Chereads / Karang Yang Terkikis / Chapter 24 - Diskusi bersama arifin

Chapter 24 - Diskusi bersama arifin

Setelah tiba di kantor alex, dinda, dan ara segera bergegas menuju ruangan arifin namun saat membuka pintu ruangan arifin tidak di tempat lalu mereka memutuskan untuk menunggunya, tidak perlu menunggu lama arifin keluar dari ruang meeting dan menuju ruangannya karena alex sudah memberi tahunya perihal kedatangannya dan suara pintu terbuka "Kalian sudah menunggu lama ya??" "Papa sudah selesai meetingnya?? Atau masih lanjut??" "Tidak ara..papa sudah selesai." Lalu arifin duduk dan bergabung bersama mereka bertiga dan segera membahas rencana yang sudah di buat sekaligus memberitahu tentang anak buah rahman yang akan mulai mengawasi ara dengan menyewa rumah dekat rumahnya "Om ini ada camilan, tadi saya sekalian mampir beli untuk om." "Terima kasih ya, maaf sudah merepotkan." "Sama-sama om..oh iya om ada berita buruk yang mau saya sampaikan, om tolong berhati-hati mulai saat ini karena anak buah rahman akan berada dekat dengan kita." "Apa maksudnya ini." "Rahman menyuruh anak buahnya untuk menyewa rumah dekat rumah om agar memudahkan dia menjalankan aksinya." "K****g a**r..berani sekali orang itu!!!" Ujarnya dengan emosi "Sabar om..mas alex sudah menyiapkan orang terbaik untuk melindungi ara, dan juga om." Sahut dinda dengan nada menenangkan "Serahkan semuanya padaku." "Baiklah nak alex..om percaya padamu, besok kita bertemu di rumah sakit saja..biar om yang ke sana." "Baik om..besok saya akan suruh orang menjemput om jam 11 pagi." Lalu mereka segera mengakhiri pembicaraan malam itu dan bergegas pulang ke rumah masing-masing.

Matahari mulai menampakkan sinarnya memasuki kamar ara dan membelai pipinya yang lembut, lalu ponselnya berdering dilihatnya ternyata alex yang menghubunginya "Selamat pagi kak." Dengan suara seraknya ara menyapa alex yang dari tadi menunggunya di depan minimarket dekat rumahnya "Sayang ini sudah jam berapa?? Kamu kan ada jadwal untuk melatih tim sekolahmu." Setelah alex mengingatkan ara segera melihat jam dinding "Astagaaaa..jam 7 pagi..ok kak tunggu ya 15 menit lagi ara siap." "Ya sayang." Lalu Ara segera berlari menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka kemudian mengganti bajunya, Untung saja ara sudah persiapkan sejak tadi malam.

Ara segera berlari untuk mengejar waktu karena dia hampir terlambat, dengan mode pelatih dia menggunakan Jersey voli berwarna navy di balut dengan jaket sport hitam logo adidas, dengan celana pendek di atas lutut 5 cm berbahan parasut, sendal adidas, rambut di ikat model ekor kuda, tidak lupa membawa tas yang isinya adalah sepatu voli dari brand mizuno type WL9 dan tanpa ara sadari alex terpesona dengan ara sehingga membuatnya melamun "Kak..kak alex..diihh malah bengong." Sontak alex sedikit kaget karena cubitan ara yang pedes "Adduuhh..sayang sakit." "Lagian masih pagi sudah bengong gak bagus kak." "Aku terpesona sama kamu..makin hari makin cantik." "Kak ini masih pagi jadi gak usah gombal, udah cepat jalan nanti ara telat." Alex segera melajukan mobilnya menuju sekolahan dan saat tiba disana terlihat anggota tim sudah kumpul, terlihat juga ada erik dan dira "Nahhh..ini yang di tunggu artis kita udah datang." "Maaf semuanya tadi aku bangun kesiangan." "Eeehh..kak alex ikut juga ya." Sapaan hangat dira membuat semua mata tertuju ke alex dan membuat semua murid wanita terpesona dengan ke tampanan alex "Wahh..gak salah ini kita latihan di temani sama pria bule." "Itu pacarnya ara ya adik-adik aku yang tersayang, jadi jangan coba-coba kalian ngefans ya." Ujar dira dengan konyol dan membuatku menjadi tidak enak.

Setelah pemanasan dan latihan teknik aku pun meniup peluit tanda jam istirahat dan dengan segera seluruh tim meninggalkan lapangan tetapi sebelum istirahat aku memanggil mereka untuk berkumpul "Guysss..kumpul dulu." "Ya kak." "Setelah istirahat, kita segera latihan tim ya jadi ini akan menguji seberapa kompak kalian dan yang akan kalian lawan adalah para senior termasuk saya dan Erik, jadi maksimalkan ya." "Tambahan ya guys, nanti setelah selesai kita ada pengumuman untuk tim inti dan cadangan jadi nanti jangan pulang dulu." Perintah erik pada semua anggota. Setelah waktu istirahat selesai maka latihan tim di mulai antara senior vs junior dan yang menjadi wasit adalah alex.

Latihan dan pengumuman untuk tim pun selesai lalu ara dan alex segera pamit untuk meninggalkan sekolah karena ada hal yang harus di bahas dengan arifin "Guys aku pamit ya, karena ada urusan..besok jangan lupa untuk kumpul di sekolah jam 9 dan seragam akan di bagi oleh erik." "Baik kak." Ucap para junior serempak "Kak ara besok kakak ganteng ikut gak??" Ara lalu melirik alex dengan tatapan elang "Eka kamu tanya sendiri sama orangnya." "Kakak ganteng besok ikut kan??" "Ya besok saya ikut." Sambil tersenyum dan membuat semua murid perempuan terpesona "Sudah selesai tebar pesonanya pak dokter??" Sahut ara dengan sinis lalu pergi meninggalkan alex di lapangan dan masuk ke mobil. Dalam perjalanan ara segera menghubungi arifin untuk segera menunggu di lobby kantornya karena supir alex akan menjemputnya, tidak lama setelah ara menelponnya sebuah mobil sport hitam datang dan pria berjas hitam keluar dari mobil tersebut untuk menghampiri arifin "Selamat pagi tuan..saya daren anak buah tuan muda alex, beliau menyuruh saya untuk menjemput tuan." Sambil membungkuk dan mengantar arifin menuju mobil.

Alex tiba di rumah sakit dan segera menuju ruang kerjanya yang terletak di lantai paling atas di ikuti dengan ara dan dinda yang berjalan di sampingnya, alex tidak segan lagi untuk menunjukkan kasih sayangnya di hadapan publik dia tidak ragu untuk menggandeng tangan ara walaupun banyak mata yang memandang "dinda segera pesan makanan dan minuman untuk kita dan om arifin." "Ya mas." Dinda mengeluarkan ponselnya dan menyuruh OB ke ruangan alex, di saat yang bersamaan terlihat arifin yang baru tiba di lobby rumah sakit dan segera menuju ruangan alex.

Lalu di ruangannya mereka langsung membicarakan hal yang kemarin belum selesai di bicarakan, alex segera berpindah posisi duduk dari mejanya ke sofa bergabung dengan ara dan arifin "Gimana om kabarnya??" "Om baik nak alex, gimana dengan rencana dan siasat kalian bisa di jelaskan sekarang??" "Begini om..saya mau ara menikah dulu dengan rahman sambil menunggu informasi dari orang kepercayaan saya menyelesaikan tugasnya." "Apa aku tidak salah dengar?? Kamu mau ara menikah dengan dia." "Dengar dulu penjelasan saya om, saya mau ara menikah dengannya karena anak buah dan sepupuku sedang berusaha mencari tahu identitas asli dari rahman dengan meretas sistem data dirinya lalu memasukan mata-mata untuk menjadi pegawai di cafenya yang akan opening bulan depan." "Lalu apa yang harus saya lakukan??" "Om jangan melakukan apapun cukup mengawasi anak buahnya yang hari ini akan menyewa dan berpura-pura menjadi warga baru." "Tapi sampai kapan ara harus menjalani kehidupan pernikahannya dengan pria b******n itu??" "Setelah mendapatkan cukup bukti saya akan membebaskan ara dari siksaan pernikahannya, saya janji sama om dan ara secepatnya saya akan melepaskan ara dan menjadikan ara milik saya." "Baik lah nak alex om percaya sama kamu." "Ini ponsel dan jam tangan keluaran terbaru dan ada beberap sistem yang baru di tambahkan ke dalam ponsel ini oleh adik sepupu saya, om dan ara pakai ini." Sambil menyerahkan ponsel dan jam tangan tersebut kepada arifin dan ara lalu alex memakaikan ke tangan ara.

Arifin cukup terkejut dengan pemberian alex sudah pasti harganya sangat mahal, namun alex tidak akan segan mengeluarkan segelintir uang untuknya dan ara karena dia benar-benar tulus menyayangi ara "Om jangan lupa untuk mengawasi tante dewi karena saya mencurigai sesuatu." "Baik saya mengerti, dan terima kasih untuk pemberian nak alex." "Sama-sama om, apa pun akan saya lakukan demi ara..om mau makan siang dengan kami??" "Boleh..jika memang nak alex mau." Lalu mereka bertiga turun menggunakan lift VIP menuju basement untuk pergi makan siang bersama. Rahman terlihat gusar karena beberapa hari tidak mendapatkan informasi apa pun dari anak buahnya yang bertugas mengawasi alex, namun di tempat lain anak buahnya berhasi memasuki komplek rumah ara dengan menyamar jadi warga baru "Bagus sekali kerjamu dan mulai sekarang berpura-puralah menjadi warga yang baik sekaligus tetangga yang menyenangkan, jangan lupa untuk mendekati mama mertuaku." Titahnya pada mereka lalu rahman tersenyum licik karena salah satu rencananya berjalan lancar.