PLAK!!! Kulemparkan seluruh berkas permintaan ceraiku di wajah Mas Gerry. Lelaki yang semula sedang santai sambil menonton televisi, langsung kaget saat aku menghempaskan surat gugatan cerai itu. "Apa ini, Dinda?"
"Apa ini?! Kamu pikir aku tidak tahu dengan tingkahmu selama ini, Mas?!"
"A-apa maksud kamu?"
Wajahnya itu berpura-pura tidak tahu apa-apa. Seolah dia adalah lelaki suci yang tanpa dosa!!
SRAKKK!!
Kusebarkan seluruh foto perselingkuhan antara dirinya dan Emmely. Foto kemesraan mereka berdua pun beterbaran di ruangan tempat kami berada.
"Aku sudah muak denganmu, Mas! Aku tidak peduli dengan dirimu lagi! Karena kamu hanya memanfaatkanku selama ini!"
"DINDA! Aku bisa menjelaskan semuanya!!"
Aku masuk ke dalam kamar, lalu mengeluarkan kopernya dengan pakaian-pakaiannya, melemparkan penuh emosi ke dalam koper tersebut.
"Cepat keluar dari tempat ini! Pergilah dengan Emmely yang kausayangi itu!"
"DINDAAA!!"
Kudorong lelaki itu untuk pergi dari rumahku segera dengan koper berisikan pakaian miliknya. Aku sudah jijik dengan wajahnya yang sok polos itu.
JBRAKK!
Rumahku sudah kukunci. Tinggallah Mas Gerry yang merengek sembari menggedor-gedor pintu rumahku, memintaku mempertahankan pernikahan ini.
Cih. Tidak akan mungkin!
Kini, aku sudah mengibarkan bendera perang! Sebuah pembalasan atas kejahatannya pun akan dimulai!!
"Dinda! Aku bisa menjelaskannya. Dia adalah teman kantorku. Sungguh!"
"Teman kantor? Aku nggak peduli, Mas! Sekarang kamu enyah dari rumahku! Karen kamu sudah nggak pantas lagi ada di sini!!"
Kupikir dia akan menangis darah kepadaku. Malahan tidak.
Lelaki itu malah menggeram di balik pintu, lalu mengatakan. "Baiklah, kalau itu maumu. Aku akan bercerai denganmu! Tapi ingat, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!! Akan kubuat kau menderita seumur hidupmu!!"
Idih. Memangnya aku peduli? Aku adalah Dinda Kamelia, penulis script naskah drama dan juga film yang kondang namanya di mana-mana. Bahkan banyak pihak produser yang ingin bekerja denganku!
Bahkan pendapatanku lebih besar daripada Mas Gerry yang sebatas Sales Manager! Dia bisa apa tanpa diriku!
Jangan pikir dia bisa hidup tanpa diriku! Karena apa, sumber kekayaannya dan uang foya-foyanya selama ini adalah dariku!
Dia-lah yang akan menyesal, setelah bercerai denganku!!
Aku tinggalkan Mas Gerry yang sudah berisik di depan pintu, mengumpat segala macam, termasuk meminta kunci mobil untuk dikembalikan.
"Mana mungkin aku melakukannya! Dia hanyalah mantan suamiku yang bejat dan tidak tahu terima kasih!"
"DASAR PEREMPUAN MANDUL TIDAK TAHU DIRI! AKAN KUPASTIKAN KAU AKAN JADI JANDA SELAMANYA!" Mas Gerry setelah menyumpahiku.
Aku menyeringai. Mana mungkin? Aku bahkan bisa memilih siapa pun untuk menjadi suamiku.
Toh, kalaupun aku tidak menikah lagi, aku adalah perempuan yang mandiri. So, siapa takut?
"Cih. Gertak sambal yang tidak ada gunanya."
Masuk ke dalam kamar, aku menyetel musik paling up-beat sepanjang masa. Kukeluarkan pakaian-pakaian usangku, kenangan demi kenanganku bersama dengan Mas Gerry, langsung aku masukkan ke dalam gentong.
Kubawa gentong itu ke rooftop rumah. Lalu kubakar semuanya tanpa sisa.
Mataku tertuju pada api yang mengais setiap pucuk lembaran foto antara aku dan Mas Gerry.
Aku dan dirinya pernah bahagia. Dulu. Sebelum wanita keparat bernama Emmely Belladona itu mengotori rumah tanggaku dengan Mas Gerry.
Sekarang ini, aku adalah sosok Dinda Kamelia yang baru. Perempuan independen yang bahkan tak butuh sentuhan dan belaian dari pria.
Karena apa, aku bisa melakukan semuanya sendiri. Asal ada uang, apa sih yang tidak bisa kulakukan?
* * *