Indri hanya memejamkan mata sebentar. Menarik napas panjang dan membuangnya. Seulas senyum ia coba tetap berikan pada Ibunya.
"Bu, Jangan sedih, ya?"
"Ibu jangan kawatir. Justru dengan Indri tahu hal seperti ini, Indri bisa lebih menilai bapak ah, pantaskah masih disebut seorang bapak?"
"Kamu marah, Nak?"
"Siapa anak yang tak marah diperlakukan seperti itu, Bu?"
"Tapi... Indri lebih marah kalau Ibu masih terlalu baik menjaganya. Dia laki-laki yang tak patut ibu pertahankan."
"Jangan terus melukai diri sendiri, Bu. Indri tak mau melihat ibu terus menahan sakit hati. Indri ingin ibu bahagia," tutur lembut Indri sambil mendekapnya.
"Yah?" tanya Indri memastikan.
***
POV Aldi
Prankk!!
Sebuah piring yang berisi sarapan itu jatuh. Tak sengaja kaki Arka menendangnya. Sontak, bunyinya mengagetkannya.
"Ouh... aku pikir apaan," ucap Aldi sambil mengusap matanya. Memastikan dirinya sadar.
"Jam berapa ini?"
Tangannya mencari smartphonenya. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.