William bangkit dari duduknya dan mendekat pada Marion yang masih berdiri mematung di tempat semula. Ia meraba luka yang ada di leher gadis itu. Sama persis seperti miliknya. Di sisi yang sama, dengan ukuran, bentuk, bahkan tingkat keparahan yang sama persis.
Marion melakukan hal yang sama. Dan keduanya memekik kesakitan secara bersamaan.
"Adakah dari kalian yang bisa menjelaskan maksud ini semua?" tanya Marion, menatap Ange, lalu bergantian menatap bosnya yang masih berdiri di hadapannya. William menoleh pada Ange, melemparkan tanggung jawab pada wanita paruh baya yang sudah seperti ibunya.
Wanita itu bangkit, kemudian mendekat pada keduanya, memegang pundak William kemudian menepuknya.
"Aw!" pekik Marion, yang membuat ketiganya berpandangan. "Apa maksudnya ini, Ange?" tanya gadis itu, tak mengerti. Ia tak pernah mengalami ini sebelumnya. Lagi-lagi kejadian aneh di luar nalar tengah terjadi padanya.
