"Sebenarnya saya bingung mau pulang kemana."
"Lha, memangnya selama ini Masnya tinggal dimana? Kenapa sampai bingung?"
"Saya tinggal sama orangtua. Tapi...," Aldi menjedakan ceritanya. Melihat sikap petugas marbot itu yang memang masih mendengarkannya. Sepertinya memang memiliki kecerdasan mendengatkan.
"Baiklah, kalau kayaknya ragu mau cerita. Ndakpapa. Tapi kalau mas mau, bisa menginap di sini. Saya nanti yang bantu ijinkan."
"Benar, Pak? Boleh nginep di sini?"
"Ya. Tapi bantu saya, yah?"
Aldi menganggukkan kepala. Tanda setuju. Setengah kebingungannya reda begitu ia tahu—ternyata masjid bisa untuk tempat bermalamnya.
Untuk tempat tidur, tentu ada area tersendiri. Petugas marbot itu membawa Aldi masuk ke suatu ruangan tak jauh dari masjid. Ruangan itu cukup sempit, tapi luas.
Bagaimana bisa? Jalan untuk masuk, terlihat cukup sempit. Namun, saat sudah sampai, ia seperti gua penuh kejutan. Di dalamnya cukup luas untuk tempat tinggal mereka berdua.
