Akhirnya mobil pun berhenti di luar lokasi syuting.
Xie Yunzhou hanya menghela napas saat melihat Shi Xi yang masih tidur dengan nyenyak.
Asisten itu pura-pura tidak tahu apa-apa saat melihat diamnya Xie Yunzhou.
Setelah beberapa saat, Shi Xi pun terbangun dan menyadari ada sesuatu yang tidak beres.
'Sepertinya aku tertidur?'
'Dan lagi, sepertinya aku tertidur di tempat yang salah?'
Shi Xi mendongak dan tersenyum kikuk, "Xie … Xie Yunzhou?"
Xie Yunzhou berkata ringan, "Aku mengantarmu ke lokasi syuting, kebetulan aku lewat sini."
"Terima kasih, Bos!" Shi Xi segera bangkit dari pangkuannya dan menyadari ada yang tidak beres lagi.
"Kenapa aku bisa ngiler saat tidur?!'
Shi Xi menatap celana Xie Yunzhou dengan mata memerah.
Xie Yunzhou mengikuti pandangan gadis itu, raut wajahnya perlahan berubah dingin.
Meskipun celananya berwarna hitam, tapi bekas air liur itu tercetak dengan jelas.
Shi Xi pun meminta maaf dengan tulus, "Maaf, maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja."
'Jangan membuangku ke sungai dan menjadikanku makanan ikan!'
Xie Yunzhou menimpali dengan ekspresi datar, "Aku tahu kamu tidak sengaja. Kamu mendengkur saat tidur barusan."
'Itu bahkan lebih memalukan.'
Mobil itu melaju pergi, meninggalkan Shi Xi sendirian di bawah tiupan angin.
Shi Xi melihat kepergian mobil itu dalam diam. Sebenarnya dia sangat ingin meminta maaf lagi, tapi dia sudah diusir dari mobil.
Dia hario bos besar itu tidak marah dan melemparkannya ke sungai untuk menjadikannya makanan ikan.
"Nona Shi, akhirnya Anda datang juga." Para kru maju mendekat dan menyapanya dengan hormat, "Ayo silahkan rias wajah dan tata rambut Anda dulu."
Shi Xi tersadar kembali dan pergi untuk menata rambutnya dengan tenang.
Saat menata rambut, Shi Xi mengeluarkan naskah dan bersiap untuk menghafal dialognya.
Shi Xi terpaku ketika dia membaca tulisan 'Pangeran Sekolah yang Sombong Jatuh Cinta Padaku' yang dicetak hitam besar di naskah tersebut.
'Apakah masih ada waktu untuk melarikan diri sekarang?'
Begitu membuka naskah, ternyata ini adalah web-drama sekolah. Isinya sangat sesuai dengan judul dramanya. Bai Tian yang polos dan manis memprovokasi seorang pangeran sekolah yang sombong di hari pertamanya sekolah, mereka tak sengaja berciuman bersama. Keduanya saling membenci dan selalu bertengkar, hal itulah yang kemudian menumbuhkan benih-benih cinta di antara keduanya.
Shi Xi berperan sebagai seorang putri sekolah yang cantik dan sombong. Shi Xi selalu menindas Bai Tian, dia menggunakan segala macam cara untuk menjebak Bai Tian.
Shi Xi tidak pernah membayangkan bahwa dia bukan hanya menjadi tokoh utama kejam di dunia nyata, tapi juga berperan sebagai tokoh antagonis dalam sebuah drama.
'Lupakan saja. Aku harus menahannya demi bayaran.'
Selama dia bisa menghasilkan uang, maka dia akan bisa menyingkir dari jangkauan sang tokoh utama. Dia akan mendapat promosi dan gajinya pun akan naik, menikahi pria kaya raya dan mencapai puncak hidupnya!
Setelah selesai merias wajah dan menata rambutnya, Shi Xi menatap presensi dirinya di cermin. Dia merasa dirinya sangat cantik.
Saat bercermin kemarin, dia merasa bahwa wajah polosnya sudah cantik, layaknya bunga lotus di atas air. Tapi setelah wajahnya dirias, dia menjadi semakin cantik dan akan menjadi pusat perhatian di tengah keramaian.
Pantas saja pemilik asli tubuh ini memiliki kepribadian yang buruk dan mampu menjadi selebriti tingkat dua di industri hiburan.
'Lihatlah wajah ini, Tuhan menciptakannya dengan begitu sempurna!'
Shi Xi merasa sangat percaya diri dengan karirnya dalam industri hiburan!
"Adegan berikutnya. Shi Xi, Shi Xi sudah siap belum?" Sutradara berteriak dengan pengeras suara dan rokok yang ada di mulutnya.
Shi Xi bangkit dan berjalan keluar dari ruang ganti.
Untuk sesaat, semua mata staf terpaku melihat kecantikan Shi Xi.
Rambut cokelat panjangnya dikuncir kuda, kulitnya seputih batu giok dengan rona merah muda yang lembut.
Kepercayaan dirinya terpancar, seolah-olah hanya dirinyalah yang ada di sini.
Sutradara itu menatap Shi Xi. Setelah rokoknya habis, dia baru berkata, "Semua kru bersiap. Kita akan mengambil adegan ke-empat."
Para kru langsung tersadar kembali dan melakukan pekerjaan masing-masing.
'Apa gunanya terlihat cantik?'
'Temperamen-nya buruk, kemampuan aktingnya pun buruk. Dia juga terlambat setiap hari dan memperlambat proses syuting.'
Seseorang bahkan menepuk-nepuk bahu pemeran utama pria dengan penuh simpati.