Pernikahan ara dan rahman sudah di depan mata kini semua orang di rumah ara tampak sibuk menyiapkan acara buat besok, ara sudah tiba di hotel dimana dia akan di hias sebagai pengantin dari rahman dira pun menemaninya "Ara loe terlihat sedih, ada apa??" "Gue sempat bermimpi akan bersanding bersama kak alex, tapi malah harus bersama dengan pria b******k itu." "Ra..ini hanya sementara, ingat ini adalah salah satu dari rencana kita untuk menghancurkan dia." "Pasti kak alex sedih banget dira." "Ra.. tenang aja kak alex bisa menahannya asal loe berjuang juga seperti dia." Dira memeluk ara tidak lama kemudian terdengar pintu dibuka dan ternyata itu dinda "Hay..guys kok malah sedih sich." "Ya gimana gak mau sedih kak, pengantin prianya bukan kak alex jadi ara nangis." Dinda segera menghampiri ara dan memberinya sebuah pelukan untuk menenangkan hatinya "Sabar ya sayang, gak lama lagi mas alex yang akan bersanding bersama ara." "Terima kasih kak." Ara menangis di pelukan dinda dan dira lalu mereka berdua mengajak ara keluar untuk mencari makan siang.
Ternyata keluar dari hotel untuk mencari makan siang itu hanyalah alasan mereka bertiga yang sebenarnya untuk bertemu dengan alex di cafenya deri, saat tiba di cafe mereka menuju ruang kerja deri yang terletak di atas dan pada saat ara melihat alex yang sedang duduk di sofa dia langsung berlari ke pelukan alex "Kak..ara kangen..hikss..hikss." "Aku juga kangen kamu sayang..sudah jangan nangis ya." "Kak..aku gak mau nikah sama rahman..aku hanya mau sama kakak." "Ara sayang..sabar ya..kasih aku waktu paling lama 6 bulan untuk mengungkap kejahatan mereka." "Maksud kakak apa??" Lalu alex membenarkan posisi duduknya karena dari tadi ara terus memeluk nya dan yang lain pun bergabung dengan mereka berdua "Guys.. sebelumnya maaf jika informasi ini telat, gue dapat kabar dari steven kalau Rahman dan anak buahnya ada kaitannya dengan kematian paman gue dan tante ara." "Tante zahra maksud kakak." Ara terlihat shock mendengar informasi tersebut begitu juga dengan dira karena selama ini yang mereka tahu penyebab kematian tante zahra adalah kecelakaan tunggal "Steven masih berusaha menyelidikinya, dan rahman juga punya niat tersembunyi untuk om arifin makanya bulan depan aku suruh steven melamar pekerjaan untuk menyelidiki lebih dekat." "Ok bro jadi apa yang bisa gue bantu, karena gue dendam banget sama itu orang." "Tenang bro..kita jangan gegabah, kita juga harus memikirkan keselamatan ara dan steven." "Kak alex..apa boleh dira ikut bantu?? Mungkin dengan kerja sebagai kasir, ya sekalian cari pengalaman." "Sayang itu terlalu berbahaya, lebih baik kamu kerja di cafe aku aja." Bujuk deri kepada kekasihnya karena pekerjaan itu sangat beresiko untuk dira "kalau di tempat abang bukan kerja namanya..tapi pacaran berkedok kerja." Ketus dira dan apa yang dia ucapkan membuat semua orang di ruangan itu tertawa.
Di aula hotel rahman dan dewi terlihat sangat sibuk dengan EO karena harus memaksimalkan acaranya yang akan berlangsung besok, dan tanpa mereka sadari salah satu orangnya alex menyusup dan menyamar sebagai anggota EO untuk mengawasi rahman selama mereka disibukan dengan segala macam persiapan arifin pun mencuri kesempatan untuk berbicara dengan anak buah alex "Gimana semuanya." "Aman terkendali tuan..jangan khawatir." "Baiklah..saya percaya kamu..dan lakukan tugasmu dengan baik." "Ok tuan, terima kasih anda sudah percaya dengan kami..saya pamit ke lapangan dulu." Lalu pria tersebut segera meninggalkan arifin dan bergabung dengan tim EO dan rahman segera menghampiri istrinya yang sedang bersama rahman.
Arifin segera menjalankan aktingnya agar dewi dan rahman tidak curiga kepadanya, dewi yang sedang sibuk tidak memperhatikan arifin yang sudah berdiri disampingnya "Gimana persiapannya??" "Ini lho pa, ternyata kateringnya kurang jadi terpaksa harus cari lagi." "Ya sudah jangan panik masih ada waktu sampai malam, lebih baik kita cari makan siang dulu ya." "Baiklah pa, kebetulan aku juga lapar..yuukk nak rahman kita makan bareng." Setelah memastikan semua persiapannya mereka bertiga ke restoran seberang hotel. Wandi membuka matanya dan dia bingung berada dimana lalu bi Inah pelayanan di mansion alex yang dari tadi menjaga Wandi bersama dengan sela pun segera menghampirinya "Bi segera hubungi dokter alex ya kasih tahu kondisinya." "Baik non sela." Bi Inah segera berlari untuk mengambil ponselnya yang dia letakan di kamarnyan dan menghubungi alex "Halo bi..ada apa??" "Tuan maaf saya ganggu, ini teman tuan sudah sadar dan sedang di cek sama nona sela." "Baik bi saya akan segera pulang." "Ada apa kak??" "Wandi sudah sadar sayang..maaf ya ku harus segera pulang karena harus mengeceknya, kamu hati-hati ya." Ya kak..tenang aja." "Dinda tolong jaga kekasihku ya." Cuuupp..alex mencium pipi ara dan berhasil membuat wajahnya semerah tomat.
Pada saat makan siang dewi, rahman, dan arifin tidak saling berbicara satu sama lain yang ada hanyalah keheningan lalu rahman berinisiatif untuk membuka pembicaraan "Pa..nanti setelah menikah rahman dan ara akan tinggal di sini saja karena cafe baru akan opening bulan depan." "Ya itu terserah kalian, tapi memang lebih baik kalian tinggal di sini saja..jadi gampang buat papa untuk sesekali melihat kalian." Ujar arifin dengan datar sehingga membuat dewi kesal "Kamu ini gimana sich pa, calon menantu kita bicara baik-baik kamu kenapa jawabnya dingin gitu sich." Sungut dewi yang kesal karena tingkah arifin yang tidak bersahabat "Rahman maafkan papa mertua kamu ini, mungkin dia masih lelah karena dari kemarin banyak meeting." "Ya ma..tidak apa-apa rahman mengerti kok." Lalu mereka melanjutkan aktifitas makan siangnya.
Hari yang di tunggu rahman pun tiba MUA sudah bersiap untuk merias ara dan mereka sudah standby dari jam 3 pagi, lalu ara bangun dan segera bersiap untuk di rias "Cantik alami ya calon pengantin, pasti kamu tegang ya..tenang aja acara gak lama kok." Ujar sang MUA yang memang sedikit gemulai "Ara senyum dunk ini kan hari pernikahan kamu." Ara..jangan sedih ya." Dinda dan dira memberikan semangat tidak lupa menghibur ara yang saat ini kondisi hatinya memang hancur berkeping-keping. Tepat jam 8 pagi ara selesai dirias dan terlihat bagaikan seorang putri dengan berbalut kebaya hitam, dengan menggunakan kain batik coklat sebagai bawahan, makeup natural, sanggul nasional, dengan hiasan bunga melati dan kantil yang di ronce terlihat lebih mirip putri keraton solo lalu dinda mengabadikannya dengan mengambil foto ara dan di kirim ke alex, bisa di bayangkan betapa terpesonanya alex dengan kecantikan ara.
Di aula tepat jam 9 pagi rahman mengucapkan ijab kabul tetapi ada beberapa kendala karena nama ara yang ternyata sangat panjang yaitu raden ajeng ceara malvina maharani, tentu saja membuat rahman kesulitan hingga mengulang sampai 3 kali bahkan membuat alex dan deri tertawa karena mereka tahu jika allah tidak merestui pernikahan tersebut. Setelah ijab kabul selesai ara resmi menyandang status sebagain istri rahman seketika dia menangis sehingga membuat make up nya berantakan dan ara harus kembali ke kamar lagi untuk membetulkan make upnya saat sedang di rias alex dan dinda masuk lalu ara memberikan kode ke sang MUA untuk keluar sebentar, seketika ara bersimpuh di kaki alex dan memohon maaf karena telah menikah dengan rahman walaupun itu bagian dari rencana mereka tapi tetap saja ara merasakan pedih teramat dalam "Kak..hiks..hiks..maafkan ara..hiks..hikss.." alex pun kaget dan segera berjongkok untuk menyamakan posisi mereka dan memeluk ara "Sayang kamu tidak salah apapun..kamu tidak perlu khawatir ya ..kasih sayang dan cinta aku untuk ara tidak akan berubah, mari kita berjuang bersama ya sayang." "Kak..seharusnya yang saat ini bersanding sama ara adalah kakak bukan dia..hikss..hikss.." tiba-tiba perias ara masuk dan melihat adegan itu "Tuan alex tolong jangan terlalu lama nanti ketahuan." Ara pun kaget mendengar sang MUA memanggil alex dengan sebutan *tuan* dan dinda pun tertawa "Hahahahahaha..kamu kaget ya, kak jeje ini walaupun gemulai tapi dia adalah orangnya mas alex yang ilmu bela dirinya tinggi." "Maaf ya ara aku belum sempat memperkenalkan diri, karena terpesona sama kecantikan alami kamu, ya udah sini kita lanjut lagi make upnya." Alasan ara memilih kebaya hitam karena ini salah satu bentuk perlawanan ara yang tanpa rahman sadari.
Ara segera kembali ke aula lebih tepatnya ballroom dan berjalan dengan anggun hingga membuat semua mata terpesona, terlihat dewi dan rahman yang tersenyum penuh kemenangan karena rencana mereka berjalan dengan lancar "Kamu sangat cantik sekali." "Jangan pernah coba menyentuhku." Jawab ara dengan nada emosi dan tatapan tajam "Tenang saja aku tidak akan menyentuhmu sama sekali..hahahahha..tapi aku akan menyentuhmu setelah dendam ini terbalaskan." Seketika ara gemetar mendengar perkataan rahman dan dia segera mengalihkan pandangannya ke arifin.