Dr. Bram yang tidak menyukai watak Igho yang kukuh, akhirnya meninggalkan Igho seorang diri di kursi tunggu itu lalu masuk kedalam ruangan Kayla.
Lorong yang sepi di tengah malam buta membuat Igho terus merenung. Ia menenggelamkan seluruh wajahnya di atas telapak tangannya sambil terisak memikirkan keadaan Kayla.
Setelah beberapa detik berselang, Dr Bram merasa tidak tega melihat Igho kedinginan duduk di ruang tunggu sendirian.
Ia melihat punggung Igho yang membungkuk dengan baju yang ia kenakan sudah sangat lusuh. Rambut Igho berantakan tak beraturan dan matanya pun sudah terlihat sembab sekali.
"Hei, Igho!"
Igho mendongak sesegera mungkin menoleh ke arah Dr. Bram.
"Hemmh?"
"Kamu boleh nunggu Kayla di dalam saja, aku harus keliling melihat pasien lainnya. Tapi, Awas jangan sampai mengganggu pasien! Karena Kayla harus banyak istirahat!" ucap Dr. Bram tegas sekali.
"Benarkah? Aku boleh masuk dan melihat Kayla?" Terlihat wajah sumringah nampak dari diri Igho.