Aksel menunjukkan senyum yang seolah menguji emosi dari Anna, dan entah mengapa perasaan Anna malahs semakin tercabik-cabik melihat respon dari Aksel seperti itu.
"Lalu kenapa mata kamu sangat merah sekali?"
"Kamu hanya ingin tahu mata saya saja? Bukan permasalahannya?"
"Anna, saya tahu kamu hanya akan segera menangis."
Sial sekali Aksel jelas mengetahui Anna bagaimana, kini Anna menelan salivanya dengan kasar, ia amsih berusaha menahan air matanya untuk tidak turun secepat itu.
"Kalau kamu tidak memaksa saya untuk tetap mempekerjakan sahabat kamu mungkin tidak akan seperti ini."
"Saya tidak punya kendali dan kuasa untuk itu, kamu bisa membantah saya dan tetap memecatnya bukan? Tapi apa? Mungkin kamu memang memiliki ketertarikan dengannya, iya?"
Rasanya di awal tadi Aksel yang memang marah pada Anna, akan tetapi semakin ke sini bahwa Anna yang terlihat memarahi Aksel.