Sensasi yang luar biasa hebat terus menghantam pikiran Tan Xiuying, sekarang berbaur dengan kekacauan pikirannya sendiri. Seiring dengan itu muncul sesuatu yang lain—rasa sakit yang tumbuh dan berkembang.
Di mana-mana tatapannya memandang kehancuran. Rumah-rumah dilalap api, orang-orang berlumuran darah—teman-teman dan orang-orang terdekatnya. Ibunya berbaring menelungkup di seberang jalan, menghadap ke tanah, dan darah membasahi rambut indahnya. Ayahnya berbaring dalam kondisi mengerikan dengan tubuh tak berbentuk di atas tumpukan tulang belulang manusia di kejauhan.
Tan Xiuying terus berjalan hingga akhirnya sampai di tanah lapang. Seorang pria duduk di atas kuda, seringai sombong terpampang di wajahnya yang menjijikkan. Pria itu menyaksikan kehancuran di sekitarnya dengan penuh kebanggaan; melaksanakan pekerjaannya dengan senang hati. Dia adalah pemimpinnya dan karena itu, pantas menerima kematian yang istimewa.