Chereads / Y&T / Chapter 8 - Chapter 34

Chapter 8 - Chapter 34

Sudah sepuluh menit lamanya Jefran menunggu balasan dari Rara namun tak kunjung di balas juga. Karena bosan menunggu akhirnya Jefran kembali mengirim pesan.

Isi pesan …

'Ra gue mau nagih penjelasan kenapa lo pulang dari rumah gue cepat banget dan kenapa ngasih penjelasannya cuma sedikit aja? Katanya nggak sekolah 2 minggu eh buktinya kenapa datang sekolah tadi heum?'

Selesai menuliskan pesan Jefran langsung menuju ke dapur untuk memasak mie instan. Malam seperti ini dia malas untuk memasak makanan yang aneh-aneh karena tidak mau ribet.

Kini kembali lagi dengan Rara yang terlihat bingung dari yang sebelumnya. Ia sedang memikirkan apa yang harus ia katanya kepada Jefran. Menurutnya ini bukan masalah besar, tapi yang menjadi masalah di sini adalah ia sudah berjanji dengan Jefran untuk merayakan hari ulang tahun bersama dan pergi ke sekolah bersama.

Namun takdir berkata lain dan akhirnya semua itu hanya meninggalkan momen yang tak tau akan terjadi kapan lagi. Karena ulah dirinya sendiri maka kini ia juga yang mendapat imbasnya. Mulai dari memberi penjelasan kepada sang pujaan hati sampai memberi penjelasan kepada sang Mama. Tak lupa menanyakan tentang Jefran kepada sang Mama. Apa hubungannya Jefran dengan Mamanya.

Dengan banyak pertimbangan akhirnya Rara pun menelepon Jefran. Untung saat itu Jefran su dalam keadaan sudah selesai makan.

Kali ini Rara berkata jujur kepada Jefran tentang apa yang terjadi tadi pagi. Ia juga menceritakan kalau dirinya akan selalu di antar jemput oleh Ezrakiel. Ia tau kalau dirinya dan juga Jefran belum memiliki hubungan spesial seperti pasangan remaja lainya. Namun dalam pemikirannya Rara, sebelum memulai hubungan harusnya percaya satu sama lain. Ia juga sudah berpikir dua kali untuk memilih Jefran sebagai cerita dalam hidup remajanya.

"Huh, akhirnya kelar juga satu permasalahan di hidup gue. Berarti gue tinggal minta penjelasan ke Mama deh," ujar Rara sambil memeluk bantal guling kesayangannya. Ia tak bisa tidur jika tak memeluk bantalnya itu.

***

Tak terasa sudah seminggu lamanya Kiel selalu menjadi ekor dari Rara di sekolah. Ia selalu mengikuti Rara kemana pun gadis itu berada. Banyak dari siswa-siswi di SMA tersebut iri serta cemburu melihat kedekatan kedua orang tersebut termaksud Jefran. Walaupun ia sudah mengetahui kalau Kiel ada anak dari teman Ayah Rara, ia tetap saja merasa cemburu. Jefran juga masih ingat dengan jelas perkataan Kiel waktu pelajaran Bahasa Indonesia.

Katanya ia mempunyai calon istri yang berada di ruangan itu. Pikiran Jefran hanya tertuju kepada Rara saja karena Rara lah yang paling dekat dengan Kiel. Semenjak Rara di jaga oleh Kiel, Rara sudah jarang mengabari Jefran. Hal ini juga yang membuat Jefran makin cemburu.

Baru juga Jefran memikirkan Rara dan Kiel, tiba-tiba dia orang itu lewat tepat di hadapan dirinya, "Hai Jef. Sampai jumpa, aku ke kelas dulu yah," sapa Rara saat melawati Jefran.

Terlihat di tangan Rara penuh dengan berbagai macam makanan. Sepertinya semua itu di beli oleh orang yang bersama Rara. Siapa lagi kalau bukan Ezrakiel. Kiel yang juga berjalan beriringan dengan Rara memberikan sebuah senyuman kepada Jefran namun tak di balas oleh Jefran. Senyuman itu seperti senyuman meremehkan baginya bukan senyuman menyapa.

"Kenapa perasaanku makin tidak enak setelah melihat senyuman itu," batin Jefran sesaat ketika Rara dan Kiel pergi berlalu.

Tiba-tiba dari belakang ada sebuah tangan yang menepuk pundak Jefran. Ia pun segera berbalik melihat siapa pelakunya.

"Maaf yah gue kagetin lo. Orang dari tadi gue lihat lo bengong aja kaya lagi stres gitu. Lagi galau yah bang?" Ucap orang yang tadi menepuk punya Jefran. Orang itu adalah Alfius.

Alfius sekarang lebih berbaur dengan yang lain setelah menjalin hubungan dengan Wardana. Wardana seperti obat yang dapat merubah sifat Alfius dari yang begitu pendiam dan tak mau berbaur, kini menjadi Alfius yang begitu ramah. Yah walaupun hanya untuk teman-temannya saja yang ia kenal.

"Makasih yah bro, untung ada lo kalau nggak gue tadi udah kerasukan karena melamun," jawab Jefran tertawa di ikuti Alfius yang ikut tertawa.

"Nah jadi gimana. Lagi galau kan lo Jef. Gue baca dari raut wajah lo tuh kaya lagi ada beban yang berat banget. Walaupun gue baru pertama kali punya cewek nih, gue pintar banget baca raut wajah orang yang lagi galau loh," ujar Alfius panjang lebar seperti seseorang pewawancara.

"Iya deh gue jujur kalau gue galau. Cuma janji yah jangan kasih tau yang lain kalau gue galau. Gue malu kalau nanti gue di gangguin sama mereka," jawab Jefran.

"Kalau sama gue aman deh. Masa lo ga tau sifat gue kaya gimana," ujar Alfius meyakin Jefran.

"Oke lanjut ke topik utama. Jadi bagaimana lo bisa galau? Coba lo cerita sama gue siapa tau gue bisa bantu lo gitu," lanjut Alfius.

"Ga gimana gimana juga sih Al, gue Cuma curiga aja sama orang yang dekat sama Rara. Gue takut aja dia bakal berpindah hati ke tuh cowok," jelas Jefran kepada Alfius.

"Maksud lo si Ezrakiel kan," tanya Alfius dan mendapat anggukan dari Jefran yang artinya iya.

"Gini yah, kalau cewek tuh udah sayang sama seseorang dia ga bakal dengan cepat berpindah hati ke cowok yang notabene baru di kehidupan dia," ujar Lidya dari belakang Jefran dan Alfius.

"He mak lampir. Kalau mau gabung tuh minta permisi atau apaan gitu coba. Eh ini malah langsung masuk aja tanpa permisi," omel Alfius. Ia sempat kaget saat Lidya tiba-tiba muncul dari belakang mereka.

"Kalau ngomong nggak pernah di filter dulu yah. Cantik-cantik gini bisa di bilang mirip mak lampir. Seharusnya mirip Jisoo Blackpink dong baru benar," jawab Lidya tidak terima dengan perkataan Alfius.

"Yang seharusnya marah kan gue bukan lo. Masa orang lagi ngobrol berdua malah langsung datang gabung aja. Minta permisi dong biar sopan," balas Alfius tidak mau kalah.

"Nih yah, kalau gue hitung udah hampir seratus kali deh gue manggil kalian berdua buat gabung tapi malah nggak denger. Ya sudah deh gue dengarin aja kalian ngomong apa terus yang bisa gue jawab langsung gue jawab deh," jelas Rara. Kini Alfius yang malu karena sudah memarahi Lidya.

"Ya sudah gue minta maaf yah. Tadi gue sama Jefran sama terlalu asik ngobrol sampai nggak dengerin lo manggil," ujar Alfius meminta maaf.

"Iya deh gue maafin," jawab Lidya.

"Jadi gimana nih, Jefran lo terima nggak apa yang gue bilang tadi soal perasaan cewek?" Lanjut Lidya menanyakan Jefran.

"Gue sih terima aja apa yang kalian bicarakan. Gue juga kan belum berpengalaman sama kaya kalian. Apalagi gue sama si Rara juga belum ada hubungannya spesial kaya kalian berdua gitu," jawab Rara.

"Apa?" Kaget Lidya dan Alfius bersamaan.

"Jef, lo ga tipu gue sama di Alfius kan?" Tanya Lidya masih heran.

"Buat apa gue bohong sama kalian. Nggak ada untung dan ruginya juga," jawab Jefran.

"Sumpah yah, kita semua nih kira nya lo sama si Rara udah pacaran lama ternyata kalian dekat gitu doang yah," ujar Alfius tak percaya.

"Ya bisa di bilang sih gitu. Jadi gue takut aja kalau tiba-tiba dia bakal berpindah hati ke cowok lain," ujar Jefran pasrah.

"Menurut gue sih lo tinggalin aja dulu dia sama si Kak Ezrakiel. Kan dalam waktu dekat ini kita bakal ujian dan peraturan sekolah ngelarang orang asing masuk ke sekolah kita kecuali sampai parkiran aja. Nah lo usahakan waktu itu buat deketin lagi si Rara biar dia nggak berpindah hati ke Kak Ezrakiel." Lidya memberikan saran.

"Betul tuh kata Lidya, gue sama yang lain bakal bantu deh. Si Wardana juga sekelas sama Rara jadi aman aja gue bakal bantuin," tambah Alfius.

"Makasih yah kalian berdua udah mau bantuin gue," ujar Jefran berterimakasih.

"Aman aja bro, kita kan sahabat. Iya kan Lid."

"Yoi Alfi." Sahut Alfius.

"Kalau gitu yok masuk ke kelas! Sebentar lagi pelajaran PPKn bakal dimulai. Gue gak mau dimarahin karena di duduk di emperan kelas," ujar Lidya kemudian mereka bertiga pun masuk ke dalam kelas.