William hendak menekan tombol dari benda itu dengan tangan bergetar. Ia tak siap jika apa yang ada di hadapannya nanti justru hal yang paling ia benci. Ia tak ingin kehilangan lagi. Tidak.
Belum sempat menekannya, pria itu menoleh pada Shana.
"Apa yang akan terjadi jika aku melakukannya? Aku tak siap dengan kejutan apa pun saat ini, Shana," ucapnya, masih denban isak tertahan, setelah air matanya yang tak henti sejak tadi.
William menangkupkan kedua tangan di wajahnya demi menutupi bulir yang masih terus mengalir dari sudut matanya. Kehilangan ini sangat mengerikan baginya. Ia mungkin bisa saja kembali ke sana untuk menjemput Marion, tetapi bagaimana jika wanita itu tak ada?
Kota ini penuh dengan kebohongan, jelas sekali. Ia bahkan tak bisa percaya pada siapa pun sekarang.
Bahkan terhadap Shana sekali pun.
"Tak akan ada kejutan yang menyedihkan, Will, aku janji. Seperti Marion yang ingin selalu melihatmu tersenyum, maka tunjukkanlah saat kau sudah menekan tombol itu."
