'Apa ini? Kenapa dia membawaku ke kedainya? Bukannya membawaku bulan madu dia malah membawaku ke tempat ini?' batin Zaskia yang merasa heran dengan apa yang kini ia lihat.
"Kenapa kita kemari?" Zaskia memberanikan diri untuk bertanya walau pun sebenarnya ia sudah menduga apa jawaban Djaka mengapa mengajaknya datang ke tempat tersebut.
"Mulai hari ini kita akan tinggal di sini. Lantai atas adalah rumahku."
"Hah? APA?" Zaskia terperanjat sambil melebarkan kedua matanya. Ia tak akan menyangka jika ia akan di ajak tinggal di tempat tersebut. Zaskia awalnya hanya mengira jika Djaka hanya akan mengajaknya untuk melihat tempat usahanya saja. Tapi ini, tempat tinggal dan di tempat yang sama dengan kedai bakso. Ini benar-benar tak bisa di tolerir oleh akal sehat Zaskia.
"Ya, mulai hari ini. Kau dan aku, KITA akan TINGGAL BERSAMA di sini, di tempat ini." Djaka menjawabnya dengan memberikan sedikit penekanan pada kata di dalam kalimatnya yang membuat perempuan di sampingnya tersebut benar-benar merasa tercengang dan dari sorot matanya nampak sekali sebuah kekesalan. Dan hal itu justru membuat Djaka semakin senang.
"Oh, Ya Tuhan.. cobaan apa lagi ini?" gerutu Zaskia yang merasa ini akan menjadi cikal bakal semakin tersiksa hidupnya. Seandainya Alvin tak pergi mungkin semua ini tak akan terjadi, mungkin semuanya akan berbeda. Ini memang sepenuhnya kesalahan Alvin, tapi di mana Alvin saat ini?
Djaka turun dari mobil dan menatap bangunan berlantai dua di depannya di susul dengan Aldo yang sedari tadi mencoba untuk menahan tawanya. Sementara Zaskia, ia masih berada di dalam monil merasa berat hati untuk turun dan masuk ke dalam tempat yang di sebut rumah oleh Djaka.
Namun kaca mobil di ketuk oleh jemari Djaka dari luar, sebuah kode agar Zaskia segera turun. Zaskia memutar bola matanya dengan malas sambil bergerak dengan setengah hati. "Oh Tuhan, berikan aku kekuatan!" ucap Zaskia yang memanjatkan doanya dan sedetik kemudian ia keluar dari mobil tersebut.
Tanpa diduga kini Djaka justru menarik pergelangan tangan Zaskia dan menariknya untuk berjalan bersama menuju kedai bakso atau yang di sebut Djaka sebagai rumah. Zaskia sendiri terbelalak sambil melirik tangan yang menggenggam erat pergelangan tangannya, namun ia tak menolak justru Zaskia merasa ada yang aneh dengan dirinya tiap kali Djaka menyentuh dirinya.
Tepat saat ia masuk ke dalam ruko dua lantai tersebut aroma kuah bakso mulai menguar dan menusuk hidungnya. Aromanya memang sedap, tapi… Zaskia menjadi merasa mual saat kini aroma itu menuruk hidungnya karena aroma kuah dari kaldu daging sapi tersebut begitu kuat. Zaskia menutup hidungnya merasa tak tahan dengan aroma gurih dan sedap tersebut.
Begitu Zaskia dan Djaka masuk ke dalam semua pegawai Djaka sudah menyambutnya. Semua bahkan tampak tersenyum senang melihat bossnya datang. Namun senyuman itu tergantikan dengan wajah heran dan penasaran saat melihat sang boss menggandeng pergelangan tangan seorang perempuan berhijab yang tampak cantik namun asing bagi mereka. Perlahan beberapa dari mereka mulai saling berbisik dan bergunjing membahas tentang sosok perempuan yang Djaka bawa.
"Boss tumben kemari?" tanya seorang pria berseragam kuning cerah bertuliskan nama kedai bakso tersebut. "Kedai bakso bang Djaka".
Mendengar pertanyaan itu Zaskia melirik ke arah Djaka dan merasa heran. 'Mengapa dia bertanaya seperti itu? Bukankah ini adalah rumah Djaka, lalu mengapa dia bertanya seolah Djaka tak pernah datang ke tempat itu?' Batin Zaskia yang merasa heran dengan apa yang salah seorang pegawai pria itu katakan.
Namun sedetik kemudian salah seorang yang lain tampak menyikut perut pria yang berbicara tadi seolah memperingatkan sesuatu. "Oh, Eumm selamat datang Boss…" pria yang tadi bertanya kini meralat kalimat tanyanya dengan sebuah kalimat sambutan diiringi dengan senyuman yang mengembang sempurna.
"Hai semuanya perkenalkan ini adalah Zaskia, dia adalah istriku, dan mulai hari ini dia juga akan ikut tinggal disini. "
"Istri??" semua orang tampak sangat terkejut mendengar pengakuan tersebut jika perempuan yang datang tersebut adalah istri dari boss mereka.
Tentu saja mereka terkejut dan merasa tak percaya karena sebelumnya sama sekali tak pernah terdengar kabar jika Djaka akan menikah. Hanya saja kemarin Aldo, menginformasikan kepada ke tujuh pegawai di kedai tersebut untuk membersihkan lantai dua karena Boss akan tinggal di lantai dua untuk sementara waktu.
"Ya. Kami menikah kemarin. Ya… memang pernikahan kami mendadak. Tapi ya, mau bagaimana lagi."
"Tapi Boss kok gak undang-undang sih?" protes salah seorang perempuan dari ketiga perempuan lain yang bekerja di sana.
"Besok kalau ada resepsi lagi aku undang kalian."
"Cih, resepsi lagi? Aku gak mau. Sekarang katakan padaku dimana kamarku? Aku lelah dan ingin istirahat. Aroma bakso ini membuatku pusing dan mual."
Mendengar apa yang Zaskia katakan sontak saja membuat semua pegawai kedai bakso tersebut merasa sangat heran. Sikap dan reaksi Zaskia sama sekali tak menunjukkan gelagat seorang istri yang baru menikah. Dan mereka semua bisa melihat jika memang sama sekali tak ada rona bahagia baik di wajah Zaskia maupun di wajah Djaka.
"Ayu, tolong kamu antar Zaskia ke lantai atas, dan tunjukkan kamarnya!"
"Baik Boss." Perempuan itu langsung bergerak dan berjalan membeimbing Zaskia untuk naik ke lantai atas melewati tangga kecil.
Sementara Zaskia naik ke atas Djaka dan Aldo menjelaskan kepada semua orang agar tak mengatakan apapun tentang bisnis Djaka selain mengenai kedai ini saja. Semua orang tentu saja tampak bingung dan tak mengerti, tapi tak ada pilihan lain selain menurut apa yang di perintahkan oleh sang boss. Karena faktanya selama ini Djaka memang hanya beberapa kali saja mengunjungi kedai tersebut karena kesibukannya yang saat ini lebih fokus dengan sebuah pabrik nakso frozen yang baru saja didirikannya.
***
Zaskia naik ke lantai dua dengan langkah berat dan malas, begitu sampai dia sedikit tercengang karna lantai dua sama sekali tak pantas di sebut sebagai sebuah rumah.
"Apa ini? Apakah ini bisa di sebut rumah?" Zaskia merasa kesal karena lantai dua lebih mirip di sebut sebagai Gudang dari pada sebuah rumah. "Joko…!!!" seru Zaskia memanggil Djaka dengan kesal. Sementara Ayu cukup terkejut dengan cara zaskia memanggil suaminya dengan panggilan seperti itu.
"Apaan sih teriak-teriak?" rupanya Djaka sudah setengah perjalanan menaiki tangga dan mendengar teriakkan Zaskia yang melengking memanggil namanya dengan cara yang kasar.
"Joko, Apaan ini? Kau sebut ini rumah? Rumah macam apa ini? Ini namanya Gudang bukan rumah." Ujar Zaskia dengan ketus.
Djaka memberikan kode kepada Ayu agar turun karena ia ingin bicara berdua dengan Zaskia yang tampak sedang dalam mode kesalnya. "Apa yang salah? Ini kan memang kedai bakso ya ini semua adalah property dan juga bahan untuk membuat bakso."