Alyn menopang kedua pipinya di atas telapak tangannya sambil termangu diam. Rasanya lelah sekali setelah seharian bercutat dengan banyak masalah keluarganya.
Sindiran demi sindiran seperti datang menghantam dirinya. Semakin Alyn berusaha untuk berdiri tegak, semakin banyak juga masalah yang menimpanya.
Alyn pun menarik nafasnya dalam, menghempaskan sesak dalam hatinya, lalu ia hendak melempar tubuhnya di atas ranjang kecil miliknya di kamar terdahulu yang ia tempati.
Setelah membereskan baju-bajunya di dalam lemari dan mengisi perutnya di meja makan dengan Manaf sekeluarga, Alyn lelah karena harus beradu argumen di atas meja makan itu.
Baru saja Alyn hendak memejamkan matanya, tapi ia terperanjat kaget dan harus mengangkat tubuhnya lagi setelah merasakan getaran kuat dari ponselnya.
"Anjar?" ucap Alyn saat ia membaca puncak ponsel itu menampilkan nama penelpon.
"Hallo?" sahut Anjar cepat di sebrang sana.
