Chereads / WANITA-MALAM / Chapter 15 - Berdebar!

Chapter 15 - Berdebar!

Kedua mata yang saling bertemu itu masih saling memandang satu sama lain. Ariela menatap kedua bola mata Rey yang begitu memikat. Entah pakai mantra apa pria yang ada di sampingnya itu. Ariela seolah terhipnotis dengan sorot matanya yang terlihat lembut.

"Lembut? Apa dia benar-benar lembut?" tanya Ariela di dalam hatinya.

Ariela membuyarkan lamunannya saat tanpa sengaja ada seseorang menabraknya karena mabuk.

Bruugghh!!!

"Aaaahhh …," teriak Ariela kaget. Ia merasa sangat sakit di bagian punggungnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Rey panik. Lalu sorot matanya menatap tajam ke arah pria yang sedang mabuk itu.

"Hei, kalau mabuk jangan di sini!" ucap Rey dengan rahang yang sudah mengeras.

Pria itu seperti tidak mendengar ucapan Rey, ia memilih untuk bangun dan menabrak pengunjung lainnya. Bahkan orang mabuk itu memuntahkan apa yang ada di dalam isi perutnya ke pakaian wanita yang duduk di meja samping Ariela duduk.

"Menjijikan!" ucap Rey yang jadi kesal dan tidak berselera makan.

Ariela jadi tidak enak dengan Rey. Pasalnya, ia yang mengajak pria itu ke sini. Dan tidak biasanya ada yang rusuh seperti ini.

"Mau pergi dari sini?" tanya Ariela.

Rey menghela napasnya. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan tempat ini. Padahal sangat ramai, tapi kenapa ada orang gila seperti pria tadi. Mungkin saja jika tidak ada incident itu Rey ingin sekali bertahan di sini.

Tapi melihat Ariela yang sangat menginginkan makan di tempat ini. Entah kenapa Rey jadi tidak tega. Seharusnya ia bisa menolaknya bukan? Bukankah dia yang memiliki kuasa? Tapi kenapa jika berada di hadapan Ariela, ia merasakan sesuatu yang tidak bisa di mengerti!

"Rey …"

Rey membuyarkan lamunannya. "Tidak apa-apa. Bukankah kamu ingin sekali makan di tempat ini?"

'Ok, kali ini aku akan mengalah. Tapi, lain kali. Kamu yang harus menurut dengan ucapanku, Riela.'

"Anda yakin?" Ariela tidak menyangka jika orang sekelas Rey mau bertahan di tempat ini setelah melihat apa yang terjadi. Padahal Rey berhak menolak ajakannya. Tapi kenapa dia mau melakukannya? Mungkinkah dia jatuh cinta padaku?

Rey mengangguk. Ia melihat ada bangku yang kosong. Sepertinya pindah di tempat itu jauh lebih aman.

"Ariela …, bagaimana kalau kita duduk di sana saja?" unjuk Rey.

Ariela melihat ke mana tangan Rey menunjuk. Ia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua akhirnya pindah ke tempat duduk yang lebih aman. Dipojokkan, tidak akan ada yang mengganggunya.

Begitu makanan datang. Ariela nampak senang. Ia mulai memotong danging yang dikiranya cukup besar dan memanggangnya.

Aroma daging panggangnya sangat harum. Membuat Ariela semakin merasa lapar.

"Di sini dagingnya enak sekali. Rasa bumbunya meresap sampai ke dalam daging. Dan selain bisa makan daging banyak. Di sini juga murah. Jadi tempat ini, sering aku kunjungi bersama Ibu. Beliau sangat sulit jika diajak ke restoran mewah. Jadi kami selalu memutuskan ke tempat ini jika ingin makan banyak daging."

Rey menatap wanita yang ada di hadapannya. Mendengar semua ceritanya. Dan baru kali ini, Rey mendengar ucapan Ariela yang cukup panjang.

"Ini Anda harus mencobanya. Dan saya yakin, Anda pasti ketagihan makan di sini. Walau tempatnya tidak mewah, tapi soal rasa tidak kalah dengan hotel berbintang," ucap Ariela lalu ia memasukkan potongan daging yang sudah matang itu ke dalam mulutnya.

Ariela sangat menikmatinya. Ia cukup bahagia bisa memakan makanan enak di sini. Rey masih tetap diam, entah kenapa ia jadi merasa kenyang saat melihat lahapnya saat Ariela memakan makanan ini.

Ariela menahan sumpitnya di bibirnya. Pandangannya tertuju ke arah pria yang ada di hadapannya.

"Kenapa tidak dimakan? Apa Anda tidak menyukainya?"

Rey membuyarkan lamunannya. "A-aku suka."

Ariela mengambilkan potongan dagingnya lalu meletakkannya di atas piring Rey.

"Pakai saus yang ini tidak terlalu pedas. Dan yang ini sedikit pedas," ucap Ariela sambil menunjuk kedua saus yang ada di hadapannya.

Rey mengangguk. Ia mengambil potongan dagingnya lalu memasukkannya ke dalam saus yang tidak terlalu pedas. Rey mencobanya dan mengunyahnya.

Ariela terus mengamati respon wajah Rey yang tidak bisa ditebak. Apa rasanya pas pada lidah Rey yang sudah terbiasa memakan makanan mahal?

Rey mengambilnya lagi lalu memakannya, menikmatinya dengan lahap tanpa memerhatikan wanita yang ada di hadapannya.

Rey masih tidak menyadari jika Ariela terus memerhatikannya. Rey sangat menikmatinya. Awalnya ia ragu soal makanan di sini. Tapi setelah mencobanya, ternyata benar. Rasanya sangat enak.

Ariela tersenyum, ia kembali memakannya. Entah kenapa, Ariela merasa ada yang aneh. Baru kali ini juga ia mengajak seorang pria untuk makan di sini.

Ariela memanggang dagingnya lagi. Mereka berdua sangat menikmatinya.

"Anda mau tambah beer-nya?"

Rey menganggukkan kepalanya lalu Ariela memanggil seorang pelayan untuk mengambil beernya lagi.

Ariela sangat menikmati malam ini. Ia merasa sangat bahagia. "Benarkah aku bahagia? Aku sendiri tidak pernah berdebar seperti ini saat bersama dengan seorang pria," ucap Ariela di dalam hatinya.

Beer yang dipesan Ariela datang. Ia menuangkan beer itu ke gelas Rey.

Rey mengambilnya lalu meminumnya. "Ternyata benar, makanan di sini sangat enak," ucap Rey jujur.

Ariela tersenyum. Ia jadi merasa senang saat tahu Rey menyukainya.

"Berarti nanti lain waktu kita bisa makan di sini lagi?"

Ariela langsung menggigit bibir bawahnya. Wajahnya langsung merona. Kenapa tiba-tiba ia bisa mengeluarkan ucapan itu.

Ariela merutuki dirinya sendiri. "Dasar bodoh! Apa yang aku pikirkan? Apa aku mabuk hanya karena dua kaleng beer?" umpat Ariela di dalam hatinya.

Rey yang mendengarnya cukup terkejut. Ia mengedipkan kedua matanya dengan cepat sambil memerhatikan wajah wanita yang ada di hadapannya itu.

"Tentu saja, kita akan kembali ke sini jika kamu menginginkannya."

Rey sedang berpikir apa mungkin Ariela sudah menaruh hati padanya? Apa mungkin wanita ini akan memberikan harapan padanya?

Rey mencoba menepiskan pikirannya. Kenapa ia jadi seperti ini.

Mendengar ucapan Rey, hati Ariela kembali berdebar. Ia sungguh tak mengerti kenapa jantungnya bisa tidak normal seperti ini. Rasanya sungguh mendebarkan dan sangat aneh.

Ariela tidak berani menatap pria yang ada di hadapannya. Ia terlalu malu melihat Rey untuk saat ini. Kenapa bibir nakalnya ini bisa-bisanya mengutarakan hal yang tidak masuk akal.

Ariela berharap jika detik ini juga, ia bisa menghilang dari tempat ini.

"Kamu ingin tambah lagi? Kalau tidak, mari kita pulang. Ada hal yang harus saya bicarakan dengan kamu," ucap Rey tanpa mengalihkan pandangannya.

Ariela menganggukkan kepalanya. "Tidak, ayo kita pulang. Saya bayar dulu."

Rey menahan tangan Ariela yang sudah berdiri. "Saya tidak suka jika seorang wanita mengeluarkan uang jika sedang pergi dengan saya."

Ariela jadi merasa tidak enak, karena ia berpikir jika dirinya yang sedang mengajak Rey ke tempat yang diinginkannya saat ini.

Rey menarik tangan Ariela, menggenggamnya. Membuat Ariela tersentak kaget dan ia langsung diam mematung.

Bersambung