Chereads / Peony di Antara Duri / Chapter 16 - Pertemuan Keluarga (2)

Chapter 16 - Pertemuan Keluarga (2)

Setelah melihat putrinya tetap terdiam, Marquis Jiujiang, Tan Jianjun, menyadari sikap buruknya dan menghela napas dengan penuh penyesalan. "Xiuying, bagaimana keadaanmu? Jika kamu mengalami cedera atau sakit di mana pun, suruh pelayan segera memanggil tabib," ujar Tan Jianjun kepada putrinya.

Tan Xiuying adalah anak dari wanita yang dicintainya, dan ibunya sudah tiada. Bisa-bisanya dia tidak memedulikan dan menyayangi putrinya.

"Terima kasih atas perhatianmu, Marquis Jiujiang. Aku sudah tidak apa-apa sekarang. Jangan khawatir." Saat melihat tatapan ayahnya, hatinya terasa pedih. Bagaimana mungkin Tan Xiuying yang asli tidak mengetahui bahwa ayahnya sangat menyayanginya? Ayah, aku tidak akan mengecewakanmu lagi, batinnya.

Biasanya, Tan Xiuying agak manja, gegabah, dan kurang sabar. Namun, hari ini dia bersikap cukup anggun dan lemah lembut, tidak seburuk yang Li Jiayi katakan. Tan Jianjun mengerutkan keningnya dengan canggung dan melirik istrinya dengan bingung.

Nyonya Marquis, Li Jiayi adalah wanita dewasa yang cantik. Meskipun usianya sudah mencapai 30 tahun, dia masih terlihat menawan dan penampilannya terawat dengan baik. Kendati berasal dari keluarga yang sangat miskin di desa, dia mendapat didikan yang baik dan ketat dari mendiang ibu Tan Xiuying. Setelah tinggal cukup lama di kediaman ini, segala sesuatu tentang dirinya menjadi begitu elok dan anggun.

Seolah-olah paham dengan maksud suaminya, Nyonya Marquis cepat-cepat menanggapi. Dia segera menatap Tan Xiuying dan berkata dengan lembut, "Xiuying, kamu salah bicara seperti ini. Bisa-bisanya kamu memanggil ayahmu seperti itu?"

"Maaf, Nyonya. Bukankah lebih baik menyebutnya seperti itu? Aku hanya ingin memberi penghormatan kepada Tuan Marquis. Salahkah itu?"

"Tentu tidak. Namun, sudah menjadi kebiasaanmu memanggilnya Ayah. Ini rasanya agak janggal."

"Baiklah, kalau begitu. Maafkan aku," sahut Tan Xiuying. Dia malas berdebat dengan rubah betina ini mengenai nama panggilan yang rumit. Sebenarnya dia merasa canggung karena baru kali ini berhadapan dengan keluarga Tan Xiuying yang asli, sementara dia berasal dari zaman modern yang tidak mengenal tata krama dan adat istiadat zaman kuno.

"Kak Xiuying, tadi Nenek bercerita tentang kejadian yang menimpamu. Kenapa kamu mesti kabur dalam perjalanan ke tempat pengasingan? Seandainya kamu tidak kabur, peristiwa itu tentu tidak akan menimpamu," ujar Tan Meixiu.

"Itu benar! Bisakah sekali saja kamu mendengarkan ayahmu ini? Aku sudah menetapkan hukuman yang cukup ringan untukmu dengan mengasingkanmu ke desa terpencil, tapi kamu malah melanggarnya dan diam-diam kabur demi menemui kekasihmu itu. Gadis macam apa kamu hingga mengorbankan harga diri dan martabat keluarga demi kepentingan dirimu sendiri? Tahukah kamu, ulahmu sudah menyinggung Yang Mulia Peng Liling? Kalau Kaisar sampai tahu, tamatlah sudah riwayat kita semua!" sergah ayahnya dengan gusar.

Keluarga Bangsawan Tan adalah salah satu dari tiga keluarga bangsawan terkemuka di negeri ini. Awalnya mereka hanya keluarga biasa dan tidak begitu dikenal dalam hal kekuasaan dan kepemimpinan kekaisaran. Namun, ketika salah seorang bermarga Tan berhasil menjadi pejabat tingkat pertama di kekaisaran, saat itulah terjadi perputaran nasib secara drastis.

Nasib baik pun berpihak pada Keluarga Bangsawan Tan ketika pada akhirnya pria bermarga Tan ini memperistri putri tertua dari dua generasi kaisar sebelumnya. Mereka adalah kakek dan nenek Tan Xiuying. Setelah menerima gelar Marquis, Keluarga Bangsawan Tan memiliki kekuasaan penting di bawah menteri dengan membawahi komanderi Jiujiang.

Dengan kekuasaan dan kejayaannya, tak heran jika Tan Jianjun memperlihatkan sikap keras dan congkak, yang akhirnya menurun pada putrinya, Tan Xiuying.

"Xiuying, kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita! Kalau tahu begini, aku akan segera menikahkanmu dengan Pangeran Keempat. Kamu bisa menjadi selirnya."

Tan Xiuying mengernyit dan buru-buru menukas, "Tidak, Ayah! Aku masih muda dan tidak ingin menikah dulu."

"Karena kamu terus memohon untuk menikahi Pangeran Keempat, aku tidak punya pilihan selain pergi ke istana untuk meminta Kaisar mengatur pernikahan kalian."

"Tapi, Ayah ... "

"Tenanglah, Xiuying. Kami belum sempat menghadap Kaisar. Tempo hari kami ke istana hanya berniat untuk memastikan kebenaran tentang kejadian yang menimpamu tetapi tertunda karena utusanmu menyusul kami," sahut Tan Guoliang sambil menatap adiknya.

"Bagus! Pokoknya aku tidak mau menikah, Ayah. Lagi pula, pernikahan sudah diatur oleh orang tua sejak zaman kuno, 'kan? Jadi, kupikir lebih baik aku menikah dengan pilihan orang tuaku, bukan pilihan Kaisar."

Tan Xiuying melanjutkan, "Ayah, supaya tidak ada yang salah paham, aku belum ingin menikah saat ini. Masih ada waktu tiga tahun sebelum aku cukup umur untuk menikah dan aku takut, saat itu aku sudah menjadi wanita tua."

"Xiuying, jangan khawatir. Aku akan membuat rencana yang baik untuk kalian semua anak-anakku," sahut Tan Jianjun.

"Ayah memang sangat bijaksana," ujar Tan Meixiu tersenyum lembut. Kemudian dia menoleh pada Tan Xiuying dan berkata, "Kakak, dengarkan Ayah sekali ini saja. Aku yakin keputusan Ayah adalah yang paling tepat untuk kita semua."

Tan Meixiu adalah putrinya dengan Li Jiayi. Dia sekarang berusia 14 tahun dan dilahirkan dengan paras cantik. Dia berdandan dengan bagus dan cara bicaranya terdengar lembut. Karena itu, dia tampak anggun bak bidadari.

Yang bahkan lebih luar biasa adalah kenyataan bahwa selain sangat pintar, Tan Meixiu juga penuh perhatian, lemah lembut dan berperilaku baik. Dia adalah calon istri yang ideal bagi para pria dari keluarga bangsawan di negeri ini. Ketika dia berusia 16 tahun dan telah mencapai usia siap menikah, banyak pencari jodoh datang ke kediaman mereka untuk meminangnya.

Tan Jianjun tidak pernah menanggapi orang-orang itu karena dia ingin menemukan pasangan yang baik untuk Tan Meixiu.

Kemudian tatapannya beralih kepada Tan Xiuying dan membandingkan perbedaan yang mencolok di antara kedua putrinya. Xiuying sudah berusia 16 tahun dan siap menikah, tetapi justru Meixiu jauh lebih dewasa daripada Xiuying yang lebih tua darinya. Seandainya Xiuying tidak merusak masa mudanya dengan mengejar seorang pangeran yang sudah beristri, saat ini dia tentu sudah menikah dengan pria bangsawan baik-baik.

Tan Jianjun memandang Tan Xiuying dengan tatapan mata yang rumit dan mulai menyusun rencana dalam hatinya.

Sebaiknya Xiuying harus segera menikah demi menutupi aib. Pangeran Keempat sudah menikah dan tidak mungkin bisa diharapkan akan menikahi Xiuying dengan selayaknya. Apalagi rumor buruk tentu sudah beredar tentang hubungan gelap putrinya dengan pangeran itu. Tan Jianjun harus siap menghadapi segala kemungkinan terburuk.

Dia tidak peduli meskipun itu adalah pernikahan yang dianugerahkan oleh Yang Mulia Kaisar. Dia tidak akan menikahkan Xiuying dengan Pangeran Keempat yang tak bermoral bahkan jika Xiuying menginginkannya. Lagi pula, jika Xiuying menikahi Pangeran Keempat, dia hanya akan menjadi selir. Masa depan macam apakah yang akan dimiliki putrinya jika hanya menjadi selir?

Dia menimbang-nimbang calon yang tepat untuk putrinya. Pangeran Kelima yang cukup terpelajar itu belum menikah dan merupakan calon yang tepat untuk putrinya. Selama titah kekaisaran telah dikeluarkan, tidak ada yang bisa mengubahnya. Pangeran Kelima akan menikahi Xiuying dan tidak ada yang bisa menghentikannya.

Tan Xiuying melihat dengan jelas bagaimana tatapan Tan Jianjun seolah-olah membandingkan antara dia dengan Tan Meixiu sampai saat ini. Akhirnya, dia sendiri pun mengalami kepahitan ini.

Dia merasa kecewa sekalipun dia bukan pemilik asli tubuh ini. Jika pemilik aslinya masih hidup, gadis itu pasti akan merasa lebih kecewa lagi.