Beberapa hari kemudian.
Kondisi Ariela sudah jauh lebih baik. Walau terkadang perasaan buruk kembali datang menghantuinya. Wanita itu berusaha tenang jika seorang Dokter datang untuk memeriksanya.
Seperti saat ini. Ada rasa cemburu di dalam hati Rey karena hingga detik ini istrinya belum mau didekati olehnya. Tapi Dokter tua itu justru dengan bebas menyentuh istrinya saat melakukan pengecekan. Jika tahu akan terjadi hal seperti ini, rasanya Rey ingin sekali menjadi Dokter.
Kedua tangan Rey sudah terkepal karena menahan emosi, jika bukan karena kesembuhan istrinya. Mana mungkin ia mau melakukan hal seperti ini.
Dokter yang menangani Ariela keluar dari ruangan tersebut. Ia berpapasan dengan Rey. Pria paruh baya itu sungguh merasa takut saat melihat sorot mata Rey yang sangat mengerikan sekali.
"Jadi, apa istri saya sudah boleh pulang?" tanya Rey dengan nada yang begitu dingin.