Chereads / Istri Palsu Tuan Muda / Chapter 2 - Layani Aku

Chapter 2 - Layani Aku

"Apakah kalian sudah siap?" tanya Pak Penghulu, membuat Sisy yang sedang menunduk seketika mendongak.

Sisy menganggukan kepalanya, pun dengan Saka, lelaki dingin yang belum mengeluarkan suara itu, seperti tak senang dengan pernikahan ini, bahkan tak ada raut bahagia atau seulas senyum di bibir sensualnya.

Ijab kobul telah dilaksanakan, yang mengartikan kalau Sisy kini menjadi istri sah dari Saka Asgala, lelaki yang seharusnya menjadi kakak iparnya, justru kini menjadi suaminya.

Sejak tadi, jantung Sisy selalu berdebar dengan kencang, mungkin jika bukan buatan tuhan, Jantung Sisy sudah melompat dari tempatnya, kini ia merasakan kalau keringat dingin sudah membanjiri tubuhnya.

Ingin menangis sejadi-jadinya? Ingin berteriak? Ingin menyalahkan keadaan? Tentu saja, tetapi Sisy menahan ini semua, tak ada yang bisa ia salahkan, semua ini tentu salah dirinya karena telah terlahir ke dunia ini.

***

"Hey, apa kau masih tetap ingin di sana? Ini sudah malam!" Sentak Saka, saat ia mendapati kalau Sisy yang Hanya diam dengan duduk di sebuah kursi di depan meja rias.

Mendengar sentakan itu, membuat Sisy seketika terhenyak, ia mencoba memberanikan diri untuk menatap Saka, lelaki itu tengah duduk di bibir ranjang king size, dengan boxer dan bertelanjang dada.

Sedetik kemudian, Sisy memejamkan matanya, ia merasa kalau kini matanya ternodai, sebagai mata baik-baik yang tak pernah melihat apapun yang berhubungan dengan maksiat.

Tentu saja, Sisy dapat melihat dengan jelas, sebuah dada bidang yang memiliki otot-otot kekar, dan sebuah tato bunga juga di bagian dada kiri Saka.

Saka yang melihat ekspresi aneh Sisy, seketika mengerutkan dahinya, ia merasa ada yang aneh pada wanita di depannya itu, bahkan biasanya jika ia sudah bersama dengan Sesy, wanita itu akan melakukan segala cara agar Saka tergoda dengan tubuhnya.

Bahkan Saka sendiri tau, kalau pekerjaan Sesy sebagai seorang model, yang seallu memakai baju terbuka di bagian paha dan dada, Sesy juga terkenal dengan banyaknya kekasih yang dulu ia punyai.

Saka sendiri terpaksa menerima permintaan Sesy untuk menikahinya, hal itu dilatar belakangi karena Saka yang mau membalas Budi pada Sesy karena telah menyelamatkan hidupnya.

Waktu itu, Saka pernah hampir saja terkena tembakan dari orang misterius yang tak ia kenali, beruntung ada Sesy yang waktu itu sedang menjalani sebuah pemotretan di gedung, yang juga dihadiri oleh Saka.

Dari saat itu, Sesy berkenalan dengan Saka, menjalin hubungan yang semakin dekat disetiap harinya, karena Sesy yang dapat rajin berkunjung ke kantor Saka, dan tak jarang membawakan makanan.

Saka mendencakan lidahnya, ia jua menaikkan sudut bibirnya ke atas, baginya itu hanya sebuah pencitraan saja, Sesy adalah wanita murahan yang pernah ia kenali, dan tentu saja sama dengan wanita-wanita malam, yang hampir setiap malam menemani dan melayaninya di atas ranjang.

"Tidak usah sok suci, Sesy! Aku bahkan tau kalau kau sudah tak perawan lagi bukan?"

Pertanyaan Saka, membuat Sisy yang sedang menutup wajahnya seketika terhenyak, bagaimana bisa, saja mengatakan Sesy, wanita seperti itu? Padahal Sisy sendiri tau, kalau Sesy adalah wanita yang banyak diidamkan oleh para kaum Adam.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" tanya Sisy, dan memberanikan diri untuk melihat dada bidang yang ternyata menggoda itu.

"Ck." Saka menarik sudut bibirnya ke samping, ia menatap wajah Sesy yang sedikit berbeda dari biasanya, tetapi ia tidak bisa melihat siapa ang ada di hadapannya itu, karena sebelumnya ia memang tak pernah bertemu dengan Sisy, dan sepengetahuan Saka, kini Sisy tak ada di Indonesia, melainkan ia yang sedang mengayang pendidikan tinggi di London.

Saka berdiri dari duduknya, ia berjalan perlahan dan mendekati Sisy, dengan tatapan dingin dan eskpresi wajah yang tak bisa di artikan, entah mengapa malam ini justru lelaki itu ingin mencoba kesucian Sisy, wanita yang ia kenal sebagai Sesy.

Saka menaruh kedua tangannya pada punggung kursi ang sedang diduduki oleh Sisy, ia menaap pantulan dirinya dan Sisy di cermin, wajah Sisy begitu tenang dan takut.

"Kenapa kau takut, Sesy? Bahkan kau selalu merayuku jika aku sedang di kantor, dan sekarang kita sudah sah menjadi suami istri," ucap Saka, dan menyunggingkan senyum yang sejak tadi belum dilihat oleh Sisy.

Glek! Sisy menelan salivanya, ia tak mungkin menyerahkan mahkota berharganya untuk lelaki yang tak ia cintai, mahkota yang selama ini ia jaga mati-matian.

Saka mencoba mendekatkan wajahnya dengan wajah Sisy, berniat untuk melayangkan kecupan pertama kali di wajah Sisy yang ia kenal sebagai Sesy. Meski sebenarnya ia tau, kalau Sesy adalah wanita yang sering melakukan hal itu dengan lelaki manapun.

Sisy yang merasa aneh dengan Saka, buru-buru bangkit, kini jantungnya kembali berdebar kencang, sedangkan bibir ya terkatup dengan rapat.

"K-kau mau apa?" Sisy, berjalan dengan mundur ke belakang, menatap Saka tajam.

"Apa lagi? Tentu saja ingin menikmati malam pertama denganmu, Sesy, walaupun aku tau, kalau kau sudah tak suci lagi." Tuding Saka, dan setelah itu menyeringai.

Sisy membulatkan matanya, ia menatap Saka dengan marah, walaupun Sesy tak pernah memperlakukannya dengan baik sebagai seorang adik, tapi tetap saja, ia tak terima saat Sesy di hina seperti ini oleh seoang lelaki.

"Jaga perkataanmu! Aku bukan wanita seperti itu!" Sisy menunjuk batang hidung Saja, dadanya seketika turun naik.

"Kenapa kau harus marah? Aku bahkan sudah tau seluk belukmu, Sesy, mantan pacarmu ada di mana-mana, pakaianmu selaku terbuka, dan apa ini? Justru kau memakai pakaian tertutup saat malam pertamamu dengan suamimu." Saka menatapi pemanpilan Sisy yang memang berpakaian lengan dan celana panjang.

"Kau tak perlu takut Sesy, aku pasti akan menerima kamu, apapun yang terjadi, ya karena aku juga sadar, kalau aku bukan lelaki sempurna." Sambung Saka lagi.

Sisy masih terdiam di tempatnya, matanya tak drpaling melihat pergeakan Saka yang sudah di luar kata normal sebagai seorang lelaki.

"Stop! Jangan berani melangkah lagi." Sisy menghentikan langkah kaki Saka dengan telunjuknya yang menunjuk pada wajah Saka.

Merasa kesal pada Sisy yang selalu menolak pergerakannya, membuatnya harus bergerak lebih cepat, dan menerkam Sisy tanpa sepengetahuan Sisy.

"Aaaghhh." teriak Sisy pelan, namun mulut Sisy segera dibungkam oleh Saka.

"Diam! Apa kau mau kalau mereka semua mendengar kita hah?" Bentak Saka, kini tubuh Sisy sudah berada di bawah tubuhnya.

Mata Sisy seolah tak bisa ia kedipkan lagi, saat kini wajahnya berada sangat dekat sekali dengan wajah Saka, bahkan hidung mereka hampir saja bersentuhan.

"Enyahlah dari atas tubuhku!" desis Sisy pada Saja.

"Apa? Kau mengusirku? Bahkan seluruh tubuhmu ini sudah menjadi milikku, Sesy! Dan kau tak usah sok polos." Balas Saja.

"Sialan! Bagaimana ini, aku tidak Sudi melayani lelaki ini." Sisy membatin, seraya tangannya yang mencoba menahan tubuh Saka.

"Kau harus pilih, aku akan bermain cantik tanpa merusak bajumu, atau justru baju kimonomu yang buruk ini akan robek karena ulahku?"

"Aku menginginkan 'itu' Sesy, dan kau harus melayaniku di atas ranjang ini, malam ini juga!"

Bersambung.