Xav menatap gadis yang kini tertidur di sofa ruang tamu, gadis keras kepala yang rela melakukan apa saja untuknya. Termasuk mengabaikan pekerjaannya.
"Lilian, kenapa kau melakukan semua ini untukku?" gumamnya dalam hati seraya menatap gadis itu dari kejauhan.
Xav baru saja bangun dari tidurnya yang tidak nyenyak karena kepikiran Anya. Jam baru saja menunjukkan pukul setengah enam pagi, tapi dia sudah kesulitan untuk kembali tidur. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi atau minuman hangat apapun, sebab udara musim dingin sudah menyapa.
Langkah Xav terhenti tatkala ia melihat Lilian yang tertidur dalam posisi tertelungkup. Seperti kedinginan meski nyatanya ia sudah membalut tubuh dengan selimut tebal.
Xav pun pergi ke dapur setelah sesaat perhatiannya tersita oleh gadis itu. Di dapur ia segera mengambil teko dan mengisinya dengan air. Merebus air seperti yang biasa Anya lakukan untuknya.
"Anya!"
