Pagi itu, Alyn benar-benar mumet. Iya sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih, ketika melihat kesalahannya yang semakin sini semakin tidak terkontrol.
Dengan terpaksa Alin memerlukan bantuan untuk menangkan hatinya. satu-satunya orang yang bisa ia percaya saat ini adalah Kris Anjar.
Satu-satunya teman saat ia sekolah hingga ia dewasa seperti itu adalah Anjar yang selalu banyak memberi perhatian kepadanya.
Alyn mengirim pesan singkat kepada Anjar.
"Jar, aku lagi di rumah Ibu. Apakah kamu mau datang ke sini?" pinta Alyn singkat.
saat itu tanpa menjawab apapun Anjar langsung melesat pergi menuju ke kediaman Ibu Daniah almarhumah.
Setelah sekian lama Alin tidak memberikan kabar kepada Anjar, kini saatnya Anjar menerima pesan untuk mendatangi alim di tempat Ibu Daniah. Sungguh hal yang sangat langka baginya.
Tak beberapa menit berselang, Anjar sudah berada di depan pintu.
