Semua rencana sudah terpatri rapi di otakku.
"Baru aja dateng, udah mau pergi lagi. Mau kemana emangnya? " protes Albern yang sedang menikmati pancake di meja dapur.
"Ada urusan penting," gumamku lalu menyambar jaket kulit hitam di sandaran kursi. Bergerak cepat ke sebuah tempat yang akan menjadi start awal untuk semua rencanaku.
****
Setelah mengetahui tentang separuh kebenaran, aku tak mau lagi menunda untuk mendapatkan kebenaran itu. Seutuhnya, walau dengan resiko apapun.
Hari ini aku sudah mempersiapkan mentalku, untuk melakukan drama picisan ini. Semua demi menyingkap kabut kebohongan yang menyelimuti kehidupanku.
Hal pertama yang kulakukan tentu saja mengubah penampilanku dan sudah kulakukan pagi ini sebelum menjalankan misi. Memotong rambut dan membersihkan jambang tebal yang membuatku geli sendiri saat melihat pantulan bayangan diriku di cermin.