Aldi tersenyum, "terima kasih, Nit. Terima kasih untuk hari ini."
Aldi pun pergi. Anita melihatnya sampai bayang-bayang meniada. Bayang-bayang itu tak lagi jatuh di matanya. Tapi menembus hatinya.
Bu Anisa berjalan menuruni anak tangga. Menuju anaknya yang masih berdiri di halaman rumah.
"Nak Aldi keliatannya baik, ya?" ucap Ibunya.
"Iya, Bu. Itu yang sebenarnya Anita sedang berusaha mengertinya."
"Maksudnya?"
"Sebenarnya... Anita musuhan sama dia, Bu. Cuma karena suatu hal, tadi dia maksa ikut pulang. Karena kesal, Anita biarkan dia ikut," tutur Anita mulai menceritakan pada Ibunya.
"Oh ya? Lalu? Emang apa yang sebenarnya bikin sampai musuhan?"
"Awalnya sih aku gak ada masalah apapun sama dia, Bu."
"Tapi... dia yang selalu mencari masalah dengan Anggun. Ya bikin aku kesel. Bahkan, tadinya aku habis ngancam dia lo, Bu."
"Makanya masih merasa aneh kenapa aku mau bantuin dia kabur?"
"Kabur?"