Marion ingin bertanya lebih lanjut mengenai wanita yang dimaksud oleh William, yang sejak tadi membuat wajah rupawan pria itu tampak mengetat, bahkan rahang tegas yang dihiasi bulu halus itu juga kelihatan menegang kala menyebut wanita itu.
Marion tak berani melontarkan pertanyaan yang mungkin akan merusak suasana hati William yang juga merupakan pria yang sensitif dan impulsif.
Marion tahu itu. Ia merasa banyak kesamaan antara pria itu dan ayahnya. Tentu saja, kecuali wajahnya. Meski memang keduanya sama tampan dan menawan, tetapi bukan itu poin pentingnya. Keduanya nyatanya sama-sama posesif.
Ia ingat dulu sering kali mendengar pertengkaran kecil antara ayah dan ibunya, yang anehnya, hingga saat ini tak pernah ia tahu asal-usul wanita itu. Namun, apa bedanya? Bukankah Marion juga tidak mengetahui asal-usul Jeremiah, ayahnya?
Itu sebabnya, meski Marion begitu mencintai ayahnya, kemarahan akan pengabaian yang dilakukan ayahnya itu sangat tak bisa ia terima hingga sekarang.