Nazam sudah berbaring kembali di ranjangnya. Sofia serta keluarga masih menunggui di ruangan sana, termasuk bunda Sofia.
"Permisi ...."
Di saat ruangan riuh karena obrolan para orang tua, muncul seseorang dari balik pintu masuk. Seorang lelaki yang tak asing di mata mereka.
"Naran?"
Ya, Naran yang datang. Dia datang bersama dengan seorang perempuan yang asing di mata mereka. Wanita yang tak lain adalah Desti. Di tangannya menggantung gagang parcel buah-buahan. Pasti untuk Nazam.
Dan kini semua mata tertuju padanya.
"Ada Naran, ya?" Nazam angkat suara. Kasihan, dia berusaha menerka di mana keberadaan lelaki itu, tetapi dia kesulitan karena buta.
"Boleh saya menjenguk ke sini?" tanya Naran meragu. Dia menatap semua orang untuk mendapatkan persetujuan dahulu.
Bagaimanapun, dia adalah keluarga dari pelaku kejahatan penyiksaan terhadap Nazam.
"Tentu, masuk saja, Nak." Mama Nazam mempersilahkan meski tampak sedikit canggung.