Ronan kembali tersadar, tetapi dia tak lagi berada di dalam jeruji perak. Perlahan Ronan mengangkat kepalanya, kemudian bangkit dari tempat ia terbaring sekarang.
Mata tajam Ronan memindai sekitarnya, pria tegap bermata biru itu terkesiap untuk sesaat.
"Dimana aku sekarang? Tempat apa ini?" batinnya dalam hati.
Kini Ronan sedang berdiri di lembah yang berkabut. Langit belum sepenuhnya terang, atau gelap. Cahayanya remang seperti langit sore yang hendak ditinggalkan matahari.
Ronan menggosok telapak tangannya, udara di lembah ini terasa begitu dingin menggigit kulit.
"Sial kenapa dingin sekali? Tak biasanya aku menggigil begini, hanya karena udara," gumamnya.
Dia berkeliling pohon besar tempat ia berbaring tadi. Dahinya mengernyit, sekarang Ronan mulai berpikir, bagaimana bisa dia berada di sini, sedangkan tidak ada jalan atau rute untuk naik ke tempat tinggi yang dikelilingi bukit-bukit berkabut ini.