"Tidak juga."
"Halah, kamu bohong, bilang saja kalau iya."
"Terserah kamu saja, Anna."
"Dih, enggak ngaku lagi."
"Kenapa setiap ketemu saya kamu selalu marah dan berani?"
"Saya tidak takut sama siapa pun."
Aksel cukup memandangi wajah Anna yang seolah memang tak takut siapa pun, tetapi lain halnya dengan sekarang. Bahkan Anna juga kerap takut sekali pada Aksel, buktinya ia mematuhi apa saja turan yang Aksel jelaskan.
Bukan hanya itu saja, apa yang Aksel larang memang tak pernah dilakukan jika memang alasannya logis diterima oleh pemikiran Anna.
"Sekarang?"
"Tidak juga takut kamu, ngapain takut sam kamu."
"Yakin?" tanya Aksel yang mulai menunjukan seringainya.
Mungkin jika Aksel seorang vampir, bisa jadi Aksel menampakkan taringnya pada Anna hingga membuat Anna ketakutan sendiri.
Kedua bola mata Anna bertemu dengan Aksel, ia terlihat mengalihkannya tetapi Aksel tidak, ia tetap saja memperhatikan Anna seperti itu.