Datang rasa emosi pada Aksel ini sangat jelas sekali terlihat sebab dirinya masih saja mengepalkan jarinya. Namun, Aksel sepertinya tetap berusaha tetang saja, ia tidak ingin menambah buruk suasananya.
Anna menatap wajah Aksel, ia jelas cukup mendongak ke atas melihat wajah Aksel yang sedikit terlihat jika dirinya menahan kekesalannya.
"Kamu pasti marah," ucap Anna dengan sendunya dan juga membuat air matanya kembali terjatuh.
"Sudah pasti saya marah, tapi bukan denganmu."
"Maaf, Aksel."
"Tidak perlu meminta maaf."
"Saya sudah berusaha juga, satu lagi jangan kamu marahi Dimas."
Ucapan Anna sebenarnya mempunyai tujuan yang benar, ia tidak ingin karena masalah ini Dimas mendapatkan banyak masalahnya apalagi Aksel terlihat memang sangat enosi pada Dewangga.
"Kenapa?"
"Kalau kamu mau tegur ya mungkin boleh saja, tetapi kalau dimarahi atau sampai kamu siksa saya mohon jangan. Dia sudah berusaha membantu saya, bahkan dia habis-habisan disiksa, jangan tambah lagi siksaannya, ya."