan sekarang ketika dia berbicara, nada lembutnya semerdu lonceng kuil yang bergema lirih di ruangan ini.

Semua orang tercengang. Mereka tidak pernah mengira kalau Tan Xiuying yang biasanya bersikap periang, kasar dan urakan bisa berbicara semanis itu, terutama ketika dia menyebut ayahnya sebagai Marquis Jiujiang dan bukan Ayah.

Marquis Jiujiang, Tan Jianjun, adalah orang pertama yang bereaksi. Dia tertegun sejenak mendengar ini, lalu menatap Tan Xiuying dengan sepasang mata galak dan bertanya dengan berang, "Ada apa denganmu? Mengapa kamu membuat masalah besar lagi kali ini!?"

Tan Xiuying sudah siap menerima amukan Tan Jianjun akibat ulahnya sendiri. Jadi, kali ini dia tetap diam dan menunduk saat ayahnya mulai membentaknya.