"Jadi tetap kembali ke rumah?"
"Iya pergilah ke rumah."
Perasaan Anna kacau tidak karuan, lagi dan lagi Aksel terluka karena Anna. Bukan tanpa disengaja, ini juga sepertinya sudah sangat direncanakan oleh Ayahnya Anna.
Bagaimana bisa pula saat Anna pulang dan jalanan sepi barulah mereka memulai aksinya. Anna merasa sangat malu sekali ketika Ayahnya tiba-tiba muncul di sana.
Satu hal lagi yang membuat Anna tidak karuan dengan pemikirannya mengenai perkataan dari Ayahnya yang begitu mengena di hati Anna.
Sepanjang perjalan tidak begitu banyak perbincangan, Anna hanya fokus menyetir saja namun matanya masih tetap memangis, tetapi ia tidak mengeluarkan suara sama sekali.
Anehnya yang kesakitan itu Aksel, tetapi Anna yang menangis tanpa henti.
Begitu sampai di depan rumah, Anna segera turun dan berniat membantu Aksel, tetapi tampaknya Aksel masih santai saja tidak begitu terlihat menyakitkan.
"Aksel memangnya tidak sakit?"
"Lumayan," jawab Aksel diiringi anggukan kepalanya.