Marion tak tahu apakah ia harus senang atau justru sedih. Baru saja William menghentikan kalimatnya. 'Ada dua bayi di sana', kalimat itu layaknya reruntuhan bangunan yang ambruk bersamaan dan menimpa Marion.
Membayangkan harus menghidupi seorang bayi dalam kandungannya saja sudah membuatnya begitu kelelahan, dan ini ... dua sekaligus.
"Kau jangan bercanda, Will." Marion kini menoleh pada Ange setelah tak mendapat jawaban dari bosnya yang kini telah berubah status menjadi 'ayah dari calon bayinya'. "Ange ...."
Wanita yang dipanggil Marion itu pun hanya menggeleng. Membenarkan seperti apa yang duiucapkan oleh William, bahwa memang ada dua bayi dan ia tak bisa membaca lainnya.