Noah mengemudikan mobilnya menuju sebuah perbukitan yang dikelilingi hutan sub tropis. Dia berangkat tengah malam dan sampai di sebuah rumah di tengah hutan itu pagi harinya.
Noah memakai masker dan topi. Berharap tak ada satupun yang mengenalinya. Ya lagipula siapa yang akan melihatnya di hutan yang amat sepi ini. Rumah penduduk juga jauh dari tempat itu. Daerah itu nyaris terpencil.
Noah menyeluk isi saku jaket kulit hitam yang dia pakai. Kemudian mengeluarkan sebuah anak kunci, dan ia memasukkan ke lubang gembok.
Pintu kayu tebal itupun terbuka dengan suara berderit ketika pintunya didorong semakin ke dalam.
Keadaan sangat gelap dan pengap, Noah sempat terbatuk-batuk saking banyaknya debu yang berkumpul di dalam ruangan.
Pria muda itupun masuk ke dalam rumah kayu itu, tapi sesaat sebelum menutup kembali pintunya ia menengok ke kanan kiri. Seolah memastikan jika benar-benar tak ada yang mengawasinya.