Chereads / Imperfect Marriage / Chapter 23 - MENJADI BAYANGAN

Chapter 23 - MENJADI BAYANGAN

"Kamu hati-hati bawa menantu kesayangan mama," ucap Anita.

"Siap Kanjeng mami," jawab Yusuf. Anita sudah menatap Yusuf dengan tatapan tajamnya. Sedangkan Yusuf hanya membalas dengan senyum manisnya. Hanin dan Yusuf segera pergi dari tempat itu terlihat jelas sejak tadi Hanin menunggu kabar dari suaminya. Hanin hanya takut sesuatu hal yang buruk terjadi pada Galang.

"Nunggu kabar Mas Galang kan kak?" tanya Yusuf. Hanin hanya menganggukkan kepalanya, Yusuf dapat melihat dari sudut matanya. Pria itu hanya menghela nafasnya kesal, dirinya tahu ada di mana Galang saat ini. Dan ketika Yusuf tahu hal itu, dirinya kesal alangkah tega Galang melakukan hal seperti ini kepada Hanun. Pria itu tidak tahu sihir apa yang diberikan oleh Wina kepada Abang sepupunya itu.

"Gak usah di tunggu kak. Dia pasti gak akan pulang, Kakak mending mikirin hal lain yang benar benar berguna."

Hanin menoleh ke arah Yusuf, wanita itu tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Yusuf apa maksudnya mengatakan hal seperti itu.

"Maksud kamu apa?" tanya Hanin.

"Kak Hanin bukan orang bodoh, yang tidak mengerti apa maksud yang aku ucapkan. Kakak pasti mengerti maksudnya apa, berhenti jadi bayangan kak," jawab Yusuf.

Deg!!

Jantung Hanin berdetak sangat kencang, saat mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Yusuf. Wanita itu tidak menyangka jika selama ini, ada orang lain yang tahu bagaimana keadaan rumah tangganya.

"Maaf bukan aku lancang kak. Tapi aku tahu apa yang terjadi sebenarnya, selama ini dengan hubungan kalian. Om Anggoro meminta orang untuk memantau kalian dan aku meminta mereka untuk tidak memberitahukan apa yang terjadi. Om Anggoro dan Tante Anita adalah orang yang begitu penting untuk aku kak." Yusuf menjeda pembicaraannya, pria itu menarik napas dengan begitu panjang.

"Orang orang tersebut selalu memberikan kabar buruk setiap kali tentang hubungan kalian berdua. Apalagi saat di Paris aku tahu apa yang dilakukan Mas Galang, dia dengan teganya membawa wanita murahan itu ke dalam apartemen kalian. Sungguh di situ aku sangat ingin marah kak," ujar Yusuf. Hanin hanya diam, dirinya tidak menyangka jika pernikahan sandiwara ini akhirnya diketahui oleh orang lain.

***

Di sebuah cafe dekat dengan rumah Hanin dan Galang, di sini mereka. Awalnya Hanin mengajak sepupu suaminya untuk berbicara di rumah, tapi Yusuf menolak karena tidak mau menimbulkan fitnah, dan hal membuat Hanin semakin kagum akan adik sepupu suaminya itu.

"Apa maksud kamu berhenti jadi bayangan. Siapa yang jadi bayangan," ucap Hanin. Pertanyaan itu, yang selalu ada dibenak Hanin, sejak tadi ucapan Yusuf benar-benar membuatnya sulit berpikir.

Yusuf duduk dengan tenang, sembari minum matcha latte yang sudah dirinya pesan tadi. Yusuf lalu melirik ke arah Hanin yang menatapnya dengan begitu tajam. Pria itu lalu tersenyum ke arah wajah serius dari kakak iparnya itu.

"Aku benar kan? Aku tidak tahu ada perjanjian apa antara yang Kak Hanin dan Mas Galang buat, sehingga kalian bersikap berbeda apalagi saat menikah sikap dulu dan sekarang sangat berbeda. Yang bisa aku simpulkan di sini, kakak menjadi bayangan untuk hubungan Mas Galang dengan wanita murahan itu."

"Wanita murahan yang kamu sebut itu adalah saudara saya." Suara Hanin sedikit tinggi, karena ucapan yang dilontarkan oleh Yusuf.

"Sorry kak. Aku gak maksud menghina dia, tapi apa yang aku katakan memang benar. Tidak ada wanita yang dengan rela disentuh oleh pria lain. Apalagi dirinya sudah menjadi kekasih orang lain."

"Maksud kamu apa. Aku gak ngerti," ucap Hanin.

Yusuf meletakkan cangkir minumannya, pria itu lalu merubah posisi duduknya agar lebih nyaman. Sepertinya malam ini akan panjang, Yusuf sengaja mengantar Hanin supaya bisa lebih banyak berbicara dengan Kakak iparnya itu. Yusuf tidak tega melihat Hanin yang selalu menjadi nomor dua dalam hubungan mereka.

Yusuf menceritakan semuanya apa yang dirinya ketahui tentang Winaa. Sungguh saat mendengar cerita yang disampaikan oleh Yusuf membuat Hanin tidak menyangka akan hal tersebut.

***

Sepanjang jalan menuju, rumah Hanin hanya diam mencernah setiap kata yang dia dengar dari Yusuf sebelumnya, Haninm bingung harus bersikap seperti apa, dirinya juga tidak mungkin melakukan hal itu.

"Kakak harus bisa memikirkan hal tersebut, buat Mas Galang jatuh cinta kepada Kakak supaya Mas Galanh bisa lepas dari wanita itu, apa kakak tega melihat Tante Anita sedih ketika tahu kalian berdua nantinya akan bercerai. Tolong pikirkan lagi perkataanku tadi," ucap Yusuf.

Hanin tersenyum ke arah Yusuf dan berkata. "Terima kasih ya. Kamu hati hati dijalan," jawabnya lalu keluar dari mobil. Yusuf menganggukkan kepalanya, lalu melajukan mobilnya pergi dari tempat tersebut.

Hanin mengeluarkan ponselnya, melihat tidak ada balasan dari sang suami sedikit pun. Hanin kembali menelpon Galang, namun lagi dan lagi panggilan tidak terjawab.

"Kamu di mana Mas."

Di rumah sakit, Galang sedang menemani Wina. Pria itu bahkan tidak bisa bergerak sedikit pun, karena setiap kali dirinya pergi Wina akan terbangun dari tidurnya.

Wina selalu saja bersikap manja seperti saat ini, jika dirinya sakit hal ini sudah sering terjadi. Dengan usapan penuh cinta Galang mengusap kepala Wina, sesekali pria itu mendaratkan bibirnya ke dahi Anita.

"Cepat sembuh sayang," ucap Galang.

Saat ini Galang mencoba meninggalkan Wina seorang diri di dalam kamar, terlihat wanita itu sudah tertidur dengan sangat lelap. Galang lalu segera pergi ke kantin rumah sakit, untuk membeli kopi.

Sesampainya di kantin, Galang segera memesan kopi hitam lalu duduk di salah satu bangku kosong di sana. Pria itu lalu mengeluarkan handphonenya, sudah banyak panggilan tak terjawab dari sang mama dan juga Yusuf.

"Ini pasti Mama marah," gumamnya.

Lalu dilihatnya lagi, panggilan dari Hanin. Sudah tidak terhitung bukan hanya panggilan tapi pesan singkat yang dikirim istrinya itu juga sudah banyak. Tapi pesan singkat terakhir yang dikirim oleh Hanin benar benar membuat Malik kehilangan oksigen. Pria itu kaget dengan apa yang tertera di sana.

'Bagaimana keadaan Wina Mas? Semoga segera pulih ya, kamu jangan lupa istirahat. Sehat buat kalian berdua'

Membaca pesan itu, membuat sudut hati Galang ngilu. Entah mengapa dirinya tidak suka dengan pesan singkat yang dikirim oleh sang istri. Segera Galang menelpon nomor Hanin, namun tidak dijawab berulang kali Galang terus saja mencoba tapi tetap saja hasilnya nihil. Istrinya itu tidak menjawab panggilan telepon.

Di sisi lain, Hanin hanya bisa melihat ponselnya yang menyala. Tidak ada sedikit niat pun, dari dirinya untuk mengangkat panggilan tersebut.

Air mata Hanin mengalir, wanita itu kembali menangis sesampai di dalam rumah. Seseorang dengan nomor tidak dikenal mengirimkan foto Galang memeluk Wina dengan posesif, Hanin yang ingin percaya dengan suaminya namun nyatanya tidak bisa.

'Kamu udah tidur? Besok Mas akan menjelaskan semuanya'

Pesan itu hanya di lihat oleh Hanin, tanpa mau dirinya buka sedikit pun. Deretan kalimat yang dikirimkan oleh Galang, semakin membuat perasaan Dita tidak menentu.

"Apa aku hanya bayangan kalian Mas," gumamnya.

###

Selamat membaca dan terima kasih, yang mau kasih power stone dan dukung cerita ini, boleh banget yaa.