"Ahhh! Shit!" Sagara menggeram pelan mencapai pelepasannya setelah tiga puluh menit berusaha untuk mencapai.
Dia ambruk di atas tubuh indah Shayna yang kini menjelma bagai kanvas dengan banyaknya bekas lebam di sana.
Itu semua ulah Sagara. Pria yang memaksanya bercinta dengan alasan agar momongannya cepat jadi.
"Udah 'kan?!" Shayna menikmati percintaan tadi. Sungguh, dia tidak berbohong. Namun, rasa gengsi menyelimutinya. Membuat Shayna sulit untuk mengaku.
"Hm. Udah." Sagara berbaring di samping Shayna, membuka ponselnya dan mulai bermain game online.
Melihat hal itu, Shayna merasa sedikit tercengang. Kemarin Sagara tidak seperti ini. Kali pertama mereka melakukannya, Sagara memperlakukan dia dengan sangat manis. Memeluknya penuh kasih sayang, dan membelai rambutnya. Tetapi hari ini? Yang Sagara lakukan justru… mengabaikannya.
Seolah dia adalah seorang pelacur.
Shayna sakit hati. Dia tidak bohong. Gadis itu mengerutkan keningnya, menatap punggung kekar Sagara.
