"Ariela, ada apa?" tanya Rey sambil menggenggam tangan istrinya yang terasa sangat dingin.
Ariela menatap suaminya dengan tatapan kosong. Ada sesuatu yang memang mengganjal pikirannya. Dan Ariela sangat takut. Baru kali ini, wanita cantik ini merasakan sesuatu yang tidak bisa di mengerti.
'Aku takut, Rey. Aku tidak ingin mengecewakan kamu. Bagaimana jika aku tidak bisa hamil?'
Ingin sekali Ariela melontarkan ucapan itu. Tapi, ia tidak memiliki keberanian lagi seperti tadi malam. Hari ini, lidahnya terasa sangat kelu. Tubuhnya terasa begitu kaku. Seolah ia ingin mundur sebelum memulai peperangan ini.
"Ariela," panggil Rey lagi saat tidak mendapatkan jawaban dari sang istri.
"Hmmm, ayo Rey."
Rey masih memerhatikan istrinya. Ia sungguh tidak bisa membaca pikiran sang istri. Yang jelas benar-benar membuatnya merasa sangat aneh.
Rey akan bertanya nanti. Yang terpenting saat ini adalah menemui Dokter untuk penyembuhan mata Ibu mertuanya.