Semburat fajar sudah terbangun dari peraduannya. Matahari mulai memancarkan rona kemerahan di langit pagi. Jari emas sinarnya menyinari jalan-jalan kota, menghidupkan kembali kesibukan aktivitas di pagi hari.
Tan Xiuying berjalan keluar dari kamarnya dengan berlambat-lambat. Tumit sepatunya berderap perlahan di lantai kayu berasap dan perasaan kehilangan mulai menyeruak saat hidungnya mencium aroma obat-obatan herbal yang sangat menyengat. Dinding-dinding papan kayu membuatnya merasa diterima di pondok ini dan setiap kali dia melewatinya berhari-hari sebelumnya, selalu memenuhinya dengan perasaan sayang yang tak terkatakan.
Setiap melangkah lebih jauh, api yang berkobar di dalam dirinya perlahan membuat hatinya hancur. Dia tidak tahan melihat wajah sedih Tabib Huang Shun, apalagi Bibi Xiao Guang. Namun dia tentu tidak akan meninggalkan mereka tanpa berpamitan. Tabib Huang Shun dan Bibi Xiao Guang melepas kepergiannya dengan berat hati, mata mereka tampak berkaca-kaca.