"Sepertinya saya terlalu menyakitimu."
Anna tertawa, ia merasa geli saja rasanya jika membicarakan yang semalam sudah terjadi diantara mereka berdua. Terlebih bagi Anna sendiri merasa berbeda di hidupnya. Kini, ia memang sudah milik Aksel.
"Jangan dibahas Aksel, saya yang malu."
"Why?"
"Ya malu saja kalau diingat."
"Tapi bukankah itu indah sangat layak untuk diingat."
Saat itu kedua bola mata Anna membelalak, ia tidak mengerti dengan Aksel yang sepertinya menganggap tadi malam sangatlah indah, padahal untuk Anna sendiri justru ketakutan.
Hal yang ditakutkan oleh Anna adalah mengenai sikapnya Aksel yang nantinya akan berubah, sedangkan ia sudah menyerahkan dirinya pada Aksel.
"Kamu melakukannya dengan terpaksa?"
Anna menggelengkan kepalanya. "Tidak Aksel, tapi saya takut kamu-,"
Jari telunjuk Aksel menutup bibir Anna untuk tidak melanjutkan kalimatnya. Aksel juga sepertinya tahu Anna akan mengatakan apa, ia teramat tahu apa saja yang Anna khawatirkan.