"Kau harus memakan sesuatu." Alice menyodorkan sesendok bubur hangat ke depan mulut Gabriel.
"Tak bisakah aku memakan, makanan yang sedikit bercita rasa? Bubur tawar ini semakin membuatku mual," keluh Gabriel manja.
"Jangan seperti bayi!" gumam Alice kesal.
"Franc bilang kalau ini adalah makanan terbaik untuk orang sakit," sahut Alice sembari menahan tawa dalam hati.
Pria yang biasanya selalu bersikap tegas, kaku, agresif, dan terkadang terkesan angkuh itu seketika berubah menjadi pria manja saat sakit.
"Apa aku juga harus meminum obat lagi setelah ini?" Gabriel mengerutkan dahinya.
"Tentu saja, jika kau ingin segera sembuh, tapi jika tidak ... semua terserah kau," tanggap Alice cuek, sambil menyendok besar-besar bubur tersebut dan memasukkannya ke dalam mulut Gabriel yang kini meringis menahan rasa mual dan tidak enak pada mulutnya.
"Kau tidak menyukainya 'kan?" celetuk Gabriel tiba-tiba sembari mengulas senyum tipis.
"Siapa?!" Alice melebarkan mata.
"Dokter Anna."