Kamar yang bertumpuk buku bagaikan gudang, setiap kertas berserakan di mana-mana. Warna sampul yang menghiasi setiap lapisannya bercampur aduk bagai ombak buku.
"Sial! Kenapa mencari informasi tentang kota itu cukup sulit? Apa maksudnya tentang kota misterius itu?!"
Pencariannya selama beberapa hari tidak membuahkan hasil positif dari buku-buku yang telah ia kumpulkan. Harapan mengetahui kota misterius yang dibicarakan oleh Greg mulai pudar.
Dengan pasrah dia membentangkan tangan dan menjatuhkan tubuhnya ke atas tumpukan buku yang berada di bawah lantai.
Tatapan kosong memandang kasau kamarnya, seakan menanti keajaiban turun dari langit. Elia nur meminjamkan mata sembari menenangkan diri agar pikirannya tercerahkan.
Tak terasa elanor telah memejamkan mata selama 3 jam ketenangannya hancur saat mendengar keributan kayu dari luar kamarnya.
Dia pun merangkak seperti bayi dan menyemburkan kepalanya sedikit demi sedikit untuk melihat apa yang terjadi di luar kamar tersebut.
