Pov Anya
Aku memandang pria yang telah lama mendampingi serta menjadi suamiku itu lekat-lekat. Aku berpura-pura bahwa tak ada hal istimewa yang perlu kami bicarakan tentang Xav. Aku hanya tak ingin dia berpikir bahwa aku masih menyimpan rasa untuk Xav.
Jadi inilah cara yang aku gunakan. Aku mengatakan seolah tak ada sesuatu yang salah, meski aku tak memberitahukan fakta mengenai teman dekat Theo kepadanya.
"Sayang, apa ada yang salah? Kau tahu kan aku sama sekali sudah tidak peduli padanya? Pertemuan kami hanyalah kebetulan, dan kami benar-benar tak ada komunikasi lagi, selain masalah sekolah Theo."
Alexis diam dan menatapku, dia tak serta merta menyangkal ataupun menjawab. Aku tahu dia menyimpan rasa curiga dan cemburu kepadanya. Tapi aku akan bersikap biasa saja, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Tidak—"
"Maafkan aku," sahutku cepat.
