Mendengar suara Anggun ketakutan, Anita yang masih berada di luar segera melihat sekitar. Untung saja, keajaiban masih berpihak padanya.
Entah, apa yang dilakukan Irfan kala itu... ia berjalan menunduk tak jauh dari gudang. Anita pun hampir tak percaya ada manusia di sekitarnya.
"Dia beneran orang atau jin?" ucapnya panik.
"Bodo amat lah. Aku samperin aja!"
Tanpa berpikir panjang, Anita mendekat ke Irfan. Tubuhnya yang tinggi dengan penutup hodie di kepalanya, memang terlihat misterius.
"Ehm, permisi. Maaf, Mas atau Pak?" tanya Anita ketakutan.
Yang dihadapannya malah tak menjawab. Bahkan, menoleh pun tidak.
"Ouh, mungkin tak dengar. Aku lebih keras lagi."
"Permisiiii.... Mas... Pak?!" seru Anita.
Namun, yang dihadapannya masih saja tak menyapa. Menolehpun tidak. Anita kembali menyerukan.
"Permisi!!! Mas!! Pak!!" serunya.
Seketika, ia teringat tempatnya berdiri tak jauh dari gudang. Ia harus lebih bicara perlahan.