"Lo tau apa yang sebenarnya terjadi 'kan Ay? Makannya lo ninggalin gue… ini yang gue takutin, Ay… ini alasan gue gak mau ngasih tau lo."
Shayna meninggalkannya. Dunia Sagara terasa hampir runtuh. Dia hanya duduk di permukaan lantai kamarnya dengan sorot mata yang sangat kosong. Tak ada kebahagiaan di matanya. Sagara hancur. Sagara runtuh.
Di tengah kehancuran ini, tepukan di pundaknya berhasil membuat Sagara melonjak kaget. Dia tak lagi berada di permukaan lantai, namun sudah ada di ranjang.
"Mas?!" Shayna. Itu suara Shayna.
Sagara membuka mata, menatap Shayna yang ada di hadapannya. sang istri ada di sini. Duduk manis di dekatnya dengan wajah yang terlihat khawatir. Shayna tak pergi, Sagara hanya terlalu takut kehilangan sang istri sampai-sampai memimpikannya. Mimpi yang sangat buruk. Bahkan, mimpi paling buruk dalam hidupnya.
"Ay…" suara Sagara serak. Dua baru sadar bahwa dirinya baru saja menangis. Seketika, pipinya basah. Hidungnya terasa sesak, dan suaranya tercekat.