Chereads / I'll Kill You With My Love / Chapter 28 - Bab 28. Dalam Bahaya.

Chapter 28 - Bab 28. Dalam Bahaya.

"Kalau kak Evan pergi sendirian, lalu kedua mobil yang mengikuti mobil kak Evan tadi, mereka siapa?" tanya Alice yang kini pandangannya beralih ke arah Peter, begitu pula dengan Peter.

Netra Alice dan Peter kini saling bertatapan dan kakak beradik itu merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"SHIT!!!" Peter dan Alice mengumpat bersamaan.

Peter dan Alice baru menyadari kalau saat ini Evan sedang dalam bahaya, kakak beradik itu kemudian berlari kencang keluar dari mansion menuju ke mobil. Peter mengambil alih kemudi sedangkan Alice duduk di bangku penumpang, Peter pun segera menyalakan mesin mobil lalu ia menginjak pedal gas dengan kasar dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia bisa menyusul mobil Evan.

Jantung Peter dan Alice berdebar sangat kencang, kakak beradik itu tidak bisa menyembunyikan rasa kekhawatiran mereka saat tahu kalau Evan saat ini sedang menjadi target serangan musuh. Peter dan Alice tidak menyangka kalau musuh masih terus menyerang tanpa henti dan tak membiarkan mereka hidup dengan tenang barang sejenak.

"Kak Evan memangnya mau pergi kemana malam-malam begini? Dan kenapa kak Peter tidak mencegahnya?" tanya Alice.

"Ceritanya sangat panjang, Alice. Butuh waktu berjam-jam untuk menceritakannya, dan aku sedang sibuk menyetir saat ini. Kalau kamu masih ingin melihat matahari terbit besok, jangan paksa aku untuk mendongeng dan lebih baik siapkan saja senjata untuk melawan musuh," jawab Peter.

Alice memutar bola matanya. "Masih bisa bercanda?! Kakakku memang hebat, paling sebentar lagi kak Peter akan menangis setelah tahu musuh yang kita hadapi ini bukanlah orang yang sembarangan."

Tangan Alice bergerak sangar gesit dan lincah saat mengisi ulang pistol dengan peluru.

"Apa? Kamu bilang apa tadi? Apa kamu tahu mereka siapa?" tanya Peter.

"Ceritannya sangat panjang, Kak Peter. Butuh waktu berjam-jam untuk menceritakannya dan aku sekarang sedang sibuk menyiapkan senjata sekarang inu, dan aku juga tidak pandai untuk mendongeng. Jadi ... kak Peter mengemudi saja dengan benar, agar besok aku masih bisa melihat matahari terbit," jawab Alice yang membalikkan kata-kata Peter

Peter mendengkus kesal dan ia sekilas sedang menatap Alice yang tengah sibuk menyiapkan senjata. "Untung saja kamu adikku, kalau kau bukan adikku. Pasti sudah tenggelamkan kau di laut," omelnya kesal.

"Terima kasih pujiannya. Tapi ... bisakah kak Peter tambah kecepatannya? Bahkan nenek-nenek saja larinya lebih kencang dari pada mobil yang dikendarai kak Peter," sindir Alice.

Peter melirik ke arah speedometer mobilnya yang yang jarumnya menunjuk angka 180 km per jam, pria itu pun menginjak pedal gas semakin dalam sehingga jarum speedometer mobil Peter kembali bergerak di angka 200 km per jam. Mobil Sport milik Peter melaju kencang membelah jalanan kota Roma yang saat ini terlihat lengang dan tidak ada satu pun kendaraan yang melintas.

Di sisi lain ....

CKIIIITTT!! BRAKKK!!

Mobil yang dikendarai Evan mulai mendapat serangan, mobil musuh mulai menghantam mobil bagian belakang Evan secara bertubi-tubi. Akan tetapi mobil yang dikendarai oleh Evan terlihat cukup stabil sehingga saat musuh menabrakkan mobilnya berkali-kali pada mobil yang dikendarai oleh Evan, lelaki itu masih bisa mengendalikan mobilnya agar tidak oleng dan terbalik.

Desingan peluru mulai berterbangan dan mengenai kaca belakang mobil Evan, tapi untungnya peluru tersebut tidak mengenai Evan dan hanya numpang lewat saja. Tangan kanan Evan bergerak mengambil pistol dari balik bajunya, sambil menyetir Evan sesekali menembakkan mobil musuh tapi sayangnya tembakannya meleset karena ia juga harus menyeimbangkan laju mobilnya agar tidak tergelincir.

Evan melirik kaca spion mobilnya, netranya melihat mobil musuh terlihat melambat sehingga terlihat agak tertinggal. Evan pikir ia sudah berhasil lolos dari kejaran musuhnya, akan tetapi pikirannya salah besar, mobil musuh yang tertinggal tadi tiba saja melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga jarak antara mobilnya dan mobil musuh yang tadinya terlihat sangat jauh kini semakin mendekat dan terus mendekat hingga jarak kedua mobil kini saling berdekatan, dan ...

BRAAAKKKK!!

Sebuah tabrakan yang sangat kencang sehingga membuat mobil bagian belakang Evan menjadi ringsek serta membuat mobil yang dikendarai Evan menjadi oleng. Dahi Evan tampak terluka dan mengalirkan darah segar setelah dahinya membentur setir mobil, dan sekali lagi Evan melihat mobil musuh melakukan hal yang sama dengan memperlambat laju mobilnya dan kembali menabrakkan mobil ke mobil Evan.

Dan sayangnya kali ini mobil Evan berhasil tergelincir hingga akhirnya terguling-guling diatas aspal, dan pada akhirnya mobil Evan terhenti. Kaca mobil Evan hancur berkeping-keping dan berserakan di atas aspal, mobil bagian depan mengeluarkan asap tapi untung saja mobil Evan tidak meledak.

Kedua mobil musuh yang bagian depannya juga sudah ringsek tersebut juga berhenti di sekitar mobil Evan, empat orang lelaki berpakaian serba hitam, bertubuh kekar dengan wajah yang terlihat sangat bengis dan kejam terlihat keluar dari kedua mobil tersebut dengan membawa senjata api di tangan mereka.

Di belakang telinga mereka terdapat tato kalajengking dan sama seperti tato pria yang menyerang mansion Evan waktu itu. Keempat lelaki itu membuka paksa pintu mobil dan langsung menarik tubuh Evan keluar dari mobil dengan sangat kasar, pimpinan Cosa Nostra itu kini terluka parah, darah segar mengucur dan membasahi wajahnya.

Tubuh Evan sangat lemah, pria itu tidak pingsan namun juga tak sepenuhnya sadar. Dari bibir Evan terdengar suara rintihan, meski keadaan Evan sudah sangat lemah. Namun keempat penjahat itu tidak merasa iba sama sekali, malah mereka terlihat menodongkan senjata ke kepala Evan.

"Harus kita apakan pemimpin mafia yang sudah tidak berdaya ini? Apakah kita tembak saja? Ataukah kita bakar hidup-hidup? Atau mungkin kita buang saja ke hutan untuk menjadi santapan serigala?" tanya salah seorang penjahat.

Pimpinan penjahat pun tertawa menyeringai. "Aku akan menghancurkan kepalanya dan mayatnya kita buang ke hutan untuk menjadi santapan serigala hutan," jawabnya yang kini disertai tawa yang sangat lantang.

"Ternyata sangat mudah sekali untuk mengalahkan sang pimpinan Cosa Nostra, Evan Luciano. Cepat ambil gambarnya yang sedang tidak berdaya dan kirimkan fotonya kepada Julian dan Matteo sebagai bukti kalau kita sudah berhasil membunuh Evan Luciano,"' titah sang pimpinan.

Salah seorang penjahat kemudian mengambil ponsel pintarnya dan bersiap untuk memfoto, sedangkan satu pria terlihat tengah menjambak rambut Evan dan sedikit mengangkat kepalanya agar bisa terlihat jelas di kamera. Setelah mereka berhasil mengambil foto Evan dan mengirimnya ke nomer Matteo dan Julian barulah mereka benar-benar akab mengeksekusi Evan.

Pimpinan penjahat itu kemudian mengangkat pistolnya dan mengarahkannya tepat ke kepala Evan, tangan pria itu sudah bersiap untuk menarik pelatuk pistolnya. Dan tiba-tiba mobil Peter berhenti mendadak dari jarak beberapa meter di dekat tubuh Evan tergeletak.

Alice segera turun dari mobil, ia mengambil pisau dan langsung melemparkannya ke arah pimpinan penjahat yang sedang menodong Evan.

JLEB ..

"AAAKKKHHH"

Lemparan pisau Alice menancap ke tangan sang pimpinan yang reflek membuang pistolnya ke jalan.

To be continued.