Chereads / Y&T / Chapter 5 - Chapter 31

Chapter 5 - Chapter 31

"Halo, Ham. Ini Rayhannya lagi nyetir. Lo mau ngomong langsung atau mau lewat gue?" Tanya seorang wanita yang mengangkat panggilan Alysa.

Gadis itu terdiam, mengecek kembali ponsel yang digunakan untuk menghubungi kakaknya itu.

'Benar kok ini nomor Rayhan. Terus yang tadi angkat telepon siapa?' atinnya bertanya-tanya.

Ia mengernyitkan dahinya, siapa perempuan yang berani mengangkat ponsel kakaknya. Lancang bagi Alysa jika perempuan itu mengangkat telepon kakaknya.

"Lo siapa? Ada urusan apa sama kakak gue sampe lo berani angkat telepon?" Tanya gadis itu dengan sedikit kasar.

Zahra yang merasakan amarah dari Alysa langsung menjauhkan ponsel Rayhan dari dirinya dan memberi kode bahwa itu adalah adiknya. Laki-laki itu pun langsung panik dan dengan sigap mengambil ponselnya dari Zahra. Menarik nafas panjang lalu mulai menjawab pertanyaan Alysa.

"Halo dek. Tadi temen kakak, kakak yang suruh kok dia angkat telepon. Kakak lagi nyetir ini." Jawab laki-laki itu.

Gadis itu tetap tak percaya dan masih merasa kesal. "Kakak gak pernah kenalin temen cewe kakak ke aku. Dia siapa? Pacar? Namanya siapa? Orangnya gimana? Sesuai sama keinginan aku gak?" Tanya Alysa bertele-tele.

Laki-laki yang disamping Alysa mulai merasakan hal yang tidak benar dalam diri gadis itu, seperti sudah dipenuhi amarah. Dengan lembut laki-laki itu pun menenangkan gadis disampingnya. Ia mulai mengelus lembut rambut cantik Alysa.

"Sabar anak baik, tanya baik-baik ya." Tutur Dirham dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.

Laki-laki itu tahu bahwa temannya yang satu ini akan sangat posesif apalagi soal kakaknya. Ia hanya takut kakaknya hilang untuk yang kedua kalinya, apalagi hanya karena seorang wanita, gadis itu tidak mau.

Dengan tenang gadis itu mulai bertanya kembali kepada kakaknya di telepon. "Itu siapa kak? Kenapa perempuan yang angkat?" Tanya gadis itu dengan nada yang lebih lembut.

Dirham tersenyum tipis saat Alysa bisa mengontrol emosinya.

Rayhan menjelaskan bahwa itu adalah tidak lebih dari rekan kerja saja, laki-laki itu juga menjelaskan bahwa perempuan itu mengangkat ponsel atas seizin dirinya.

Walaupun berat Rayhan mengatakan itu namun demi kebaikan bersama ia harus terpaksa berbohong kepada adiknya.

Gadis itu yang percaya mulai kembali membaik emosinya, ia mulai bercerita bahwa dirinya akan pulang agak malam bahkan pagi buta karena terjebak macet diperjalanan pulang bersama dengan Dirham. Laki-laki yang bersama dengan Alysa juga berteriak di samping gadis itu bahwa Alysa aman bersama dirinya.

Setelah perbincangan singkat itu selesai, Alysa langsung menutup panggilan. Laki-laki disampingnya mulai mengajak ngobrol gadis itu dengan perlahan.

"Sa, kenapa? Kakak lo gak boleh ya kalau misalkan dia punya pacar?" Tanya Dirham penuh dengan hati-hati.

Gadis itu menghela nafas panjang. "Bukannya gak boleh, gue belum siap aja. Kakak gue tuh baru kembali lagi sama gue setelah sekian lama. Gue cuma takut dia bakal lebih sayang pacarnya dibanding sama gue, Ham. Lo ngerti kan?" Jawab gadis itu dengan penuh penekanan.

Gadis itu terdiam sejenak dan mulai membulatkan matanya seperti mengetahui sesuatu. "Bentar deh, dikalimat terakhir dia bilang lo mau dibantu disampein sama dia gak pesannya. Seakan-akan lo sama tu cewe akrab, Ham. Lo tahu kan siapa yang deket sama kakak gue? Jujur gak lo?" Tanya gadis itu sambil menunjuk-nunjuk laki-laki disampingnya.

Dengan sangat tenang dan tanpa rasa gugup laki-laki itu bisa membuat Alysa percaya.

"Mungkin aja gue kenal tapi gue kan gak denger suaranya jadi gue gak tahu dia siapa." Jawab laki-laki itu meyakinkan.

Walaupun sebenarnya gadis itu masih penasaran dengan siapa perempuan yang tadi mengangkat telepon kakaknya Alysa mempercayai ucapan dari Dirham. Untuk mengalihkan pembahasan tadi laki-laki itu mengajak Alysa berbincang-bincang mengenai kuliahnya bagaimana. Dengan penuh semangat gadis itu menceritakan mengenai perubahan yang ia dapatkan saat setelah berjanji kepada laki-laki itu.

Tak terasa hari sudah mulai larut malam, Alysa dan Dirham pun sudah kehabisan topik pembicaraan untuk berbincang-bincang. Akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk memutar sebuah lagu di radio miliknya. Mencari sebuah siaran, dan tepat dimana siaran itu mengenai music. Siaran itu khusus memutar lagu-lagu barat kebetulan pada saat itu lagu yang diputar adalah lagu Human dari Christina Perri. Mendengar lagu itu dari intronya saja Alysa sudah mengenali bahwa itu adalah lagu favoritnya. Alysa mulai bernyanyi bait demi bait dari lirik lagu itu, ia menyanyikannya dengan mata yang terpejam dan senyuman di bibirnya.

Dirham yang melihat gadis itu terlihat sangat tenang dan damai menatap tanpa bisa berpaling, bahkan dalam batinnya berkata bahwa.

"Dirgan, lo laki-laki yang beruntung yang dapatin Alysa. Andai gue bisa seberuntung lo, tapi sayangnya hati Alysa selamanya cuma buat lo."

Laki-laki itu juga mulai mengiringi Alysa yang sudah bernyanyi. Dengan suara emasnya Dirham bernyanyi bersama dengan gadis disampingnya, mereka menikmati lagu itu dengan sangat baik.

Seperti yang kalian tahu bahwa lagu Human milik Christina Perri menceritakan mengenai seorang manusia, yang dimana manusia itu berhak untuk menangis dan berhak untuk tertawa. Dalam lagu itu juga menceritakan mengenai bahwa seluruh manusia yang terkena luka akan berdarah, lagu itu persis seperti kisah Alysa dan Dirham.

Saat kecil gadis itu harus kehilangan ayahnya dan ia dipisahkan dari kakaknya. Dan saat beranjak dewasa gadis itu dipisahkan dengan kekasihnya. Sementara Dirham, saat kecil dirinya yang memiliki keluarga bahagia. Tetapi semua itu hilang ketika dunia merenggut kebahagiaannya.

Mereka tidak pergi beda alam, tapi rasanya hati kedua orang tuanya sudah beda alam dengan Dirham.

Laki-laki terkadang berpikir bahwa dirinya dan Alysa ditakdirkan bertemu bukan karena berjodoh, tetapi karena memiliki luka yang sama. Maksudnya sama-sama pernah memiliki luka.

Mungkin dengan hal itu Alysa dan Dirham akan lebih baik lagi kedepannya entah itu sebagai teman ataupun pasangan. Memang benar semua orang pasti pernah memiliki luka, tetapi tidak semua orang memiliki masa lalu yang kelam yang membuat seseorang itu menjadi trauma yang dalam.

Sebenarnya saat laki-laki itu berusaha merubah kembali Alysa menjadi yang dulu ia juga sedang berusaha merubah dirinya kembali menjadi yang dulu. Laki-laki itu ingin gadis itu kembali tertawa riang dan berprestasi. Dan Dirham ingin bahwa dirinya kembali berprestasi dan ceria seperti dulu lagi, walaupun dengan suasana yang sangat berbeda.

Yang laki-laki itu punya hanyalah siap siaga jika sahabat atau temannya membutuhkan dirinya, ia tidak ingin bahwa temannya atau orang yang terdekatnya mengalami kesedihan seperti dirinya.

Laki-laki itu selalu merasa cukup dirinyalah yang mengalami luka dan kepedihan orang lain tidak perlu.

Sementara gadis itu yang sudah tahu bahwa dirinya diperhatikan dengan sangat lama mulai menjahili laki-laki disampingnya.

"Lo ngapain natap gue lama-lama kayak gitu nanti suka." Ucap gadis itu dengan sedikit tertawa.

Laki-laki itu yang tersadar dirinya sudah diperhatikan balik langsung memfokuskan pandangannya kembali ke jalan. Kini saat terlihat sekali bahwa laki-laki itu gugup. Gadis itu sangat puas melihat sikap dirham yang benar-benar salah tingkah, ia mulai memainkan ponsel Dirham dan membuka kamera.

Gadis itu merekam ke salah tingkahan Dirham saat sedang dijahili oleh dirinya. Tak tanggung-tanggung jahil gadis itu pun memposting video itu di WhatsApp dan Story Instagram milik Dirham. Ia yang tertawa puas pun langsung menyimpan ponsel laki-laki itu kembali tanpa mengecek bahwa ada satu postingan mengenai dirinya.

'Untung gak ke cek, kalau misalkan ke cek itu postingan gue bener-bener bakal dibikin malu sama dia.' Batin laki-laki itu yang sudah cemas akan postingan yang menghide Alysa.