"Tadi kau mengancamku dengan pisau belati dan kini kau mengancamku dengan jarum? Kau ingin membunuhku pelan-pelan?"
Djaka kini tak menghiraukan apa yang perempuan di depannya tersebut katakan ia hanya fokus menyematkan sebuah jarum ke bawah dagu Zaskia. Sementara Zaskia sendiri menatap Djaka. Dalam jarak sedekat ini ia baru sadar jika pria itu cukup tampan.
Hidung mancung dan rahang yang tegas membuatnya maskulin, matanya yang agak sipit memang membuatnya semakin menarik, sayang warna kulitnya yang sangat berbeda dari Alvin yang putih bersih membuat Zaskia merasa jika Djaka tak menarik.
"Sudah selesai, jangan menatapku seperti itu nanti kamu terpesona." Ucap Djaka yang menarik dirinya setelah memastikan jika jarum terpasang sempurna dan memastikan hijab yang kini di kenakan Zaskia sudah rapi.
"Huh.. kepedean." Zaskia sendiri menarik dirinya dan kini menatap pantulan dirinya di depan cermin, ia sedikit melongo saat melihat dirinya senddiri mengenakan balutan pakaian tertutup dan sebuah hijab yang menutupi rambutnya. "Apakah ini aku?" Zaskia sendiri agak tercengang dengan apa yang ia lihat sendiri, baginya ini seperti bukan dirinya melainkan orang lain.
"Kau lebih cantik seperti ini."
"Jadi kau suka kepadaku dan ingin mengubahku menjadi seperti apa yang kau mau?"
"Terserah apa yang kau katakan, yang jelas kau sudah jadi istriku dan kau harus menuruti syarat yang aku berikan kepadamu. Setiap hari kau harus mengenakan pakaian dan juga hijab seperti ini jika keluar rumah."
"Setiap hari? Jika tidak?"
"Jika tidak aku akan menghukummu."
"Apa-apaan ini? Pantes saja kamu gak laku-laku selama ini. Ternyata kau menuntut istrimu untuk menjadi seperti apa yang kau mau? Aku saja tak pernah mengenakan pakaian seperti ini kecuali di hari raya, dan sekarang kau menuntut aku untuk mengenakan gaya pakaian yang seperti ini setiap hari? Ini gila. Aku gak mau."
"Karena aku adalah suamimu. Aku berhak segalanya atas dirimu termasuk mengatur gaya berpakaianmu. Dan kau tak bisa menolak karena kau harus menurut pada suamimu."
"Huh… aku membencimu Joko, aku benci kamu.."
"Dan satu lagi, namaku adalah Djaka Julian Dimitri. Bukan Joko." Djaka meralat nama panggilan yang Zaskia ucapkan.
"Aku gak peduli, aku akan tetap memanggilmu Joko. JOKO, JOKO, JOKO… eemmppt." Seketika Zaskia berhenti karena kini ia di bungkam oleh Djaka. Matanya kini terbelalak karena rupanya kini dengan berani Djaka membungkam mulutnya dengan bibirnya. 'Apa ini? Dia menciumku?' batin Zaskia sambil masih melebarkan matanya, ia terhenyak dan tak percaya dengan apa yang terjadi, berani-beraninya Djaka mencium dirinya seperti ini?
Djaka menarik dirinya sambil mengusap sudut bibirnya dengan ibu jarinya. Ia tampak tersenyum puas melihat ekspresi Zaskia yang seperti melihat hantu. Meskipiun ciuman itu hanya beberapa detik dan tanpa nafsu, tapi jujur saja ini membuat jantung Djaka dan jantung Zaskia bergetar hebat di dalam tempatnya.
"JOKO… apa yang kau lakukan? Gue benci sama Lo..!" pekik Zaskia yang merasa kesal dengan apa yang di lakukan Djaka kepada dirinya.
Pria yang telah sukses membuat istrinya kesal dengan ciuman singkatnya itu justru terkekeh merasa lucu dengan reaksi yang Zaskia tunjukkan. Entah mengapa tiap kali membuat Zaskia merasa kesal Djaka justru tampak menjadi senang.
"Sekarang tak ada alasan lagi untuk tidak menuruti apa yang aku perintahkan." Zaskia yang mendengarnya hanya melirik tajam sambil menarik keatas sudut bibirnya tentu saja ia berdecak kesal di dalam hati.
Setelah bersiap untuk pergi kini Zaskia dan Djaka keluar dari kamar hotel mereka dan menuju ke lobby. Rupanya di sana sudah ada kedua orang tua Zaskia dan kedua orang tua Djaka. Zaskia sendiri menatap mereka dengan heran. Mengapa mereka berkumpul seperti ini seperti akan melepaskan kepergian mereka seolah dirinya dan Djaka akan pergi jauh saja. Ataukah mungkin Djaka akan mengajaknya bulan madu?
Chandra dan Andini terkesima melihat penampilan baru putrinya yang membuat putrinya menjadi tampak lebih cantik dan elegan. Zaskia kini tampil lebih sopan dengan balutan hijabnya, terkesan lebih adem jika di pandang.
"Zaskia… ini beneran anak mama? Kamu cantik banget…" puji Andini sambil memeluk putrinya dengan hangat.
"Mama.. aku gak suka pakai pakaian seperti ini. Tapi Joko memaksaku untuk berubah menjadi seperti yang dia mau." Rengek Zaskia mengadu kepada mamanya seolah berharap mamanya akan bisa memberikan pertolongan.
"Tapi ini bagus kok. Anak mama jadi cantik. Mama dan papa senang kamu bisa berubah seperti ini. Djaka adalah pria yang baik, dan kami yakin kalian pasti akan bahagia." Andini memeluk putrinya dengan erat dan mengecup puncak kepala yang kini sudah berbalut kain hijab tersebut.
Zaskia hanya bisa terdiam, harapannya untuk mengadu dan meminta pertolonga dari keluarga justru mendapat responn yang sebaliknya, kedua orang tuanya sendiri justru mendukung Djaka dan keputusannya. Kini Zaskia seolah tak memiliki seseorang yang bisa mengerti dan memahami keluh kesahnya.
Kini gantian Dimitri dan Anne juga memeluk perempuan yang kini menjadi menantu mereka. Zaskia sendiri juga mencium punggung tangan mereka yang kini menjadi mertuanya dengan sopan.
"Kami tau kamu dan Djaka menikah karena sebuah keterpaksaan dan mendadak, tapi kami berharap dan akan selalu mendoakan jika kalian akan bisa bahagia." Tukas Dimitri memberikan pesannya kepada Zaskia. "Dan, tolong maafkanlah Alvin yang sampai saat ini belum juga kembali, maafkanlah Alvin yang membuat semua kekacauan ini terjadi!" Zaskia hanya meresponnya dengan senyum tipis yang ia paksakan karena hatinya terasa miris mendengar semua itu.
Sementara Anne tak mampu berkata-kata lagi. Wanita berketurunan bule itu sebenarnya sudah sangat dekat dengan Zaskia dan sangat senang jika Zaskia menikah dengan Alvin. Tapi di detik-detik terakhir Alvin justru berbuat ulah dan tak datang di hari pernikahan.
Djaka sendiri juga berpamitan dengan semua orang karena kini mereka harus segera pergi. Aldo kini datang dengan membawa sebuah mobil berwarna putih mobil itu tidak jelek, hanya saja keluaran lama yang membuat Zaskia bergidik danmerasa malu untuk naik mobil tersebut. Tapi mau bagaimana lagi? Kini dirinya sudah menjadi istri Djaka dan harus ikut suaminya karena orang tuanya sendiri juga sudah melepaskan dirinya untuk Djaka.
Sepanjang perjalanan Zaskia hanya cemberut karena merasa kesal. Mobil ini bahkan jauh dari mobil yang biasa ia gunakan sehari-hari. Ia malu karena kini dirinya turun derajat menjadi kaum miskin dengan predikat nyonya boss bakso. Cih, sebuah julukan yang menurut Zaskia gak banget.
"Kita sudah sampai Boss." Ucap Aldo yang kini membuyarkan lamunan Zaskia yang tanpa sadar kini ia kini sudah sampai di tempat tujuan.
Zaskia memandang ke luar dan melihat sebuah ruko bertingkat dengan lantai bawah yang di gunakan untuk kedai bakso. Ia juga bisa melihat dengan jelas spanduk banner berukuran besar berwarna kuning cerah bertuliskan 'Kedai bakso Bang Djaka'
'Apa ini? Kenapa dia membawaku kekedainya? Bukannya membawaku bulan madu dia malah membawaku ke tempat ini?'